Belum Ada Sinyal Positif, IHSG Masih Dihantui Koreksi

Syahrizal Sidik, CNBC Indonesia
17 February 2020 08:50
Sisi lain, masih terbatasnya rilis laporan laba perusahaan belum mampu mengangkat sentimen pasar.
Foto: Ilustrasi Sekuritas (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Jakarta, CNBC Indonesia - Pelaku pasar masih akan memantau perkembangan terkini dampak dari meluasnya penyebaran virus korona jenis baru (Covid-19). Ini masih menjadi katalis pemberat laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).

Akhir pekan kemarin, Jumat (14/2/2020), IHSG terkoreksi 0,045% ke level 5.869. Bila dilihat sejak awal tahun, IHSG terkoreksi lebih dalam lagi 6,83%,

Pergerakan IHSG tidak senada dengan bursa utama Asia yang rata-rata ditutup menguat. Indeks Shanghai (China) ditutup menguat 0,38%, indeks Hang Seng (Hong Kong) ditutup menguat 0,31%, indeks ASX (Australia) ditutup menguat 0,38%, dan indeks Nikkei (Jepang) melemah 0,59%.

Dalam risetnya, PT Valbury Sekuritas menerangkan, perhatian pelaku pasar salah saat ini masih tetap tertuju pada perkembangan penanganan virus corona (Covid-19) oleh pemerintah China. Karena, jika tidak membuahkan hasil signifikan atas penangani ini kembali menjadi kecemasan pelaku pasar global.

Dari dalam negeri, Valbury mencatat, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal IV 2019 yang melemah menjadi tantangan yang relatif berat pada tahun 2020 yakni pertumbuhan ekonomi dunia yang melemah sebagai dampak dari perang dagangan AS dan China dan pengaruh virus corona.

Sisi lain, masih terbatasnya rilis laporan laba perusahaan belum mampu mengangkat sentimen pasar.

"Namun, jika data neraca perdagangan Indonesia yang rilis dalam pekan ini diatas ekspektasi pasar diperkirakan dapat menjadi penopang bagi IHSG," tulis Valbury, Senin (17/2/2020).

Sementara itu, Head of Research PT MNC Sekuritas Edwin Sebayang menuturkan, virus korona masih akan menjadi pemberat laju IHSG.

Per 16 Februari korban yang tewas bertambah akibat virus ini sebanyak 1,770 orang dan menginfeksi sebanyak 70,548 orang secara global. Sentimen in memberikan dampak atas kejatuhan Indeks Dow Jones (DJIA) sebesar -0.09% serta bursa saham Asia di tengah kondisi dimestik yang kurang kondusif berpotensi mendorong pelemahan IHSG berlanjut.

"IHSG diperkirakan bergerak melemah pada kisaran 5.817 - 5.907," tulis Edwin, dalam riset hariannya, Senin (17/2/2020).
(hps/hps) Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular