
Disentil Erick Thohir, Begini Fakta Sumber Pendapatan Telkom
Tirta Citradi, CNBC Indonesia
13 February 2020 15:29

Jadi tidak salah juga kalau Menteri BUMN menyoroti pendapatan Telkom yang paling banyak dari Telkomsel. Memang demikian adanya. Hanya saja yang disesalkan Erick adalah tugas sebuah parent company salah satunya adalah menciptakan nilai tambah untuk bisnisnya.
Hal tersebut sebenarnya bisa ditempuh oleh Telkom selaku induk/parent dengan memanfaatkan infrastruktur yang ada untuk mengembangkan bisnis cloud dan database sehingga ada value creation.
Apalagi bisnis cloud ini memang sedang sangat berkembang. Menurut kajian Markets & Markets, ukuran pasar untuk bisnis cloud ini pada 2018 nilainya sudah mencapai US$ 282 miliar atau setara dengan Rp 3.948 triliun.
Size-nya pun diperkirakan akan terus tumbuh hingga mencapai US$ 623,3 miliar atau hampir tiga kali lipat dari 2018 dengan laju pertumbuhan per tahun (CAGR) mencapai 18%.
Sampai saat ini bisnis cloud ini ada tiga model layanan utama yaitu Infrastructure as a Services (IaaS), Platform as a Services (PaaS) dan Software as a Services (SaaS). Beberapa perusahaan telekomunikasi global seperti Microsoft, Google, Amazon, IBM, Fujitsu hingga Alibaba merupakan para pemain di bisnis cloud.
Mengingat potensi bisnis yang besar dan Telkom memiliki infrastrukturnya, Erick Thohir ingin BUMN telekomunikasi ini bergerak ke sana. Erick bercerita pengalamannya saat mengurus Asian Games 2018.
Waktu itu Erick menjadi Ketua Inasgoc (Asian Games 2018 Organizing Committee). Panitia terpaksa menyewa fasilitas cloud milik China bernama Alicloud karena tak tersedianya fasilitas ini oleh Telkom. Padahal, hal ini bisa menjadi peluang bisnis baru yang bisa dikembangkan oleh perusahaan telekomunikasi pelat merah ini.
"Ya sama kan, industri telekomunikasi kan berubah. Dulu suara, sekarang data tapi kan ada hal yang sangat penting. Infrastruktur Telkom itu kan udah lumayan luar biasa kenapa ngga itu menjadi bisnis. Bahkan juga yang namanya big data, cloud itu juga menjadi sebuah bisnis. Jangan diambil lagi oleh asing, gitu loh," kata Erick di Assembly Hall, Menara Mandiri, Rabu siang ini (12/2/2020).
"[Jadi] Mendingan gak ada Telkom. Langsung aja Telkomsel ke BUMN, dividennya jelas. Makanya kita mau Telkom berubah ke arah salah satunya ke database big data, cloud, masa cloud-nya dipegang alicloud [Alibaba Cloud]. Masa database kita diambil negara lain?" katanya.
Sentilan Erick ini sebenarnya merupakan bentuk dari komitmen Erick untuk membenahi BUMN. Salah satu agenda utama Erick selaku menteri BUMN adalah merampingkan bisnis BUMN yang tidak mendukung adanya sinergi antar entitas sehingga menjadi hambatan BUMN untuk dapat tumbuh optimal.
Dengan memangkas unit bisnis yang tidak menunjang kinerja BUMN induk diharapkan perseroan bisa menjadi lebih efisien dan agile atau lincah.
TIM RISET CNBC INDONESIA (twg/twg)
Hal tersebut sebenarnya bisa ditempuh oleh Telkom selaku induk/parent dengan memanfaatkan infrastruktur yang ada untuk mengembangkan bisnis cloud dan database sehingga ada value creation.
Apalagi bisnis cloud ini memang sedang sangat berkembang. Menurut kajian Markets & Markets, ukuran pasar untuk bisnis cloud ini pada 2018 nilainya sudah mencapai US$ 282 miliar atau setara dengan Rp 3.948 triliun.
Sampai saat ini bisnis cloud ini ada tiga model layanan utama yaitu Infrastructure as a Services (IaaS), Platform as a Services (PaaS) dan Software as a Services (SaaS). Beberapa perusahaan telekomunikasi global seperti Microsoft, Google, Amazon, IBM, Fujitsu hingga Alibaba merupakan para pemain di bisnis cloud.
Mengingat potensi bisnis yang besar dan Telkom memiliki infrastrukturnya, Erick Thohir ingin BUMN telekomunikasi ini bergerak ke sana. Erick bercerita pengalamannya saat mengurus Asian Games 2018.
Waktu itu Erick menjadi Ketua Inasgoc (Asian Games 2018 Organizing Committee). Panitia terpaksa menyewa fasilitas cloud milik China bernama Alicloud karena tak tersedianya fasilitas ini oleh Telkom. Padahal, hal ini bisa menjadi peluang bisnis baru yang bisa dikembangkan oleh perusahaan telekomunikasi pelat merah ini.
"Ya sama kan, industri telekomunikasi kan berubah. Dulu suara, sekarang data tapi kan ada hal yang sangat penting. Infrastruktur Telkom itu kan udah lumayan luar biasa kenapa ngga itu menjadi bisnis. Bahkan juga yang namanya big data, cloud itu juga menjadi sebuah bisnis. Jangan diambil lagi oleh asing, gitu loh," kata Erick di Assembly Hall, Menara Mandiri, Rabu siang ini (12/2/2020).
"[Jadi] Mendingan gak ada Telkom. Langsung aja Telkomsel ke BUMN, dividennya jelas. Makanya kita mau Telkom berubah ke arah salah satunya ke database big data, cloud, masa cloud-nya dipegang alicloud [Alibaba Cloud]. Masa database kita diambil negara lain?" katanya.
Sentilan Erick ini sebenarnya merupakan bentuk dari komitmen Erick untuk membenahi BUMN. Salah satu agenda utama Erick selaku menteri BUMN adalah merampingkan bisnis BUMN yang tidak mendukung adanya sinergi antar entitas sehingga menjadi hambatan BUMN untuk dapat tumbuh optimal.
Dengan memangkas unit bisnis yang tidak menunjang kinerja BUMN induk diharapkan perseroan bisa menjadi lebih efisien dan agile atau lincah.
TIM RISET CNBC INDONESIA (twg/twg)
Pages
Most Popular