Erick Thohir Sentil Telkom, Cuma Andalkan Dividen Anak Usaha
12 February 2020 15:38

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menyatakan bahwa PT Telkom Indonesia Tbk. (TLKM) mau tak mau harus menyesuaikan bisnisnya dengan perkembangan teknologi saat ini. Bukan hanya menggantungkan pendapatannya dari revenue dan dividen yang diperoleh dari anak usahanya PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel).
Erick mengatakan Telkom harus mampu memanfaatkan infrastruktur telekomunikasi yang saat ini dimilikinya untuk mengembangkan bisnis baru seperti big data dan cloud yang saat ini di Indonesia masih saja dikuasai asing.
"Ya sama kan, industri telekomunikasi kan berubah. Dulu suara, sekarang data tapi kan ada hal yang sangat penting. Infrastruktur Telkom itu kan udah lumayan luar biasa kenapa ngga itu menjadi bisnis. Bahkan juga yang namanya big data, cloud itu juga menjadi sebuah bisnis. Jangan diambil lagi oleh asing, gitu loh," kata Erick di Assembly Hall, Menara Mandiri, Rabu siang ini (12/2/2020).
Dia menjelaskan, ketika dirinya masih mengurusi Asian Games, pihak panitia terpaksa menyewa fasilitas cloud milik China bernama Alicloud karena tak tersedianya fasilitas ini oleh Telkom. Untuk itu, hal ini bisa menjadi peluang bisnis baru yang bisa dikembangkan oleh perusahaan telekomunikasi pelat merah ini.
Dia juga menyinggung mengenai pendapatan Telkom yang selama ini mayoritas berasal dari pendapatan dan dividen dari Telkomsel dengan porsi mencapai 70%.
"[Jadi] Mendingan gak ada Telkom. Langsung aja Telkomsel ke BUMN, dividennya jelas. Makanya kita mau Telkom berubah ke arah salah satunya ke database big data, cloud, masa cloud-nya dipegang alicloud [Alibaba Cloud]. Masa database kita diambil negara lain?" katanya.
Adapun Telkomsel ini merupakan perusahaan yang dimiliki kepemilikannya sebesar 65% oleh Telkom dan 35% oleh Singapore Telecom (Singtel).
(hps/hps)
Erick mengatakan Telkom harus mampu memanfaatkan infrastruktur telekomunikasi yang saat ini dimilikinya untuk mengembangkan bisnis baru seperti big data dan cloud yang saat ini di Indonesia masih saja dikuasai asing.
"Ya sama kan, industri telekomunikasi kan berubah. Dulu suara, sekarang data tapi kan ada hal yang sangat penting. Infrastruktur Telkom itu kan udah lumayan luar biasa kenapa ngga itu menjadi bisnis. Bahkan juga yang namanya big data, cloud itu juga menjadi sebuah bisnis. Jangan diambil lagi oleh asing, gitu loh," kata Erick di Assembly Hall, Menara Mandiri, Rabu siang ini (12/2/2020).
Dia menjelaskan, ketika dirinya masih mengurusi Asian Games, pihak panitia terpaksa menyewa fasilitas cloud milik China bernama Alicloud karena tak tersedianya fasilitas ini oleh Telkom. Untuk itu, hal ini bisa menjadi peluang bisnis baru yang bisa dikembangkan oleh perusahaan telekomunikasi pelat merah ini.
Dia juga menyinggung mengenai pendapatan Telkom yang selama ini mayoritas berasal dari pendapatan dan dividen dari Telkomsel dengan porsi mencapai 70%.
"[Jadi] Mendingan gak ada Telkom. Langsung aja Telkomsel ke BUMN, dividennya jelas. Makanya kita mau Telkom berubah ke arah salah satunya ke database big data, cloud, masa cloud-nya dipegang alicloud [Alibaba Cloud]. Masa database kita diambil negara lain?" katanya.
Adapun Telkomsel ini merupakan perusahaan yang dimiliki kepemilikannya sebesar 65% oleh Telkom dan 35% oleh Singapore Telecom (Singtel).
Artikel Selanjutnya
Ririek Dirut, Fajrin Direktur, Ini Jajaran Direksi Telkom
(hps/hps)