
IHSG Ditutup di Zona Merah, Anjlok 1,28% Hari Ini
Tirta Citradi, CNBC Indonesia
24 February 2020 16:59

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabubgan (IHSG) akhirnya harus ditutup di zona merah pada perdagangan hari pertama pekan ini.
Pada penutupan perdagangan sesi II, IHSG ditutup di level 5.807,05 atau terkoreksi 1,28%. IHSG dibuka di level 5.825,3 di awal sesi perdagangan sesi satu. Delapan belas menit setelah pembukaan IHSG berhasil naik ke level 5.861,683 dan menjadi level tertinggi hari ini.
Setelah mencetak rekor tersebut IHSG terus bergerak dalam tren turun dan sempat keluar dari level 5.800 jelang akhir perdagangan sesi II. Pada 15.37 WIB IHSG berada di level terendahnya di 5.790,81.
Setelah itu IHSG berhasil mencatatkan kenaikan di menit-menit terakhir sebelum penutupan dan akhirnya ditutup di level saat ini di 5.807,05. Asing masih mencatatkan aksi jual bersih pada perdagangan hari ini sebesar Rp 505,46 miliar.
Dua saham yang menjadi Top Mover pada perdagangan hari ini mencatatkan kenaikan lebih dari 20%. Kedua saham tersebut yakni PT Onix Capital Tbk (OCAP) dan PT Hotel Sahid Jaya Internasional Tbk (SHID) yang masing-masing menguat 26,88% dan 24,86%.
Sementara untuk saham-saham yang menjadi Top Loser ada PT Cahaya Sakti Investindo Sukses Tbk (CSIS) yang terkoreksi 24,24% dan PT Sumber Energi Andalan Tbk (ITMA) yang terkoreksi 21,21%.
Koreksi yang terjadi pada IHSG merespons terjadinya lonjakan kasus virus corona di luar China. Terutama di Korea Selatan. Menurut data terbaru John Hopkins University CSSE sudah ada 833 kasus infeksi virus corona dilaporkan di Negeri Ginseng.
Jumlah tersebut bertambah lebih dari 200 kasus dibanding kemarin yang masih ada di kisaran 600. Infeksi virus corona di Korea Selatan telah menewaskan 7 orang sampai dengan hari ini.
Akibat merebaknya virus tersebut, pemerintah Korea Selatan menetapkan status darurat tertinggi di Korea. Merespons hal tersebut Kepala Riset Standard Chartered Bank yang berbasis di Seol, Park Chong-hoon mengatakan pertumbuhan ekonomi Korea Selatan bisa berada di bawah 2%.
"Ekonomi Korea Selatan kehilangan momentum lagi, saat mulai melakukan pemulihan. Sentimen memburuk karena pelambatan ekonomi China mempengaruhi ekspor dan pendapatan wisata secara negatif" kata Park, melansir Financial Times.
Seperti China, Korea Selatan juga merupakan mitra dagang strategis bagi Indonesia. Ketika ekonomi Korea Selatan melorot, maka dampaknya juga akan dirasakan Indonesia terutama untuk sektor perdagangan, perjalanan dan pariwisata.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa nilai total perdagangan non-migas antara Indonesia dan Korea Selatan mencapai US$ 1,12 miliar pada Januari 2020.
Ekspor non-migas RI ke Korsel tercatat sebesar US$ 476,2 juta turun 10,75% dari bulan sebelumnya. Nilai tersebut berkontribusi sebesar 3,78% terhadap total ekspor non-migas RI. Sementara itu dari sisi impor non-migas, pada bulan Januari tercatat sebesar US$ 640 juta naik 15,32%. Nilai tersebut berkontribusi sebesar 5,21% dari total impor non-migas RI. Korea Selatan menjadi negara keempat sebagai mitra dagang RI setelah China, Jepang dan Singapura.
Sehingga jika ekonomi Korea Selatan juga terpukul karena wabah virus corona, ekonomi dalam negeri juga akan turut merasakan dampaknya. Hal tersebut menjadi sentimen negatif untuk pasar ekuitas tanah air.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(twg/twg) Next Article Ada Corona Varian Lokal Indonesia, Awas IHSG Jeblok Lagi!
Pada penutupan perdagangan sesi II, IHSG ditutup di level 5.807,05 atau terkoreksi 1,28%. IHSG dibuka di level 5.825,3 di awal sesi perdagangan sesi satu. Delapan belas menit setelah pembukaan IHSG berhasil naik ke level 5.861,683 dan menjadi level tertinggi hari ini.
Setelah mencetak rekor tersebut IHSG terus bergerak dalam tren turun dan sempat keluar dari level 5.800 jelang akhir perdagangan sesi II. Pada 15.37 WIB IHSG berada di level terendahnya di 5.790,81.
Dua saham yang menjadi Top Mover pada perdagangan hari ini mencatatkan kenaikan lebih dari 20%. Kedua saham tersebut yakni PT Onix Capital Tbk (OCAP) dan PT Hotel Sahid Jaya Internasional Tbk (SHID) yang masing-masing menguat 26,88% dan 24,86%.
Sementara untuk saham-saham yang menjadi Top Loser ada PT Cahaya Sakti Investindo Sukses Tbk (CSIS) yang terkoreksi 24,24% dan PT Sumber Energi Andalan Tbk (ITMA) yang terkoreksi 21,21%.
Koreksi yang terjadi pada IHSG merespons terjadinya lonjakan kasus virus corona di luar China. Terutama di Korea Selatan. Menurut data terbaru John Hopkins University CSSE sudah ada 833 kasus infeksi virus corona dilaporkan di Negeri Ginseng.
Jumlah tersebut bertambah lebih dari 200 kasus dibanding kemarin yang masih ada di kisaran 600. Infeksi virus corona di Korea Selatan telah menewaskan 7 orang sampai dengan hari ini.
Akibat merebaknya virus tersebut, pemerintah Korea Selatan menetapkan status darurat tertinggi di Korea. Merespons hal tersebut Kepala Riset Standard Chartered Bank yang berbasis di Seol, Park Chong-hoon mengatakan pertumbuhan ekonomi Korea Selatan bisa berada di bawah 2%.
"Ekonomi Korea Selatan kehilangan momentum lagi, saat mulai melakukan pemulihan. Sentimen memburuk karena pelambatan ekonomi China mempengaruhi ekspor dan pendapatan wisata secara negatif" kata Park, melansir Financial Times.
Seperti China, Korea Selatan juga merupakan mitra dagang strategis bagi Indonesia. Ketika ekonomi Korea Selatan melorot, maka dampaknya juga akan dirasakan Indonesia terutama untuk sektor perdagangan, perjalanan dan pariwisata.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa nilai total perdagangan non-migas antara Indonesia dan Korea Selatan mencapai US$ 1,12 miliar pada Januari 2020.
Ekspor non-migas RI ke Korsel tercatat sebesar US$ 476,2 juta turun 10,75% dari bulan sebelumnya. Nilai tersebut berkontribusi sebesar 3,78% terhadap total ekspor non-migas RI. Sementara itu dari sisi impor non-migas, pada bulan Januari tercatat sebesar US$ 640 juta naik 15,32%. Nilai tersebut berkontribusi sebesar 5,21% dari total impor non-migas RI. Korea Selatan menjadi negara keempat sebagai mitra dagang RI setelah China, Jepang dan Singapura.
Sehingga jika ekonomi Korea Selatan juga terpukul karena wabah virus corona, ekonomi dalam negeri juga akan turut merasakan dampaknya. Hal tersebut menjadi sentimen negatif untuk pasar ekuitas tanah air.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(twg/twg) Next Article Ada Corona Varian Lokal Indonesia, Awas IHSG Jeblok Lagi!
Most Popular