Usai Babak Belur, Dolar Singapura 'Balas Dendam' ke Rupiah

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
25 February 2020 06:50
Setelah beberapa pekan lalu terdepresiasi dalam hingga menembus di bawah Rp 9.800/SG$, dolar Singapura bangkit.
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki
Jakarta, CNBC Indonesia - Setelah beberapa pekan lalu terdepresiasi dalam hingga menembus di bawah Rp 9.800/SG$, nilai tukar dolar Singapura mulai menguat tajam melawan rupiah pada perdagangan Senin kemarin (24/2/2020).

Dolar Singapura sempat menguat 0,81% ke Rp 9.915,76/SG$ di pasar spot pada hari ini melansir data Refinitiv. Posisi tersebut sedikit terkoreksi pada pukul 15:03 WIB menjadi 9.900.21/SG$ atau menguat 0,66%.

Sebelumnya pada pekan lalu mata uang Negeri Merlion menyentuh level Rp 9.738,78/SG$ yang merupakan level terendah sejak Juli 2017. Ekonomi Singapura yang terancam mengalami resesi akibat wabah virus corona terus menekan nilai tukar mata uangnya.

Wabah virus corona yang berpusat di China diprediksi akan memangkas pertumbuhan ekonomi Negeri Tiongkok di tahun ini, dan itu menjadi kabar buruk bagi Singapura.



Menteri Perdagangan dan Industri Singapura, Chan Chun Sing, mengatakan Singapura harus "siap secara mental" menghadapi virus corona yang dampaknya akan lebih "luas, dalam, dan panjang" dari wabah SARS tahun 2003 lalu. Sebabnya, nilai perdagangan Singapura dan China saat ini sudah naik empat kali lipat dibandingkan tahun 2003.


China adalah negara mitra dagang utama Singapura. Pada 2018, ekspor Singapura ke China mencapai US$ 50,4 miliar atau menyumbang 13% dari total ekspor.

Dengan perlambatan ekonomi China, tentu permintaan terhadap produk-produk dari luar negeri akan ikut berkurang. Artinya, ekspor Singapura sudah pasti terpukul. Tidak hanya perdagangan, sektor pariwisata juga sudah terpukul.

"Sektor pariwisata telah terkena dampak langsung dari penyebaran virus corona, akibat penurunan kedatangan wisatawan, khususnya dari China" kata Singapore Tourism Board (STB) sebagaimana dilansir Channel News Asia.

Berdasarkan data STB sepanjang tahun 2019, ada sebanyak 3,6 juta wisatawan dari China yang berkunjung ke Singapura, angka tersebut merupakan 20% dari total wisatawan sepanjang tahun lalu.

Sementara itu, total pendapatan Singapura dari sektor pariwisata mencapai SG$ 27,1 miliar di tahun 2018. Akibat wabah Covid-19, pendapatan dari sektor pariwisata bisa menguap.


Kementerian Perdagangan Singapura akhirnya memangkas prediksi pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) tahun 2020 ada di kisaran -0,5%-1,5%. Persentase tersebut diturunkan dari sebelumnya di kisaran 0,5%-2,5%.

Tidak hanya penurunan proyeksi PDB, Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong bahkan mengatakan kemungkinan terjadinya resesi.

"Saya tidak bisa mengatakan apakah kita akan mengalami resesi atau tidak. Itu adalah kemungkinan, tetapi yang pasti perekonomian akan terpukul" katanya sebagaimana dilansir Strait Times.

Sepanjang tahun hingga Senin pekan lalu, dolar Singapura sempat melemah 3,4% melawan dolar AS, dan termasuk dalam 10 besar mata uang dengan kinerja terburuk di tahun ini, berdasarkan data Refnitiv.

Hal tersebut tentunya berbanding terbalik dengan rupiah yang menjadi mata uang dengan kinerja terbaik ketiga pada pekan lalu. Bahkan beberapa pekan lalu, mata uang Garuda sempat menjadi juara dunia atau mata uang dengan kinerja terbaik melawan dolar AS.

[Gambas:Video CNBC]




(tas/tas) Next Article RI Kena Corona, Dolar Singapura Hajar Rupiah 7 Hari Beruntun

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular