
Kisah Rupiah: Januari Ceria, Februari Merana, Maret Gimana?
Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
02 March 2020 13:59

Jakarta, CNBC Indonesia - Rupiah bergerak seperti roller coaster melawan dolar Amerika Serikat (AS) di 2 bulan pertama tahun 2020. Di Januari, rupiah menjadi mata uang dengan kinerja terbaik di dunia setelah sempat menguat 2,29% melawan dolar AS. Mata Uang Garuda juga sempat menyentuh level terkuat 2 tahun Rp 13.565/US$ pada 24 Januari lalu.
Penguatan rupiah kala itu dipicu derasnya aliran modal yang masuk ke Indonesia berkat imbal hasil (yield) obligasi yang relatif tinggi. Selain itu, kondisi ekonomi global yang diprediksi membaik juga membuat pelaku pasar masuk ke aset berimbal hasil tinggi, sehingga aliran modal deras masuk ke RI.
Kinerja sebaliknya terjadi pada bulan Februari, rupiah jeblok khususnya sepanjang pekan lalu. Di bulan Februari rupiah ambles 5,05%. Akibatnya, rupiah masuk ke zona merah secara year-to-date (ytd).
Jika di bulan Januari terjadi inflow yang cukup besar, di bulan Februari justru terjadi outflow yang membuat rupiah K.O.
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo di kantornya pada Jumat (28/2/2020) menjelaskan sepanjang bulan Februari hingga tanggal 27 lalu terjadi outflow Rp 26,2 triliun di pasar obligasi atau Surat Berharga Negara (SBN), dan Rp 4,1 triliun.
Sementara sepanjang bulan Januari masih terjadi inflow sehingga secara year-to-date terjadi outflow Rp 11 triliun di SBN dan 1,6 triliun di saham.
Kecemasan akan penyebaran wabah virus corona di luar China membuat sentimen pelaku pasar memburuk dan rupiah akhirnya terpuruk di bulan Februari.
Di bulan Maret ini rupiah mendapat tantangan yang cukup berat. Jika melihat 10 tahun ke belakang, sejak tahun 2011 pergerakan rupiah bervariasi di bulan Maret. Mata Uang Garuda mencatat penguatan sebanyak 5 kali sementara melemah 4 kali.
Apalagi dengan memburuknya sentimen pelaku pasar akibat lonjakan kasus virus corona di luar China, bahkan kini sudah masuk ke Indonesia. Rupiah langsung jeblok ke Rp 14.415/US$ pada hari ini, dan berada di level terlemah dalam 9 bulan terakhir.
Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) mengonfirmasi korban pertama virus corona di Indonesia. Ada dua orang warga, ibu dan anak.
"Dicek dan tadi pagi saya dapat laporan dari Pak Menkes bahwa ibu ini dan putrinya positif corona," kata Jokowi tanpa menjelaskan lebih detil, Senin (2/3/2020).
Lonjakan kasus virus corona terjadi di Korea Selatan (Korsel), Italia, dan Iran. Berdasarkan data dari Johns Hopkins CSSE jumlah kasus virus corona di Korsel kini mencapai 4.212 kasus, dengan 17 orang meninggal dunia, di Italia ada 1.694 kasus dengan 34 orang meninggal dunia, dan Iran 978 kasus dengan 54 orang meninggal dunia.
Jumlah korban meninggal di Iran kini menjadi yang terbanyak kedua setelah China yang merupakan pusat wabah virus corona.
Secara global, virus corona sudah memakan korban jiwa lebih dari 3.000 orang, dan menjangkiti lebih dari 89.000 orang.
Penguatan rupiah kala itu dipicu derasnya aliran modal yang masuk ke Indonesia berkat imbal hasil (yield) obligasi yang relatif tinggi. Selain itu, kondisi ekonomi global yang diprediksi membaik juga membuat pelaku pasar masuk ke aset berimbal hasil tinggi, sehingga aliran modal deras masuk ke RI.
Kinerja sebaliknya terjadi pada bulan Februari, rupiah jeblok khususnya sepanjang pekan lalu. Di bulan Februari rupiah ambles 5,05%. Akibatnya, rupiah masuk ke zona merah secara year-to-date (ytd).
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo di kantornya pada Jumat (28/2/2020) menjelaskan sepanjang bulan Februari hingga tanggal 27 lalu terjadi outflow Rp 26,2 triliun di pasar obligasi atau Surat Berharga Negara (SBN), dan Rp 4,1 triliun.
Sementara sepanjang bulan Januari masih terjadi inflow sehingga secara year-to-date terjadi outflow Rp 11 triliun di SBN dan 1,6 triliun di saham.
Kecemasan akan penyebaran wabah virus corona di luar China membuat sentimen pelaku pasar memburuk dan rupiah akhirnya terpuruk di bulan Februari.
Di bulan Maret ini rupiah mendapat tantangan yang cukup berat. Jika melihat 10 tahun ke belakang, sejak tahun 2011 pergerakan rupiah bervariasi di bulan Maret. Mata Uang Garuda mencatat penguatan sebanyak 5 kali sementara melemah 4 kali.
Apalagi dengan memburuknya sentimen pelaku pasar akibat lonjakan kasus virus corona di luar China, bahkan kini sudah masuk ke Indonesia. Rupiah langsung jeblok ke Rp 14.415/US$ pada hari ini, dan berada di level terlemah dalam 9 bulan terakhir.
Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) mengonfirmasi korban pertama virus corona di Indonesia. Ada dua orang warga, ibu dan anak.
"Dicek dan tadi pagi saya dapat laporan dari Pak Menkes bahwa ibu ini dan putrinya positif corona," kata Jokowi tanpa menjelaskan lebih detil, Senin (2/3/2020).
Lonjakan kasus virus corona terjadi di Korea Selatan (Korsel), Italia, dan Iran. Berdasarkan data dari Johns Hopkins CSSE jumlah kasus virus corona di Korsel kini mencapai 4.212 kasus, dengan 17 orang meninggal dunia, di Italia ada 1.694 kasus dengan 34 orang meninggal dunia, dan Iran 978 kasus dengan 54 orang meninggal dunia.
Jumlah korban meninggal di Iran kini menjadi yang terbanyak kedua setelah China yang merupakan pusat wabah virus corona.
Secara global, virus corona sudah memakan korban jiwa lebih dari 3.000 orang, dan menjangkiti lebih dari 89.000 orang.
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular