Akhir Sesi Satu, IHSG Masih Menuju Koreksi 3 Hari Beruntun

Anthony Kevin, CNBC Indonesia
14 February 2020 12:12
Konsumsi Lemah, Pertumbuhan Ekonomi Bisa Terus Loyo
Foto: CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto
Dari dalam negeri, aksi jual di pasar saham Tanah Air dipicu oleh rilis data penjualan barang-barang ritel yang mengecewakan. Sepanjang Desember 2019, Bank Indonesia (BI) mencatat bahwa penjualan barang-barang ritel terkontraksi 0,5% secara tahunan.

Untuk periode Januari 2020, angka sementara dari BI menunjukkan bahwa penjualan barang-barang ritel terkontraksi hingga 3,1% secara tahunan.

Rilis data tersebut lantas semakin mengonfirmasi pandangan bahwa konsumsi masyarakat Indonesia sedang berada di posisi yang lemah. Sebelumnya, pandangan bahwa konsumsi masyarakat Indonesia sedang berada di posisi yang lemah sudah terlebih dahulu dikonfirmasi oleh rilis angka inflasi.

Sepanjang Januari 2020, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi berada di level 0,39% secara bulanan, sementara inflasi secara tahunan berada di level 2,68%.

Capaian tersebut berada di bawah konsensus yang dihimpun CNBC Indonesia yang memperkirakan bahwa pada bulan lalu terjadi inflasi sebesar 0,46% secara bulanan, sementara inflasi secara tahunan berada di level 2,85%.

Sebagai catatan, dalam beberapa waktu terakhir inflasi Indonesia selalu berada di bawah ekspektasi. Untuk periode Desember 2019 misalnya, BPS mengumumkan terjadi inflasi sebesar 0,34% secara bulanan, sementara inflasi secara tahunan yang juga merupakan inflasi untuk keseluruhan tahun 2019 berada di level 2,72%.

"Dengan inflasi Desember 2019 0,34% maka inflasi 2019 secara keseluruhan 2,72%," kata Kepala BPS Suhariyanto di Gedung BPS pada awal tahun ini.

Capaian tersebut jauh lebih rendah dibandingkan dengan konsensus yang dihimpun CNBC Indonesia yang memperkirakan inflasi secara bulanan berada di level 0,51%, sementara inflasi secara tahunan berada di level 2,93%.

Mengingat lebih dari 50% perekonomian Indonesia dibentuk oleh konsumsi rumah tangga, tentu lesunya konsumsi berpotensi membuat pertumbuhan ekonomi Indonesia tertahan di level yang relatif rendah.

Untuk diketahui, pada tahun 2019 perekonomian Indonesia tercatat hanya tumbuh sebesar 5,02%, di bawah konsensus yang dihimpun oleh CNBC Indonesia sebesar 5,035%. Pertumbuhan ekonomi untuk tahun 2019 merupakan pertumbuhan ekonomi terlambat sejak tahun 2015 silam.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ank/ank)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular