Tunggu Arahan MH Thamrin, Rupiah Pilih Melemah

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
20 February 2020 08:05
Tunggu Arahan MH Thamrin, Rupiah Pilih Melemah
Ilustrasi Dolar AS dan Rupiah (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak melemah di perdagangan pasar spot pagi ini. Rupiah bergerak searah dengan mata uang utama Asia lainnya.

Pada Kamis (20/2/2020), US$ 1 setara dengan Rp 13.690 kala pembukaan pasar spot. Rupiah melemah 0,07% dibandingkan posisi penutupan perdagangan hari sebelumnya.

Faktor eksternal dan domestik mewarnai pergerakan mata uang Tanah Air. Dari dalam negeri, pelaku pasar menantikan pengumuman suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) siang nanti.

Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia menghasilkan proyeksi yang agak mixed. Dari 11 institusi, enam di antaranya memperkirakan suku bunga acuan bertahan di 5%. Sisanya meramal BI 7 Day Reverse Repo Rate diturunkan 25 basis poin (bps) menjadi 4,75%.


Enam dari 11 memang mayoritas. Namun mayoritas yang rapuh. Hanya unggul tipis, ibarat keunggulan Atletico Madrid atas Liverpool di Liga Champions Eropa, keunggulan yang bisa berbalik menjadi kekalahan di pertandingan kedua.

Pada akhirnya, keputusan ada di tangan Gubernur Perry Warjiyo dan kawan-kawan. Namun dengan kondisi pasar yang terbelah, ketidakpastian begitu tinggi. Oleh karena itu, investor memilih untuk menunggu hingga ada pengumuman dari MH Thamrin.



Sementara dari sisi eksternal, pelaku pasar juga menantikan pengumuman bank sentral China (PBoC). Hari ini, PBoC dijadwalkan mengumumkan panduan suku bunga pinjaman (Loan Prime Rate/LPR).

Konsensus pasar yang dihimpun Reuters memperkirakan PBoC akan menurunkan LPF. Sebanyak 38 dari 51 institusi memperkirakan LPR tenor setahun dan lima tahun akan dipangkas masing-masing 10 bps.

Awal pekan ini, PBoC telah menurunkan suku bunga Medium Term Lending Facility (MLF) dari 3,25% menjadi 3,15%. Penurunan LPR akan menjadi stimulus lanjutan dari PBoC untuk meredam dampak ekonomi akibat penyebaran virus Corona yang semakin mengkhawatirkan.


Mengutip data satelit pemetaan ArcGis per pukul 07:43 WIB, jumlah kasus Corona di seluruh dunia mencapai 75.660 di mana 74.565 terjadi di China. Korban jiwa terus bertambah menjadi 2.124, hampir semuanya juga di Negeri Tirai Bambu.

"Penurunan LPR akan sejalan dengan penurunan MLF yang dilakukan sebelumnya. Ke depan, sangat mungkin MLF diturunkan lagi," kata Aidan Yao, Senior Emerging Asia Economist di AXA Investment Management, sebagaimana diwartakan Reuters.


Stimulus dari PBoC diharapkan membuat likuiditas di pasar keuangan dunia akan bertambah. Dengan begitu, pasar akan lebih bergairah dan memunculkan minat untuk kembli mengolek aset-aset berisiko.

Namun karena belum ada kepastian, investor menunggu terlebih dulu. Masa penantian ini membuat permintaan terhadap mata uang Asia kurang semarak sehingga nilai tukarnya cenderung melemah.

Berikut perkembangan kurs dolar AS terhadap mata uang utama Benua Kuning pada pukul 08:04 WIB:




TIM RISET CNBC INDONESIA


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular