Dapat 'Bantuan' dari Donald Trump, Rupiah Ceraikan Zona Merah

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
27 February 2020 08:12
Donald Trump Berikan Harapan
Presiden AS Donald Trump. (AP Photo/Evan Vucci)
Sepertinya pelaku pasar agak tenang setelah menyimak keterangan Presiden AS Donald Trump. Sang presiden Negeri Adidaya ke-45 menegaskan risiko virus corona di AS sangat rendah.

Mengutip data satelit pemetaan ArcGis per pukul 07:43 WIB, jumlah kasus virus corona di seluruh dunia adalah 81.404. Di AS terdapat 60 kasus dan belum ada korban meninggal.


"Risiko kepada rakyat AS tetap sangat rendah. Kami siap beradaptasi dan melakukan apa yang kami bisa jika wabah menyebar. Apa pun yang terjadi, kami sangat siap," tegas Trump, seperti diberitakan Reuters.

Sebelumnya, Penasihat Ekonomi Gedung Putih Lawrence 'Larry' Kudlow menegaskan bahwa AS bakal mampu menghadapi tantangan yang bernama virus corona. Bahkan dia memperkirakan bank sentral AS (The Federal Reserves/The Fed) tidak perlu sampai memberi stimulus moneter berupa penurunan suku bunga acuan.

"(Virus corona) sangat terkendali di AS. Saya bahkan belum mendengar The Fed akan membuat langkah panik," ujarnya, seperti dikutip dari CNBC International.

Richard Clarida, Wakil Ketua The Fed, mengatakan pihaknya terus memantau perkembangan terkini dari penyebaran virus corona. Namun sejauh ini belum ada kebijakan yang dibuat.

"Kami memonitor dengan saksama mengenai penyebaran virus corona. Namun terlalu dini untuk berspekulasi mengenai dampaknya dan apakah cukup besar untuk mengubah proyeksi kami. Saat ini, perekonomian dan kebijakan moneter AS dalam posisi yang tepat," kata Clarida, seperti diberitakan Reuters.

Kinerja perekonomian AS memang tetap oke-oke saja saat negara-negara lain mulai mengendur akibat terpaan virus corona. Pada Januari, penjualan rumah baru di AS naik 7,9% month-on-month menjadi 764.000 unit. Ini adalah rekor penjualan tertinggi sejak Juli 2007.



Seiring peningkatan penjualan, permohonan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) juga naik. Pada pekan yang berakhir 21 Februari, pengajuan KPR tumbuh 1,5% dibandingkan minggu sebelumnya. Masyarakat AS juga bisa menikmati bunga yang lebih murah, karena terjadi penurunan 4 basis poin (bps) ke 3,73% untuk tenor 30 tahun.

Jadi walau China dan negara-negara lainnya melambat, sepertinya AS masih bisa menjadi lokomotif pertumbuhan ekonomi dunia. Masih ada harapan, dan harapan itu bernama AS.

Kekhawatiran pelaku pasar yang agak mereda membuat minat ke instrumen berisiko kembali tumbuh. Arus modal pun mulai memasuki pasar keuangan Asia, yang membuat mata uang Benua Kuning ramai-ramai menguat, termasuk rupiah.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(aji/aji)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular