Corona Bikin Mata Uang Asia 'Ambyar', Rupiah yang Terburuk

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
24 February 2020 13:08
Mitra Dagang RI Darurat Corona, Rupiah Jadi Merana
Foto: Ilustrasi Rupiah dan Dolar (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
China, negara asal Covid-19 sudah pasti memiliki jumlah kasus yang terbanyak. Selain Negeri Tiongkok, Korsel, Italia, Jepang dan Singapura merupakan negara dengan jumlah kasus terbanyak. 

Selain Italia, negara-negara yang dengan kasus virus corona terbanyak tersebut merupakan mitra dagang utama Indonesia. Akibatnya outlook neraca dagang RI menjadi memburuk, dan berisiko menekan pertembuhan ekonomi. 

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), nilai ekspor RI ke China di bulan Januari sebesar US$ 2,1 miliar, mengalami penurunan signifikan sebesar 9,15% dari bulan Desember 2019. Seperti di ketahui sebelumnya, virus corona mulai menyebar di China sejak pertengahan Januari lalu. Nilai ekspor ke China berkontribusi sebesar 16,69% dari total ekspor. 

Sementara pada periode yang sama impor dari Negeri Tiongkok tercatat US$ 3,946 miliar, turun 3,08% dari bulan sebelumnya, dan berkontribusi sebesar 31,11% dari total impor Indonesia. 

Jepang merupakan negara tujuan ekspor terbesar ketiga RI, dengan kontribusi sebesar 8,88% dari total ekspor. Singapura dan Korsel menjadi negara tujuan terbesar kelima dan ke-tujuh dengan kontribusi masing-masing 5,95% dan 3,78%. 



Sementara itu dari sisi impor, kontribusi ketiga negara tersebut berturut-turut sebesar 8,9% 6,42%, dan 5,21%. 

Negara-negara mitra dagang utama yang terancam mengalami pelambatan ekonomi tentunya akan berdampak negatif bagi ekonomi Indonesia. 
Hasil riset S&P memprediksi produk domestic bruto (PDB) Negeri Tiongkok akan terpangkas hingga 1,2%.

Kemudian, Reuters melakukan jajak pendapat terhadap 40 ekonom yang hasilnya pertumbuhan ekonomi China kuartal I-2019 diperkirakan sebesar 4,5%. Jauh melambat dibandingkan kuartal sebelumnya yaitu 6%. Untuk pertumbuhan ekonomi sepanjang 2020, proyeksinya adalah 5,5%. Juga jauh melambat dibandingkan realisasi 2019 yang sebesar 6,1%.

Sementara itu pemerintah Singapura awal pekan lalu memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi tahun ini. Mengutip Reuters, Singapura memprediksi pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) tahun 2020 ada di kisaran -0,5%-1,5%. Padahal sebelumnya, pemerintah memproyeksikan, pertumbuhan di kisaran 0,5%-2,5%.



Ekonomi Jepang bahkan lebih parah lagi, Negeri Matahari Terbit sudah dekat dengan resesi Perekonomian Jepang berkontraksi tajam di kuartal IV-2019, bahkan menjadi yang terdalam sejak 6 tahun terakhir. Data dari Cabinet Office menunjukkan produk domestic bruto (PBD) kuartal IV-2019 berkontraksi 1,6% quarter-on-quarter (QoQ), menjadi yang terdalam sejak kuartal II-2014.

Kemudian Korea Selatan, sepanjang tahun 2019 ekonomi Negeri K-Pop, tumbuh 2%, dan merupakan yang terendah dalam 10 tahun terakhir. Di tahun ini, pertumbuhan diprediksi akan lebih rendah lagi, oleh kepala riset Standard Chartered di Seoul, Park Chong-hoon. 

"Ekonomi Korea Selatan kehilangan momentum lagi, saat mulai melakukan pemulihan. Sentimen memburuk karena pelambatan ekonomi China mempengaruhi ekspor dan pendapatan wisata secara negatif" kata Park sebagaimana dilansir The Finansial Times.

Menurut laporan Bank Dunia, jika ekonomi China melambat 1% makan ekonomi Indonesia akan terseret turun 0,3%. Perekonomian RI berisiko tertekan lebih dalam lagi, melihat mitra dagang utamanya nyaris semua diprediksi mengalami pelambatan akibat wabah virus corona. Rupiah pun menjadi tak berdaya. 

TIM RISET CNBC INDONESIA (pap/pap)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular