Berkat BI, Dolar Singapura Akhirnya Rontok ke Rp 10.200/SG$

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
03 March 2020 11:06
Senin kemarin, dolar Singapura sebenarnya sempat menguat 0,8% ke Rp 10.369,01/SG$,
Foto: Dolar Singapura (REUTERS/Thomas White)
Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar dolar Singapura melemah lagi melawan rupiah pada perdagangan Selasa (3/3/2020) melanjutkan pelemahan awal pekan kemarin.

Pada pukul 10:20 WIB, SG$ 1 setara Rp 10.209,80, dolar Singapura melemah 0,44% di pasar spot, melansir data Refinitiv. Sebelumnya, dolar Singapura bahkan sempat melemah ke Rp 10.199,09/SG$ atau melemah 0,54%. 

Senin kemarin, dolar Singapura sebenarnya sempat menguat 0,8% ke Rp 10.369,01/SG$, level tersebut merupakan yang terkuat sejak 13 Desember 2019. Dolar Singapura akhirnya berbalik melemah 0,32% ke Rp 10.254,57/SG$ setelah Bank Indonesia (BI) menggelontorkan stimulus moneter untuk meredam dampak virus corona ke perekonomian.



Dalam konferensi pers setelah Rapat Dewan Gubernur (RDG) Senin kemarin, Gubernur BI Perry Warjiyo mengumumkan lima kebijakan yang akan diterapkan guna meredam dampak virus corona.

Pertama adalah meningkatkan intensitas intervensi di pasar keuangan baik di pasar spot, Domestic Non-Deliverable Forwards (DNDF), dan obligasi pemerintah atau Surat Berharga Negara (SBN).


Kedua adalah menurunkan Giro Wajib Minimum (GWM) valas dari 8% terhadap Dana Pihak Ketiga (DPK) menjadi 4% DPK, berlaku mulai 16 Maret. Penurunan ini akan meningkatkan likuiditas valas di perbankan US$ 3,2 miliar.

"Kami harapkan ini akan memperkuat stabilitas nilai tukar rupiah. Perbankan akan lebih mampu memasok pasar valas," kata Perry.



Ketiga adalah BI juga menurunkan GWM rupiah sebesar 50 basis poin (bps) khusus kepada bank yang melakukan kegiatan ekspor-impor, berlaku mulai 1 April selama sembilan bulan. BI menilai eksportir dan importir memang kesulitan setelah merebaknya virus corona.

"Importir yang semula ingin mengimpor dari China kalau mau mengimpor dari negara lain biayanya lebih mahal. Penurunan 50 bps ini dapat mempermudah dunia usaha melalui biaya yang lebih murah. Bank akan lebih mampu membiayai kegiatan ekspor-impor sekaligus mengompensasi kenaikan biaya tadi," jelas Perry.

Keempat, BI memperluas jenis dan cakupan underlying investor asing di dalam melakukan lindung nilai, termasuk kalau mau masuk ke pasar DNDF. Memang kalau ingin mengakses DNDF, partisipan harus punya underlying yang jelas seperti kebutuhan impor, pembayaran utang luar negeri, dan sebagainya.

"Bagi investor asing yang menjual kepemilikan SBN dan memasukkan ke rekening rupiah di Indonesia, bisa digunakan sebagai underlying DNDF. Bagi investor asing, tidak perlu melakukan indung nilai melalui offshore NDF," tegas Perry.

Langkah kelima, demikian Perry, adalah investor global dapat menggunakan bank kustodi baik global maupun domestik dalam melakukan kegiatan investasi di Indonesia. Jadi tidak hanya bank asing, bank lokal juga sudah mampu menyediakan jasa kustodi.

Berkat kebijakan tersebut, rupiah langsung kembali perkasa dan berlanjut pada hingga hari ini.

TIM RISET CNBC INDONESIA

[Gambas:Video CNBC]




(pap/tas) Next Article Kurs Dolar Singapura Tembus Rp 11.500, Termahal dalam Sejarah

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular