Analisis Teknikal IHSG

Banyak Tekanan, Rasanya Sulit IHSG Menembus Level 6.000

Yazid Muamar, CNBC Indonesia
12 February 2020 08:44
Gubernur The Fed Jerome Powell di depan Kongres menyatakan akan mengawasi ketat perkembangan dari virus corona serta dampaknya terhadap perekonomian.
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan Selasa (11/2/2020) kemarin mengalami penguatan 0,04% pada level 5.954.

Memasuki perdagangan hari ini Rabu (12/2/2020), Tim Riset CNBC Indonesia memperkirakan IHSG akan bergerak fluktuatif dengan potensi melemah terbatas pada rentang 5.925 hingga 5.975.

Dari bursa Amerika Serikat (AS), tiga indeks saham pada penutupan pagi tadi bervariatif. Dow Jones (DJIA) melemah 0,01% ke level 29.276, S&P 500 kembali memecahkan rekor tertinggi ke level 3.357 dengan penguatan 0,17% dan Nasdaq juga catatkan rekor ke level 9.638 dengan menguat 0,11%.


Wall Street bergerak mixed merespons pidato Gubernur The Fed Jerome Powell di depan Kongres menyatakan akan mengawasi ketat perkembangan dari virus corona serta dampaknya terhadap perekonomian.

Powell dalam kesaksiannya di depan Kongres AS mengatakan bahwa terlalu dini mengukur dampak virus corona terhadap perekonomian AS. Namun dia memastikan bahwa wabah itu merupakan ancaman baru di tengah menurunnya risiko perang dagang.

Dari dalam negeri, Bank Indonesia (BI) kemarin mengeluarkan data penjualan ritel/eceran (retail sales) untuk bulan Desember yang mengalami penurunan 0,5%. Lebih rendah dari data bulan sebelumnya yang tumbuh 1,3%.

Dalam publikasinya tersebut, BI juga meramal penjualan ritel pada Januari 2020 juga akan mengalami penurunan karena pola musiman awal tahun. Hal ini tercermin dari data Indeks Penjualan Riil (IPR) Januari 2020 yang diprakirakan -3,1% year-on-year (YoY).

Hal ini membuat saham-saham sektor konsumer kembali mendapat tekanan karena dilego pelaku pasar karena pesimis pendapatan dan labanya mampu tumbuh dengan baik.

Secara teknikal, IHSG hari ini berpotensi masih tertekan dengan bergerak di bawah rata-rata nilainya dalam lima hari terakhir (moving avergae/MA5).

Potensi pelemahan cukup terbuka karena IHSG belum mampu menjauh sepenuhnya dari zona jenuh jualnya (oversold) yang dicerminkan melalui indikator teknikal Relative Strength Index (RSI).

Minim Sentimen Positif, IHSG Akan Berfluktuatif Potensi TurunSumber: Refinitiv

TIM RISET CNBC INDONESIA


(yam/yam) Next Article Obral-obral, Deretan Saham LQ45 Ini Sudah Rebound Lagi Lho!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular