Belum Setahun, Saham Ini Turun 61%, Terseret Jiwasraya?

tahir saleh, CNBC Indonesia
13 February 2020 11:05
Suspensi saham PT Meta Epsi Tbk (MTPS) dan Waran Seri I Meta Epsi (MTSP-W) dibuka sejak 7 Februari.
Foto: IPO PT Meta Epsi Tbk 10 April 2019/Syahrizal Sidik

Jakarta, CNBC Indonesia - Suspensi saham PT Meta Epsi Tbk (MTPS) dan Waran Seri I Meta Epsi (MTSP-W) dibuka sejak 7 Februari silam setelah sebelumnya dihentikan sementara perdagangan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 6 Februari.

Suspensi 6 Februari itu dilakukan karena terjadi penurunan harga kumulatif yang signifikan atas saham tersebut.

Data BEI mencatat, pada pukul 10.33 WIB, Kamis ini (13/2/2020), saham MTPS stagnan di level Rp 350/saham. Tapi sebulan terakhir sahamnya ambles 42% dan secara tahun berjalan (year to date) minus hingga 61%. Tak ada investor masuk dan keluar di saham ini sejak awal tahun.

Meta Epsi resmi mencatatkan saham perdana (Initial Public Offering/IPO) di papan pengembangan BEI pada 10 April 2019. Emiten yang bergerak di bidang Rekayasa, Pengadaan dan Konstruksi (EPC) ini menetapkan harga Penawaran Umum Perdana di level Rp 320/saham.


BEI pun meminta perusahaan menggelar paparan publik insidentil pada Selasa 11 Februari lalu di Gedung BEI. Hadir Direktur Utama Meta Epsi Kahar Anhar dan Direktur Francis Indarto.

Dalam acara itu, muncul pertanyaan soal fundamental perusahaan yang baik, tapi saham turun. "Apakah ada kaitannya dengan kasus PT Asuransi Jiwasraya?" Pertanyaan itu disampaikan salah satu peserta, yang terungkap dalam dokumen paparan publik insidentil, dikutip situs resmi BEI.

"Mengenai turun naiknya harga saham, pengurus tidak memperhatikan kasus Jiwasraya, di mana pengurus hanya memfokuskan ke fundamental dan percaya jika fundamental harga saham akan naik," demikian jawaban manajemen MTPS.


Direktur Utama MTPS Kapar, dalam dokumen itu, juga menegaskan tidak akan dapat memastikan harga saham apakah harga saham akan di bawah level IPO karena semua tergantung pergerakan pasar.

"Sehingga saat ini kami hanya dapat berusaha fokus pada kinerja dan fundamental keuangan perusahaan dengan cara memperbesar nilai kontrak pekerjaan sehingga diharapkan hal ini dapat meningkatkan dan memperbaiki harga saham MTPS," kata Kahar.

Dia menjelaskan target kontrak tahun ini di mana, perseroan mendapatkan kontrak sampai dengan Rp 1,2 triliun, tapi tergantung kontrak kerja yang ada di pasar.

"Dengan dana penawaran MTPS, kontrak mendekati US$ 70-120 juta akan tetapi proyek sedikit delay karena kontrak baru dengan pemerintah baru bisa dimulai bulan depan atau 2 bulan ke depan karena pergantian pemerintah. Kami harapkan 2-3 bulan ke depan proyek sudah dimulai," katanya.

[Gambas:Video CNBC]


(tas/hps) Next Article Mau Beli Saham 'Sultan'? Begini Caranya dengan Harga Murah

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular