Pasar SUN Masih Menguat

Asing Kurangi Portofolio SUN, Siapa Paling Giat Koleksi?

Irvin Avriano Arief, CNBC Indonesia
12 February 2020 19:06
Harga SUN Menguat Lagi Terangkat Sentimen Positif Global
Foto: Ilustrasi Obligasi (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
SUN adalah surat berharga negara (SBN) konvensional rupiah yang perdagangannya paling ramai di pasar domestik, sehingga dapat mencerminkan kondisi pasar obligasi secara umum. Keempat seri yang menjadi acuan pasar adalah FR0081 bertenor 5 tahun, FR0082 bertenor 10 tahun, FR0080 bertenor 15 tahun, dan FR0083 bertenor 20 tahun.

Seri acuan yang paling menguat adalah FR0081 yang bertenor 5 tahun dengan penurunan yield 5,2 basis poin (bps) menjadi 5,89%. Besaran 100 bps setara dengan 1%. Penguatan yang terjadi di pasar SUN hari ini diperkuat oleh komitmen China untuk melempar stimulus guna menutup potensi perlambatan ekonomi dari dampak virus corona Wuhan.

 

Yield Obligasi Negara Acuan 12 Feb'20

Seri

Jatuh tempo

Yield 11 Feb'20 (%)

Yield 12 Feb'20 (%)

Selisih (basis poin)

Yield wajar PHEI 12 Feb'21 (%)

FR0081

5 tahun

5.945

5.857

-8.80

5.8032

FR0082

10 tahun

6.579

6.557

-2.20

6.5273

FR0080

15 tahun

7.096

7.058

-3.80

7.0383

FR0083

20 tahun

7.313

7.306

-0.70

7.2554

Sumber: Refinitiv



Apresiasi pasar obligasi pemerintah hari ini tercermin pada harga obligasi wajarnya, di mana indeks INDOBeX Government Total Return milik PT Penilai Harga Efek Indonesia (PHEI/IBPA) masih menguat. Indeks tersebut naik 0,97 poin (0,35%) menjadi 278,89 dari posisi kemarin 277,92.

Penguatan SBN hari ini juga membuat selisih (spread) yield obligasi rupiah pemerintah tenor 10 tahun dengan yield surat utang pemerintah AS (US Treasury) tenor serupa mencapai 494 bps, menyempit dari posisi kemarin 498 bps. Yield US Treasury 10 tahun naik 1,9 bps hingga 1,6% dari posisi kemarin 1,59%.

Terkait dengan pasar US Treasury, saat ini masih terjadi inversi pada yield pasangan seri 3 bulan-5 tahun dan 2 tahun-5 tahun. Inversi adalah kondisi lebih tingginya yield seri lebih pendek dibanding yield seri lebih panjang.

Inversi tersebut membentuk kurva yield terbalik (inverted yield curve), yang menjadi cerminan investor yang lebih meminati US Treasury seri panjang dibanding yang pendek karena menilai akan terjadi kontraksi jangka pendek, sekaligus indikator adanya potensi tekanan ekonomi bahkan hingga krisis.

 

Yield US Treasury Acuan 11 Feb'20

Seri

Benchmark

Yield 11 Feb'20 (%)

Yield 12 Feb'20 (%)

Selisih (Inversi)

Satuan Inversi

UST BILL 2019

3 Bulan

1.579

1.587

3 bulan-5 tahun

16

UST 2020

2 Tahun

1.417

1.43

2 tahun-5 tahun

0.3

UST 2021

3 Tahun

1.391

1.404

3 tahun-5 tahun

-2.3

UST 2023

5 Tahun

1.409

1.427

3 bulan-10 tahun

-2.2

UST 2028

10 Tahun

1.59

1.609

2 tahun-10 tahun

-17.9

Sumber: Refinitiv



Dari pasar surat utang negara berkembang dan negara maju, sebagian besar di antaranya mengalami penguatan harga sehingga yield mayoritas obligasi negara turun.

Hal tersebut mencerminkan investor global sedang menghindari obligasi pemerintah karena sedang dibekap sentimen positif terkait dengan sifat instrumen utang yang dinilai lebih aman dibanding pasar ekuitas.

 

Yield Obligasi Tenor 10 Tahun Negara Maju & Berkembang

Negara

Yield 11 Feb'20 (%)

Yield 12 Feb'20 (%)

Selisih (basis poin)

Brasil (BB-)

6.48

6.49

1.00

China (A+)

2.858

2.88

2.20

Jerman (AAA)

-0.391

-0.378

1.30

Prancis (AA)

-0.143

-0.141

0.20

Inggris Raya (AA)

0.57

0.591

2.10

India (BBB-)

6.464

6.478

1.40

Jepang (A)

-0.039

-0.038

0.10

Malaysia (A-)

2.993

2.919

-7.40

Filipina (BBB)

4.398

4.417

1.90

Rusia (BBB)

6.16

6.12

-4.00

Singapura (AAA)

1.7

1.711

1.10

Thailand (BBB+)

1.27

1.3

3.00

Amerika Serikat (AAA)

1.59

1.609

1.90

Afrika Selatan (BB+)

8.865

8.905

4.00

Sumber: Refinitiv



TIM RISET CNBC INDONESIA

(irv/irv)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular