
9 Orang Sembuh dari Corona, Kurs Dolar Singapura Stabil
Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
12 February 2020 12:07

Jakarta, CNBC Indonesia - Kurs dolar Singapura bergerak stabil melawan rupiah di pekan ini, setelah mengalami aksi jual pada pekan lalu akibat penyebaran wabah virus corona atau yang dinamai Covid-19.
Pada pukul 11:02 WIB, SG$ 1 setara Rp 9.848,48, dolar Singapura melemah tipis 0,03% di pasar spot, melansir data Refnitiv. Selasa kemarin, mata uang Negeri Merlion ini hanya menguat 0,02%, bandingkan dengan pekan lalu yang anjlok hingga 1,62%. Sepanjang tahun ini hingga Selasa kemarin, dolar Singapura sudah melemah 4,59%.
Berikut kurs jual beli dolar Singapura yang diambil dari situs resmi beberapa bank nasional pada pukul 11:08 WIB.
Singapura menjadi negara dengan kasus virus corona terbanyak kedua setelah China yang menjadi asal virus tersebut. Kementerian Kesehatan Singapura melaporkan hingga Selasa kemarin sudah ada 47 kasus Covid-19. Namun kabar baiknya, 9 orang kini dinyatakan telah sembuh, sebagaimana dilansir The Strait Times.
Selain itu, penasihat medis terkemuka di China mengatakan penyebaran Covid-19 akan mencapai puncaknya di bulan ini. Itu artinya dalam beberapa bulan ke depan, wabah virus yang berasal dari kota Wuhan tersebut akan berakhir.
Hal tersebut diperkuat oleh Zhong Nanshan, epidemiolog China yang berhasil 'mengusir' SARS pada 2002-2003, memperkirakan penyebaran virus Corona akan selesai dalam sekitar dua bulan mendatang.
"Saya berharap kejadian ini bisa selesai sekitar April," ujar Zhong, sebagaimana diwartakan Reuters.
Berdasarkan data dari satelit pemetaan ArcGis, total korban meninggal akibat Covid-19 sebanyak 1.115 orang. Dari total tersebut, sebanyak dua orang yang meninggal di luar China, yakni 1 di Hong Kong dan 1 di Filipina. Covid-19 kini telah menjangkiti lebih dari 45.000 orang di seluruh dunia.
Singapura merupakan salah satu tujuan utama wisatawan asal China dan juga merupakan travel hub regional sehingga rentan terhadap wabah virus corona.
Akibat wabah virus corona, jumlah wisatawan asal Negeri Tiongkok diprediksi akan menurun drastis.
"Sektor pariwisata telah terkena dampak langsung dari penyebaran virus corona, akibat penurunan kedatangan wisatawan, khususnya dari China" kata Singapore Tourism Board (STB) sebagaimana dilansir Channel News Asia.
Berdasarkan data STB sepanjang tahun 2019, ada sebanyak 3,6 juta wisatawan dari China yang berkunjung ke Singapura, angka tersebut merupakan 20% dari total wisatawan sepanjang tahun lalu.
Sementara itu, Menteri Perdagangan dan Industri Singapura, Chan Chun Sing, mengatakan Singapura harus "siap secara mental" menghadapi virus corona yang dampaknya akan lebih "luas, dalam, dan panjang" dari wabah SARS tahun 2003 lalu. Sebabnya, nilai perdagangan Singapura dan China saat ini sudah naik empat kali lipat dibandingkan tahun 2003.
Di sisi lain, Otoritas Moneter Singapura (Monetary Authority of Singapore/MAS) meminta lembaga keuangan di Negeri Merlion untuk bersiap mengelola setiap peningkatan permintaan pada layanan keuangan tertentu, seperti penarikan tunai atau layanan keuangan online.
MAS yang merupakan bank sentral dan otoritas moneter dan keuangan Singapura juga mengingatkan perusahaan keuangan agar berhati-hati terhadap ancaman keamanan siber.
"Ada beberapa kasus pelaku ancaman dunia maya untuk mengambil keuntungan dari situasi Novel Coronavirus, untuk melakukan penipuan email, serangan phishing dan ransomware," kata MAS dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir dari CNBC International, Minggu (9/2/2020).
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap) Next Article Kurs Dolar Singapura Tembus Rp 11.500, Termahal dalam Sejarah
Pada pukul 11:02 WIB, SG$ 1 setara Rp 9.848,48, dolar Singapura melemah tipis 0,03% di pasar spot, melansir data Refnitiv. Selasa kemarin, mata uang Negeri Merlion ini hanya menguat 0,02%, bandingkan dengan pekan lalu yang anjlok hingga 1,62%. Sepanjang tahun ini hingga Selasa kemarin, dolar Singapura sudah melemah 4,59%.
Berikut kurs jual beli dolar Singapura yang diambil dari situs resmi beberapa bank nasional pada pukul 11:08 WIB.
Bank | Kurs Beli | Kurs Jual |
Bank BNI | 9.825,00 | 9.885,00 |
Bank BRI | 9.995,00 | 10.132,66 |
Bank Mandiri | 9.810,00 | 9.900,00 |
Bank BTN | 9.695,00 | 10.025,00 |
Bank BCA | 9.838,19 | 9.858,24 |
CIMB Niaga | 9.841,00 | 9.857,00 |
Singapura menjadi negara dengan kasus virus corona terbanyak kedua setelah China yang menjadi asal virus tersebut. Kementerian Kesehatan Singapura melaporkan hingga Selasa kemarin sudah ada 47 kasus Covid-19. Namun kabar baiknya, 9 orang kini dinyatakan telah sembuh, sebagaimana dilansir The Strait Times.
Selain itu, penasihat medis terkemuka di China mengatakan penyebaran Covid-19 akan mencapai puncaknya di bulan ini. Itu artinya dalam beberapa bulan ke depan, wabah virus yang berasal dari kota Wuhan tersebut akan berakhir.
Hal tersebut diperkuat oleh Zhong Nanshan, epidemiolog China yang berhasil 'mengusir' SARS pada 2002-2003, memperkirakan penyebaran virus Corona akan selesai dalam sekitar dua bulan mendatang.
"Saya berharap kejadian ini bisa selesai sekitar April," ujar Zhong, sebagaimana diwartakan Reuters.
Berdasarkan data dari satelit pemetaan ArcGis, total korban meninggal akibat Covid-19 sebanyak 1.115 orang. Dari total tersebut, sebanyak dua orang yang meninggal di luar China, yakni 1 di Hong Kong dan 1 di Filipina. Covid-19 kini telah menjangkiti lebih dari 45.000 orang di seluruh dunia.
Singapura merupakan salah satu tujuan utama wisatawan asal China dan juga merupakan travel hub regional sehingga rentan terhadap wabah virus corona.
Akibat wabah virus corona, jumlah wisatawan asal Negeri Tiongkok diprediksi akan menurun drastis.
"Sektor pariwisata telah terkena dampak langsung dari penyebaran virus corona, akibat penurunan kedatangan wisatawan, khususnya dari China" kata Singapore Tourism Board (STB) sebagaimana dilansir Channel News Asia.
Berdasarkan data STB sepanjang tahun 2019, ada sebanyak 3,6 juta wisatawan dari China yang berkunjung ke Singapura, angka tersebut merupakan 20% dari total wisatawan sepanjang tahun lalu.
Sementara itu, Menteri Perdagangan dan Industri Singapura, Chan Chun Sing, mengatakan Singapura harus "siap secara mental" menghadapi virus corona yang dampaknya akan lebih "luas, dalam, dan panjang" dari wabah SARS tahun 2003 lalu. Sebabnya, nilai perdagangan Singapura dan China saat ini sudah naik empat kali lipat dibandingkan tahun 2003.
Di sisi lain, Otoritas Moneter Singapura (Monetary Authority of Singapore/MAS) meminta lembaga keuangan di Negeri Merlion untuk bersiap mengelola setiap peningkatan permintaan pada layanan keuangan tertentu, seperti penarikan tunai atau layanan keuangan online.
MAS yang merupakan bank sentral dan otoritas moneter dan keuangan Singapura juga mengingatkan perusahaan keuangan agar berhati-hati terhadap ancaman keamanan siber.
"Ada beberapa kasus pelaku ancaman dunia maya untuk mengambil keuntungan dari situasi Novel Coronavirus, untuk melakukan penipuan email, serangan phishing dan ransomware," kata MAS dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir dari CNBC International, Minggu (9/2/2020).
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap) Next Article Kurs Dolar Singapura Tembus Rp 11.500, Termahal dalam Sejarah
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular