Analisis

Melemah lagi, Hati-hati Rupiah Bisa ke Rp 13.950/US$

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
26 February 2020 13:14
Melemah lagi, Hati-hati Rupiah Bisa ke Rp 13.950/US$
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki
Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah kembali melemah melawan dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Rabiu (26/2/2020) setelah melemah dalam enam hari beruntun.

Rupiah membuka perdagangan dengan melemah 0,07% di Rp 13.880/US$, depresiasi tersebut semakin membengkak menjadi 0,29% ke Rp 13.910/US$, dan tertahan di level tersebut hingga pukul 12:00 WIB.

Akibat pelemahan hari ini, rupiah kin berbalik melemah 0,22% secara year-to-date, padahal pada bulan Januari lalu sempat menguat lebih dari 2% dan menjadi mata uang dengan kinerja terbaik di dunia.

Rupiah terus mengalami tekanan setelah wabah virus corona menyebar dengan pesat di luar China, khususnya di Korea Selatan.



Berdasarkan data dari satelit pemetaan ArcGis dari John Hopkins CSSE, jumlah kasus Covid-19 di Korsel kini mencapai 1.146 orang, dengan 10 orang meninggal dunia. Korsel kini menjadi negara dengan jumlah kasus virus corona terbanyak kedua setelah China yang menjadi pusat wabah tersebut.

Kasus corona terbaru yang terjadi di Korea Selatan membuat pelaku pasar cemas, sebabnya dalam beberapa hari terakhir jumlah korban meningkat pesat. Kabar buruk bagi RI, Korea Selatan merupakan tujuan ekspor terbesar ke-tujuh, yang berkontribusi 3,78% dari total ekspor.

Ini berarti, sudah ada 4 negara tujuan ekspor utama yang mengalami kasus virus corona, dan semuanya terancam mengalami pelambatan ekonomi.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), nilai ekspor RI ke China di bulan Januari sebesar US$ 2,1 miliar, mengalami penurunan signifikan sebesar 9,15% dari bulan Desember 2019. Seperti di ketahui sebelumnya, virus corona mulai menyebar di China sejak pertengahan Januari lalu. Nilai ekspor ke China berkontribusi sebesar 16,69% dari total ekspor.



Jepang merupakan negara tujuan ekspor terbesar ketiga RI, dengan kontribusi sebesar 8,88% dari total ekspor, dan Singapura menjadi pasar terbesar kelima dan ke-tujuh dengan kontribusi 5,95%.

Selain itu, virus corona juga menghasilkan "produk turunan" yakni pelambatan ekonomi. Empat negara tujuan ekspor RI tersebut berisiko mengalami pelambatan ekonomi, bahkan ada ancaman resesi di Jepang dan Singapura

Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, dalam acara Economic Outlook 2020 CNBC Indonesia menyatakan jika perekonomian China melambat 1%, maka pertumbuhan ekonomi RI bisa terpangkas 0,3-0,6%.

Itu baru China saja, belum lagi negara-negara lainnya, tentunya ekonomi Indonesia bisa lebih tertekan. Akibatnya rupiah terus mengalami pelemahan.

[Gambas:Video CNBC]






Melihat grafik harian, rupiah (USD/IDR) kini menguji batas bawah pola Descending Triangle Rp 13.885/US$ sejak awal pekan ini. Di akhir perdagangan 2019, rupiah berhasil menembus ke bawah level tersebut, hingga akhirnya terus menguat. 

Dalam dua hari terakhir rupiah selalu mengakhiri perdagangan di bawah level tersebut, risiko pelemahan akan semakin membesar jika rupiah pada hari ini ditutup di atas Rp 13.885/US$. 

Grafik: Rupiah (USD/IDR) Harian
Sumber: Refinitiv


Selain itu, sepanjang bulan ini, rupiah membentuk dua kali pola White Marubozu. Pada 3 Februari lalu, rupiah membuka perdagangan di level Rp 13.660/US$ dan mengakhiri perdagangan di Rp 13.740/US$. Level pembukaan dan penutupan tersebut sekaligus menjadi yang terlemah dan terkuat sehingga secara teknikal membentuk pola White Marubozu.

Hal yang sama juga terjadi pada 21 Februari lalu. White Marubozu kerap dijadikan sinyal harga suatu instrumen akan naik lebih lanjut. Dalam hal ini, nilai tukar dolar AS menguat melawan rupiah. 

Target pelemahan rupiah jika mengakhiri perdagangan di atas level Rp 13.885/US$ adalah Rp 13.950/US$.


Sementara jika melihat pergerakan 1 jam, indikator stochastic berada di wilayah jenuh beli (overbought). 

Grafik: Rupiah (USD/IDR) 1 Jam
Sumber: Refinitiv


Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah overbought untuk pasangan USD/IDR, itu menjadi sinyal harga akan turun, sehingga rupiah berpeluang memangkas pelemahan. 

Jika kembali ke bawah Rp 13.885/US$ secara meyakinkan, rupiah berpeluang memangkas pelemahan menuju Rp 13.855/US$.

Sementara jika mampu melewati Rp 13.910/US$ secara meyakinkan, rupiah berisiko melemah ke Rp 13.930/US$. 

Sekali lagi, jika rupiah nanti mengakhiri perdagangan di atas Rp 13.885/US$, Mata Uang Garuda berisiko semakin tertekan dengan target ke Rp 13.950/US$.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


[Gambas:Video CNBC]





(pap/pap) Next Article Keren! Penguatan Rupiah Nomor Wahid di Dunia

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular