
BI Pangkas Bunga Acuan, IHSG Malah DIbuka di Zona Merah
Tirta Citradi, CNBC Indonesia
21 February 2020 09:55

Jakarta, CNBC Indonesia - Pada pembukaan perdagangan pagi ini, Jumat (21/2/2020) Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami pelemahan terbatas setelah mengalami penguatan empat hari beruntun.
Pada 09.00 WIB IHSG dibuka turun 1,7 poin atau terkoreksi tipis 0,03% ke level 5.940,78. Indeks bursa saham tanah air bergerak senada dengan indeks Kospi yang kini berada di zona merah turun 0,88%, indeks Hang Seng yang terkoreksi 0,63%, indeks Shang Hai komposit juga melemah 0,13%.
Sementara bursa saham utama kawasan benua kuning yang bergerak di zona hijau pada perdagangan pagi ini adalah indeks Nikkei225 yang terapresiasi 0,09% dan indeks Straits Times yang menguat tipis 0,01%.
Tadi pagi tiga indeks utama Wall Street juga ditutup melemah. Indeks Dow Jones turun 0,4%, indeks S&P 500 terkoreksi 0,4% dan indeks Nasdaq komposit melorot paling dalam sebesar 0,7%.
Pelaku pasar masih terus mewaspadai dampak yang ditimbulkan oleh virus corona. Walaupun kasus baru orang yang terinfeksi dan meninggal yang berhasil terkonfirmasi jumlahnya turun, tetapi korban meninggal yang dilaporkan di luar China bertambah.
Hingga pagi ini, data dari John Hopkins University CSSE menunjukkan sudah ada 76.295 kasus orang yang positif terinfeksi virus mematikan ini. Jumlah korban meninggal mencapai 2.247.
Jumlah korban meninggal di luar China jumlahnya bertambah. Kini sudah ada dua orang yang dilaporkan meninggal di kapal pesiar Diamond Princess, dua orang lain dilaporkan meninggal di Iran, satu orang di Korea Selatan.
Jumlah korban meninggal sisanya masih sama seperti kemarin masing-masing satu berasal dari Hong Kong, Perancis, Jepang, Filipina dan Taiwan.
Dampak virus corona terhadap perekonomian mulai terasa. Di Jepang contohnya angka pembacaan awal angka PMI manufaktur untuk bulan Februari 2020 mengalami kontraksi dan menjadi yang terendah sejak 2012.
Ekonomi China juga diramal seret tahun ini. Kajian Morgan Stanley menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi Negeri Tirai Bambu itu diramal turun sebesar 0,8-1,3 persen poin pada semester pertama tahun ini. Untuk meredam dampak virus corona ke perekonomian, Bank Sentral China (PBoC) mengambil tindakan untuk menurunkan suku bunga Medium-term Lending Facility (MLF) tenor setahun dari 3,25% menjadi 3,15%. Selain itu PBoC juga akan menggelontorkan dana senilai US$ 29 miliar untuk pinjaman jangka menengah.
Penurunan suku bunga tersebut dimaksudkan untuk menambah likuiditas di pasar dengan harapan roda perekonomian bisa berputar dan tak seret. Bukan kali ini saja otoritas moneter China bertindak.
Pekan lalu PBoC memutuskan untuk menurunkan suku bunga reverse repo tenor 7 hari menjadi 2,4% dan tenor 14 hari menjadi 2,55%. PBoC juga menyuntikkan likuiditas ke pasar melalui operasi pasar terbuka sebanyak US$ 242,7 miliar.
Dampak virus corona juga berpotensi merambat ke perekonomian tanah air. Kemarin hasil dari Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI memutuskan suku bunga acuan BI 7 Day Reverse Repo Rate kembali diturunkan 25 basis poin (bps) menjadi 4,75%, suku bunga deposit facility menjadi 4,00% dan suku bunga lending facility menjadi 5,5%.
BI kembali memberikan stimulus untuk perekonomian dengan melonggarkan kebijakan moneternya merespons wabah virus corona yang sampai sekarang belum dapat dijinakkan itu.
Tak hanya itu BI juga merevisi turun pertumbuhan ekonomi tanah air tahun 2020. Awalnya Gubernur BI Perry Warjiyo dan rekan meramal ekonomi Indonesia dapat tumbuh di kisaran 5,1%-5,5% tetapi kemudian direvisi menjadi 5%-5,4%.
Berdasarkan kajian BI, akibat virus corona Indonesia berpotensi kehilangan cadangan devisa dari pariwisata sebesar US$ 1,3 miliar. Sementara dari sisi ekspor dan impor berpotensi turun masing-masing US$ 0,7 miliar. Selain itu ada dampak lain berupa penundaan investasi khususnya dari China sebesar US$ 0,4 miliar.
Melihat dampak virus corona yang kian nyata ke perekonomian jadi wajar saja kalau hal ini memberikan tekanan terhadap pasar ekuitas, dan investor lebih memilih aset-aset yang lebih minim risiko seperti emas contohnya.
Pada pukul 09.26 WIB, indeks bursa saham tanah air semakin dalam koreksinya. IHSG terkoreksi 0,27% ke level 5.926,88.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(twg/twg) Next Article Ada Corona Varian Lokal Indonesia, Awas IHSG Jeblok Lagi!
Pada 09.00 WIB IHSG dibuka turun 1,7 poin atau terkoreksi tipis 0,03% ke level 5.940,78. Indeks bursa saham tanah air bergerak senada dengan indeks Kospi yang kini berada di zona merah turun 0,88%, indeks Hang Seng yang terkoreksi 0,63%, indeks Shang Hai komposit juga melemah 0,13%.
Sementara bursa saham utama kawasan benua kuning yang bergerak di zona hijau pada perdagangan pagi ini adalah indeks Nikkei225 yang terapresiasi 0,09% dan indeks Straits Times yang menguat tipis 0,01%.
Pelaku pasar masih terus mewaspadai dampak yang ditimbulkan oleh virus corona. Walaupun kasus baru orang yang terinfeksi dan meninggal yang berhasil terkonfirmasi jumlahnya turun, tetapi korban meninggal yang dilaporkan di luar China bertambah.
Hingga pagi ini, data dari John Hopkins University CSSE menunjukkan sudah ada 76.295 kasus orang yang positif terinfeksi virus mematikan ini. Jumlah korban meninggal mencapai 2.247.
Jumlah korban meninggal di luar China jumlahnya bertambah. Kini sudah ada dua orang yang dilaporkan meninggal di kapal pesiar Diamond Princess, dua orang lain dilaporkan meninggal di Iran, satu orang di Korea Selatan.
Jumlah korban meninggal sisanya masih sama seperti kemarin masing-masing satu berasal dari Hong Kong, Perancis, Jepang, Filipina dan Taiwan.
Dampak virus corona terhadap perekonomian mulai terasa. Di Jepang contohnya angka pembacaan awal angka PMI manufaktur untuk bulan Februari 2020 mengalami kontraksi dan menjadi yang terendah sejak 2012.
Ekonomi China juga diramal seret tahun ini. Kajian Morgan Stanley menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi Negeri Tirai Bambu itu diramal turun sebesar 0,8-1,3 persen poin pada semester pertama tahun ini. Untuk meredam dampak virus corona ke perekonomian, Bank Sentral China (PBoC) mengambil tindakan untuk menurunkan suku bunga Medium-term Lending Facility (MLF) tenor setahun dari 3,25% menjadi 3,15%. Selain itu PBoC juga akan menggelontorkan dana senilai US$ 29 miliar untuk pinjaman jangka menengah.
Penurunan suku bunga tersebut dimaksudkan untuk menambah likuiditas di pasar dengan harapan roda perekonomian bisa berputar dan tak seret. Bukan kali ini saja otoritas moneter China bertindak.
Pekan lalu PBoC memutuskan untuk menurunkan suku bunga reverse repo tenor 7 hari menjadi 2,4% dan tenor 14 hari menjadi 2,55%. PBoC juga menyuntikkan likuiditas ke pasar melalui operasi pasar terbuka sebanyak US$ 242,7 miliar.
Dampak virus corona juga berpotensi merambat ke perekonomian tanah air. Kemarin hasil dari Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI memutuskan suku bunga acuan BI 7 Day Reverse Repo Rate kembali diturunkan 25 basis poin (bps) menjadi 4,75%, suku bunga deposit facility menjadi 4,00% dan suku bunga lending facility menjadi 5,5%.
BI kembali memberikan stimulus untuk perekonomian dengan melonggarkan kebijakan moneternya merespons wabah virus corona yang sampai sekarang belum dapat dijinakkan itu.
Tak hanya itu BI juga merevisi turun pertumbuhan ekonomi tanah air tahun 2020. Awalnya Gubernur BI Perry Warjiyo dan rekan meramal ekonomi Indonesia dapat tumbuh di kisaran 5,1%-5,5% tetapi kemudian direvisi menjadi 5%-5,4%.
Berdasarkan kajian BI, akibat virus corona Indonesia berpotensi kehilangan cadangan devisa dari pariwisata sebesar US$ 1,3 miliar. Sementara dari sisi ekspor dan impor berpotensi turun masing-masing US$ 0,7 miliar. Selain itu ada dampak lain berupa penundaan investasi khususnya dari China sebesar US$ 0,4 miliar.
Melihat dampak virus corona yang kian nyata ke perekonomian jadi wajar saja kalau hal ini memberikan tekanan terhadap pasar ekuitas, dan investor lebih memilih aset-aset yang lebih minim risiko seperti emas contohnya.
Pada pukul 09.26 WIB, indeks bursa saham tanah air semakin dalam koreksinya. IHSG terkoreksi 0,27% ke level 5.926,88.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(twg/twg) Next Article Ada Corona Varian Lokal Indonesia, Awas IHSG Jeblok Lagi!
Most Popular