
Gara-gara Corona, Rupiah from Hero to Zero!
Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
25 February 2020 12:28

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah kembali melemah melawan dolar Amerika serikat (AS) pada perdagangan Selasa (25/2/2020). Bahkan secara year-to-date atau sejak awal tahun hingga kini rupiah sudah masuk ke zona merah. Pada pukul 11:24 WIB, US$ 1 setara Rp 13.895, rupiah melemah 0,22% di pasar spot melansir data Refinitif.
Rupiah pada 24 Januari lalu mencapai level terkuat dalam dua tahun terakhir Rp 13.565/US$, sekaligus menjadi mata uang terbaik di dunia setelah mencatat penguatan 2,27%. Namun, di bulan Februari rupiah melempem dan terus tertekan hingga berbalik melemah 0,07% jika dilihat dari posisi penutupan akhir tahun lalu. Rupiah from hero to zero.
Buruknya kinerja rupiah terjadi akibat meluasnya wabah virus corona atau Covid-19 di luar China.
Wabah virus corona yang mengganas di Korea Selatan (Korsel) menjadi salah satu penyebab buruknya kinerja rupiah sejak kemarin.
Berdasarkan data dari satelit pemetaan ArcGis dari John Hopkins CSSE, jumlah kasus Covid-19 di Korsel kini mencapai 893 orang, dengan 8 orang meninggal dunia. Korsel kini menjadi negara dengan jumlah kasus virus corona terbanyak kedua setelah China yang menjadi pusat wabah tersebut.
Kasus corona terbaru yang terjadi di Korea Selatan membuat pelaku pasar cemas, sebabnya dalam beberapa hari terakhir jumlah korban meningkat pesat. Kabar buruk bagi RI, Korea Selatan merupakan tujuan ekspor terbesar ke-tujuh, yang berkontribusi 3,78% dari total ekspor.
Ini berarti, sudah ada 4 negara tujuan ekspor utama yang mengalami kasus virus corona, dan semuanya terancam mengalami pelambatan ekonomi.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), nilai ekspor RI ke China di bulan Januari sebesar US$ 2,1 miliar, mengalami penurunan signifikan sebesar 9,15% dari bulan Desember 2019. Seperti di ketahui sebelumnya, virus corona mulai menyebar di China sejak pertengahan Januari lalu. Nilai ekspor ke China berkontribusi sebesar 16,69% dari total ekspor.
Jepang merupakan negara tujuan ekspor terbesar ketiga RI, dengan kontribusi sebesar 8,88% dari total ekspor, dan Singapura menjadi pasar terbesar kelima dan ke-tujuh dengan kontribusi 5,95%. Semua negara tersebut kini berisiko mengalami pelambatan ekonomi, bahkan Singapura dan Jepang terancam mengalami resesi.
Akibatnya risiko pelambatan ekonomi negara-negara tersebut, pasar ekspor RI berisiko tergerus, dan rupiah mendapat pukulan telak.
Rupiah pada 24 Januari lalu mencapai level terkuat dalam dua tahun terakhir Rp 13.565/US$, sekaligus menjadi mata uang terbaik di dunia setelah mencatat penguatan 2,27%. Namun, di bulan Februari rupiah melempem dan terus tertekan hingga berbalik melemah 0,07% jika dilihat dari posisi penutupan akhir tahun lalu. Rupiah from hero to zero.
Buruknya kinerja rupiah terjadi akibat meluasnya wabah virus corona atau Covid-19 di luar China.
Wabah virus corona yang mengganas di Korea Selatan (Korsel) menjadi salah satu penyebab buruknya kinerja rupiah sejak kemarin.
Berdasarkan data dari satelit pemetaan ArcGis dari John Hopkins CSSE, jumlah kasus Covid-19 di Korsel kini mencapai 893 orang, dengan 8 orang meninggal dunia. Korsel kini menjadi negara dengan jumlah kasus virus corona terbanyak kedua setelah China yang menjadi pusat wabah tersebut.
Kasus corona terbaru yang terjadi di Korea Selatan membuat pelaku pasar cemas, sebabnya dalam beberapa hari terakhir jumlah korban meningkat pesat. Kabar buruk bagi RI, Korea Selatan merupakan tujuan ekspor terbesar ke-tujuh, yang berkontribusi 3,78% dari total ekspor.
Ini berarti, sudah ada 4 negara tujuan ekspor utama yang mengalami kasus virus corona, dan semuanya terancam mengalami pelambatan ekonomi.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), nilai ekspor RI ke China di bulan Januari sebesar US$ 2,1 miliar, mengalami penurunan signifikan sebesar 9,15% dari bulan Desember 2019. Seperti di ketahui sebelumnya, virus corona mulai menyebar di China sejak pertengahan Januari lalu. Nilai ekspor ke China berkontribusi sebesar 16,69% dari total ekspor.
Jepang merupakan negara tujuan ekspor terbesar ketiga RI, dengan kontribusi sebesar 8,88% dari total ekspor, dan Singapura menjadi pasar terbesar kelima dan ke-tujuh dengan kontribusi 5,95%. Semua negara tersebut kini berisiko mengalami pelambatan ekonomi, bahkan Singapura dan Jepang terancam mengalami resesi.
Akibatnya risiko pelambatan ekonomi negara-negara tersebut, pasar ekspor RI berisiko tergerus, dan rupiah mendapat pukulan telak.
Next Page
Rupiah Menguji Batas Bawahnya
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular