
Kejatuhan Rupiah Makin Dalam, Tembus Juga ke Rp 14.300/US$
Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
28 February 2020 14:41

Jakarta, CNBCÂ Indonesia - Nilai tukar rupiah melemah tajam melawan dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Jumat (28/2/2020) hingga menyentuh level terlemah sejak 15 Agustus 2019.
Rupiah membuka perdagangan dengan melemah 0,14% di level Rp 14.050/US$, tetapi tidak lama langsung jeblok. Pada pukul 14:28 WIB Mata Uang Garuda sudah merosot 1,92% ke level Rp 14.300/US$. Sepanjang pekan ini, rupiah sudah anjlok 3,87%.
Jika melihat lebih ke belakang, hingga hari ini rupiah sudah melemah 9 hari beruntun, dengan total pelemahan nyaris 4,68%.
Pelemahan tersebut terbilang signifikan membuat grafik rupiah (USD/IDR) meroket naik.
Sedihnya lagi, rupiah kini mencatat pelemahan secara year-to-date atau sejak awal tahun sebesar 3,02%. Padahal di bulan Januari lalu, rupiah menjadi mata uang terbaik di dunia dengan penguatan 2,29% melawan dolar AS.
Wabah virus corona yang menyebar di luar China membuat pelaku pasar cemas dan melakukan aksi jual di bursa saham dan pasar obligasi. Dampaknya aliran modal yang dulu masuk deras ke dalam negeri dan membuat rupiah menguat kini berbalik keluar dan menekan Mata Uang Garuda.
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo di kantornya hari ini menjelaskan di bulan ini hingga 27 Februari kemarin terjadi outflow Rp 26,2 triliun di pasar obligasi atau Surat Berharga Negara (SBN), dan Rp 4,1 triliun.
Sementara sepanjang bulan Januari masih terjadi inflow sehingga secara year-to-date terjadi outflow Rp 11 triliun di SBN dan 1,6 triliun di saham.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/dru) Next Article Sentuh Rp 16.500/US$, Rupiah Terus Terpuruk
Rupiah membuka perdagangan dengan melemah 0,14% di level Rp 14.050/US$, tetapi tidak lama langsung jeblok. Pada pukul 14:28 WIB Mata Uang Garuda sudah merosot 1,92% ke level Rp 14.300/US$. Sepanjang pekan ini, rupiah sudah anjlok 3,87%.
Jika melihat lebih ke belakang, hingga hari ini rupiah sudah melemah 9 hari beruntun, dengan total pelemahan nyaris 4,68%.
Sedihnya lagi, rupiah kini mencatat pelemahan secara year-to-date atau sejak awal tahun sebesar 3,02%. Padahal di bulan Januari lalu, rupiah menjadi mata uang terbaik di dunia dengan penguatan 2,29% melawan dolar AS.
Wabah virus corona yang menyebar di luar China membuat pelaku pasar cemas dan melakukan aksi jual di bursa saham dan pasar obligasi. Dampaknya aliran modal yang dulu masuk deras ke dalam negeri dan membuat rupiah menguat kini berbalik keluar dan menekan Mata Uang Garuda.
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo di kantornya hari ini menjelaskan di bulan ini hingga 27 Februari kemarin terjadi outflow Rp 26,2 triliun di pasar obligasi atau Surat Berharga Negara (SBN), dan Rp 4,1 triliun.
Sementara sepanjang bulan Januari masih terjadi inflow sehingga secara year-to-date terjadi outflow Rp 11 triliun di SBN dan 1,6 triliun di saham.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/dru) Next Article Sentuh Rp 16.500/US$, Rupiah Terus Terpuruk
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular