
Corona Menggila, Harga Emas Dunia Melesat
Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
14 February 2020 06:59

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas dunia menguat pada perdagangan Kamis kemarin (13/2/2020) akibat memburuknya sentimen pelaku pasar setelah korban virus corona melonjak signifikan.
Pada pukul 15:00 WIB Kamis sore kemarin, harga emas diperdagangkan di level US$ 1.573,67/troy ons, menguat 0,53% di pasar spot, melansir data Refnitiv.
Emas merupakan aset aman (safe haven) yang menjadi target investasi kala sentimen pelaku pasar memburuk dan menghindari aset-aset berisiko.
Berdasarkan data dari satelit pemetaan ArcGis, total korban meninggal akibat virus corona atau yang dinamai Covid-19 sebanyak 1.367 orang hingga Kamis sore. Dari total tersebut, sebanyak dua orang yang meninggal di luar China. Covid-19 kini telah menjangkiti lebih dari 60.000 orang di seluruh dunia.
Angka tersebut naik signifikan dibandingkan laporan Rabu lalu di mana sebanyak 1.115 orang, dan menjangkiti sekitar 45.000 orang di seluruh dunia.
Akibatnya, pelaku pasar kembali cemas wabah Covid-19 belum mencapai puncaknya. Rabu sempat muncul harapan wabah Covid-19 akan segera berakhir.
Penasihat medis terkemuka di China mengatakan penyebaran Covid-19 akan mencapai puncaknya di bulan ini. Itu artinya dalam beberapa bulan ke depan, wabah virus yang berasal dari kota Wuhan tersebut akan berakhir.
Hal tersebut diperkuat oleh Zhong Nanshan, epidemiolog China yang berhasil 'mengusir' SARS pada 2002-2003, memperkirakan penyebaran virus Corona akan selesai dalam sekitar dua bulan mendatang.
"Saya berharap kejadian ini bisa selesai sekitar April," ujar Zhong, sebagaimana diwartakan Reuters Rabu (12/2/2020).
Tetapi nyatanya jumlah pasien justru melonjak setelah pemerintah China mulai menggunakan "diagnosa secara klinis" sehingga terjadi penambahan jumlah korban yang terjangkit lebih dari 13.000 orang.
"Peningkatan jumlah kasus corona yang signifikan di provinsi Hubei (China), yang merupakan asal virus tersebut telah berdampak buruk pada sentimen pelaku pasar" kata John Sharma, ekonom National Australia Bank sebagaimana dilansir CNBC International.
Tetapi penguatan emas masih terbatasi oleh perkasanya dolar Amerika Serikat (AS). Indeks dolar saat ini berada di level tertinggi dalam empat bulan terakhir.
"Situasi ini lebih memangkas penguatan emas dibandingkan dampak negatif. Dengan indeks dolar yang tinggi, ruang bagi emas untuk terus menguat menjadi terbatas" kata Sharma.
Melihat grafik harian, emas yang disimbolkan XAU/USD bergerak di atas rerata pergerakan (Moving Average/MA) MA 8 hari (garis biru), MA 21 hari (garis merah) dan MA 125 hari (garis hijau).
Indikator rerata pergerakan konvergen dan divergen (MACD) bergerak turun di wilayah positif. Sementara histogramnya kembali mengecil mendekati level 0. Indikator ini menunjukkan emas kembali ke fase konsolidasi.
Pada time frame1 jam, emas bergerak di kisaran MA 8, tetapi di atas MA 21, tetapi di atas MA 125. Indikator Stochastic bergerak turun dan masih berada di wilayah jenuh beli (overbought).
Penguatan harga emas sempat bertahan di resisten US$ 1.574/troy ons. Melihat indikator Stochastic yang overbought, emas berisiko memangkas penguatan ke US$ 1.569/troy ons. Jika level tersebut juga ditembus, emas berisiko turun lebih dalam ke US$ 1.563 sampai US$ 1.558/troy ons.
Sementara jika mampu menembus konsisten di atas US$ 1.574/troy ons, emas berpeluang naik ke US$ 1.580/troy ons.
TIM RISET CNBC INDONESIA
Harga emas acuan yang diproduksi PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) stagnan alias tidak berubah pada perdagangan Kamis kemarin (13/2/2020). Harga emas dunia dan rupiah yang bergerak tipis-tipis Rabu membuat harga emas Antam mager alias malas gerak.
Berdasarkan harga Logam Mulia di gerai Butik Emas LM - Pulo Gadung di situs logammulia.com milik Antam, harga tiap gram emas Antam ukuran 100 gram tetap Rp 72,5 juta juta per batang atau 725.000/gram dibandingkan Kamis kemarin.
Harga emas Antam cenderung mengikuti pergerakan harga emas dunia yang dibanderol dengan dolar AS, sehingga nilai tukar rupiah juga mempengaruhi harga emas Antam.
Pada perdagangan Rabu lalu, harga emas dunia melemah 0,13% ke US$ 1/565,32/troy ons, sementara rupiah menguat 0,04% di pasar spot, berdasarkan Refinitiv.
Pergerakan tipis-tipis tersebut tidak lepas dari sikap pelaku pasar yang melihat seberapa besar wabah virus corona akan berdampak pada perekonomian global.
Berdasarkan data dari satelit pemetaan ArcGis, total korban meninggal akibat virus corona atau yang dinamai Covid-19 sebanyak 1.367 orang hingga Kamis pagi. Dari total tersebut, sebanyak dua orang yang meninggal di luar China. Covid-19 kini telah menjangkiti lebih dari 60.000 orang di seluruh dunia.
Angka tersebut naik signifikan dibandingkan laporan kemarin dimana sebanyak 1.115 orang meninggal, dan menjangkiti sekitar 45.000 orang di seluruh dunia.
Rabu kemarin sempat muncul harapan akan segera berakhirnya wabah Covid-19 setelah penyebarannya mulai melambat, sehingga harga emas dan rupiah hanya bergerak tipis-tipis. Tetapi pada hari ini, terjadi lonjakan jumlah kasus, dampkany harga emas dunia menguat cukup signifikan pagi ini, dan rupiah melemah.
(tas/tas) Next Article Nelangsa! Ikut Emas Global, Harga Emas Antam Bisa Merah
Pada pukul 15:00 WIB Kamis sore kemarin, harga emas diperdagangkan di level US$ 1.573,67/troy ons, menguat 0,53% di pasar spot, melansir data Refnitiv.
Emas merupakan aset aman (safe haven) yang menjadi target investasi kala sentimen pelaku pasar memburuk dan menghindari aset-aset berisiko.
Berdasarkan data dari satelit pemetaan ArcGis, total korban meninggal akibat virus corona atau yang dinamai Covid-19 sebanyak 1.367 orang hingga Kamis sore. Dari total tersebut, sebanyak dua orang yang meninggal di luar China. Covid-19 kini telah menjangkiti lebih dari 60.000 orang di seluruh dunia.
Angka tersebut naik signifikan dibandingkan laporan Rabu lalu di mana sebanyak 1.115 orang, dan menjangkiti sekitar 45.000 orang di seluruh dunia.
Penasihat medis terkemuka di China mengatakan penyebaran Covid-19 akan mencapai puncaknya di bulan ini. Itu artinya dalam beberapa bulan ke depan, wabah virus yang berasal dari kota Wuhan tersebut akan berakhir.
Hal tersebut diperkuat oleh Zhong Nanshan, epidemiolog China yang berhasil 'mengusir' SARS pada 2002-2003, memperkirakan penyebaran virus Corona akan selesai dalam sekitar dua bulan mendatang.
"Saya berharap kejadian ini bisa selesai sekitar April," ujar Zhong, sebagaimana diwartakan Reuters Rabu (12/2/2020).
Tetapi nyatanya jumlah pasien justru melonjak setelah pemerintah China mulai menggunakan "diagnosa secara klinis" sehingga terjadi penambahan jumlah korban yang terjangkit lebih dari 13.000 orang.
"Peningkatan jumlah kasus corona yang signifikan di provinsi Hubei (China), yang merupakan asal virus tersebut telah berdampak buruk pada sentimen pelaku pasar" kata John Sharma, ekonom National Australia Bank sebagaimana dilansir CNBC International.
Tetapi penguatan emas masih terbatasi oleh perkasanya dolar Amerika Serikat (AS). Indeks dolar saat ini berada di level tertinggi dalam empat bulan terakhir.
"Situasi ini lebih memangkas penguatan emas dibandingkan dampak negatif. Dengan indeks dolar yang tinggi, ruang bagi emas untuk terus menguat menjadi terbatas" kata Sharma.
Melihat grafik harian, emas yang disimbolkan XAU/USD bergerak di atas rerata pergerakan (Moving Average/MA) MA 8 hari (garis biru), MA 21 hari (garis merah) dan MA 125 hari (garis hijau).
![]() Sumber: Refinitiv |
Indikator rerata pergerakan konvergen dan divergen (MACD) bergerak turun di wilayah positif. Sementara histogramnya kembali mengecil mendekati level 0. Indikator ini menunjukkan emas kembali ke fase konsolidasi.
![]() Sumber: investing.com |
Pada time frame1 jam, emas bergerak di kisaran MA 8, tetapi di atas MA 21, tetapi di atas MA 125. Indikator Stochastic bergerak turun dan masih berada di wilayah jenuh beli (overbought).
Penguatan harga emas sempat bertahan di resisten US$ 1.574/troy ons. Melihat indikator Stochastic yang overbought, emas berisiko memangkas penguatan ke US$ 1.569/troy ons. Jika level tersebut juga ditembus, emas berisiko turun lebih dalam ke US$ 1.563 sampai US$ 1.558/troy ons.
Sementara jika mampu menembus konsisten di atas US$ 1.574/troy ons, emas berpeluang naik ke US$ 1.580/troy ons.
TIM RISET CNBC INDONESIA
Harga emas acuan yang diproduksi PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) stagnan alias tidak berubah pada perdagangan Kamis kemarin (13/2/2020). Harga emas dunia dan rupiah yang bergerak tipis-tipis Rabu membuat harga emas Antam mager alias malas gerak.
Berdasarkan harga Logam Mulia di gerai Butik Emas LM - Pulo Gadung di situs logammulia.com milik Antam, harga tiap gram emas Antam ukuran 100 gram tetap Rp 72,5 juta juta per batang atau 725.000/gram dibandingkan Kamis kemarin.
Harga emas Antam cenderung mengikuti pergerakan harga emas dunia yang dibanderol dengan dolar AS, sehingga nilai tukar rupiah juga mempengaruhi harga emas Antam.
Pada perdagangan Rabu lalu, harga emas dunia melemah 0,13% ke US$ 1/565,32/troy ons, sementara rupiah menguat 0,04% di pasar spot, berdasarkan Refinitiv.
Pergerakan tipis-tipis tersebut tidak lepas dari sikap pelaku pasar yang melihat seberapa besar wabah virus corona akan berdampak pada perekonomian global.
Berdasarkan data dari satelit pemetaan ArcGis, total korban meninggal akibat virus corona atau yang dinamai Covid-19 sebanyak 1.367 orang hingga Kamis pagi. Dari total tersebut, sebanyak dua orang yang meninggal di luar China. Covid-19 kini telah menjangkiti lebih dari 60.000 orang di seluruh dunia.
Angka tersebut naik signifikan dibandingkan laporan kemarin dimana sebanyak 1.115 orang meninggal, dan menjangkiti sekitar 45.000 orang di seluruh dunia.
Rabu kemarin sempat muncul harapan akan segera berakhirnya wabah Covid-19 setelah penyebarannya mulai melambat, sehingga harga emas dan rupiah hanya bergerak tipis-tipis. Tetapi pada hari ini, terjadi lonjakan jumlah kasus, dampkany harga emas dunia menguat cukup signifikan pagi ini, dan rupiah melemah.
(tas/tas) Next Article Nelangsa! Ikut Emas Global, Harga Emas Antam Bisa Merah
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular