
Lippo Karawaci Jual Surat Utang Rp 1,2 T, Diborong Rp 2,5 T
tahir saleh, CNBC Indonesia
11 February 2020 09:54

Jakarta, CNBC Indonesia - Emiten induk bisnis perumahan Grup Lippo, PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) menyelesaikan penawaran obligasi tambahan senilai US$ 95 juta (sekitar Rp 1,29 triliun, asumsi kurs Rp 13.600/US$) atas obligasi awal bertenor 5 tahun senilai US$ 325 juta (Rp 4,42 triliun).
Manajemen Lippo menegaskan obligasi tersebut terdapat permintaan yang tinggi sehingga oversubscribed hampir 2x lipat menjadi US$ 183 juta (Rp 2,49 triliun). Penawaran itu dilakukan pada 10 Februari 2020 dengan bunga 7,80% atau 32,5 bps (basis poin) lebih rendah dibanding obligasi yang diterbitkan pada Januari silam (pada harga US$ 101,29).
Obligasi tambahan ini diterbitkan Theta Capital Pte Ltd, anak usaha LPKR yang berbasis di Singapura. Obligasi tambahan ini akan dipakai untuk membeli kembali sisa obligási senior dengan jumlah pokok sebesar US$ 410 juta dengan tingkat bunga 7% yang akan jatuh tempo pada 2022 yang sebelumnya diterbitkan Theta.
Obligasi ini akan dicatatkan di Singapore Exchange Securities Trading. Dengan rencana melunasi sisa obligasi yang jatuh tempo pada 2022, maka Lippo Karawaci akan memiliki utang terbatas yang akan jatuh tempo selama 5 tahun ke depan hingga 2025.
"Sebagaimana kami utarakan beberapa minggu lalu, kami sedang mempertimbangkan beberapa opsi pendanaan untuk membiayai kembali sisa obligasi yang jatuh tempo pada 2022 dan menghasilkan utang jatuh tempo yang terbatas sampai dengan 2025," kata John Riady, CEO LPKR, dalam siaran pers, Selasa (11/2/2020).
"Sekarang, kami berada pada posisi tidak ada utang besar yang akan jatuh tempo hingga 2025 dan kami akan fokus pada peluncuran produk perumahan, penjualan persediaan serta peningkatan pra penjualan secara keseluruhan," tegasnya.
Menurut dia, dengan rasio utang bersih terhadap ekuitas sebesar 21%, Lippo Karawaci merupakan salah satu perseroan yang memiliki rasio utang terendah di antara perusahaan properti di Indonesia. Pembiayaan kembali obligasi yang jatuh tempo pada 2022 akan lebih meningkatkan profil utang LPKR, katanya.
Penawaran obligasi yang terbaru ini didukung oleh joint global coordinators dan bookrunners di antaranya Credit Suisse, BNP Paribas dan Deutsche Bank serta joint bookrunners Citi, CIMB dan Mandiri.
(tas/hps) Next Article Rilis Obligasi USD 325 Juta, Begini Analisis Kinerja LPKR
Manajemen Lippo menegaskan obligasi tersebut terdapat permintaan yang tinggi sehingga oversubscribed hampir 2x lipat menjadi US$ 183 juta (Rp 2,49 triliun). Penawaran itu dilakukan pada 10 Februari 2020 dengan bunga 7,80% atau 32,5 bps (basis poin) lebih rendah dibanding obligasi yang diterbitkan pada Januari silam (pada harga US$ 101,29).
Obligasi tambahan ini diterbitkan Theta Capital Pte Ltd, anak usaha LPKR yang berbasis di Singapura. Obligasi tambahan ini akan dipakai untuk membeli kembali sisa obligási senior dengan jumlah pokok sebesar US$ 410 juta dengan tingkat bunga 7% yang akan jatuh tempo pada 2022 yang sebelumnya diterbitkan Theta.
"Sebagaimana kami utarakan beberapa minggu lalu, kami sedang mempertimbangkan beberapa opsi pendanaan untuk membiayai kembali sisa obligasi yang jatuh tempo pada 2022 dan menghasilkan utang jatuh tempo yang terbatas sampai dengan 2025," kata John Riady, CEO LPKR, dalam siaran pers, Selasa (11/2/2020).
"Sekarang, kami berada pada posisi tidak ada utang besar yang akan jatuh tempo hingga 2025 dan kami akan fokus pada peluncuran produk perumahan, penjualan persediaan serta peningkatan pra penjualan secara keseluruhan," tegasnya.
Menurut dia, dengan rasio utang bersih terhadap ekuitas sebesar 21%, Lippo Karawaci merupakan salah satu perseroan yang memiliki rasio utang terendah di antara perusahaan properti di Indonesia. Pembiayaan kembali obligasi yang jatuh tempo pada 2022 akan lebih meningkatkan profil utang LPKR, katanya.
Penawaran obligasi yang terbaru ini didukung oleh joint global coordinators dan bookrunners di antaranya Credit Suisse, BNP Paribas dan Deutsche Bank serta joint bookrunners Citi, CIMB dan Mandiri.
(tas/hps) Next Article Rilis Obligasi USD 325 Juta, Begini Analisis Kinerja LPKR
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular