
Analisis
Tak Berdaya, Rupiah Melemah Lewati Rp 13.700/US$
Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
10 February 2020 13:40

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah melemah melawan dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Senin (10/2/2020), menembus kembali ke atas level Rp 13.700/US$.
Rupiah membuka perdagangan dengan stagnan di level Rp 13.670/US$, tetapi tidak lama Mata Uang Garuda masuk ke zona merah, dan belum sempat mencicipi zona hijau. Pada pukul 12:00 WIB, rupiah berada di level Rp 13.710/US$, melemah 0,29% di pasar spot, melansir data Refinitiv.
Penyebaran virus corona masih menjadi isu utama pasar finansial hingga hari ini. Berdasarkan data dari ArcGis, total korban meninggal akibat virus corona kini menjadi 910 orang, dan telah menjangkiti lebih dari 40.000 orang di berbagi negara.
Pelambatan ekonomi kini menghantui pasar global, hasil riset S&P menunjukkan pertumbuhan ekonomi China bisa terpangkas 1,2% akibat virus corona.
Belum adanya tanda-tanda penyebaran wabah akan mereda membuat bursa saham Asia berguguran pada hari ini. Itu artinya sentimen pelaku pasar sedang memburuk, dan di kala sentimen memburuk rupiah menjadi tertekan.
Sementara itu dari dalam negeri, Bank Indonesia (BI) melaporkan data Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) yang cukup bagus.
Pada kuartal IV-2019, NPI membukukan surplus sebesar US$ 4,28 miliar. Jauh membaik dibandingkan kuartal sebelumnya yang defisit US$ 46 juta. Ini membuat NPI untuk keseluruhan 2019 menjadi surplus US$ 4,68 miliar. Juga jauh membaik ketimbang 2018 yang negatif US$ 7,13 miliar.
Dari sisi ekspor-impor barang dan jasa atau transaksi berjalan (current account), masih ada defisit sebesar US$ 8,12 miliar atau 2,84% dari Produk Domestik Bruto (PDB) pada kuartal IV-2019. Sementara untuk keseluruhan 2019, transaksi berjalan membukukan defisit US$ 30,41 miliar (2,72% PDB).
Transaksi berjalan 2019 memang masih defisit, tetapi membaik ketimbang 2018 yang minus US$ 30,63 miliar (2,94% PDB).
Defisit transaksi berjalan tersebut mampu ditutup oleh transaksi modal dan finansial. Pada kuartal IV-2019, transaksi modal dan finansial surplus US$ 12,4 miliar, lebih tinggi ketimbang kuartal sebelumnya yaitu US$ 7,4 miliar. Sepanjang 2019, transaksi modal dan finansial mencatat surplus US$ 36,3 miliar, naik dibandingkan 2018 yakni US$ 25,2 miliar.
Sayangnya data tersebut belum mampu mendongkrak kinerja rupiah hingga pertengahan perdagangan hari ini.
Rupiah membuka perdagangan dengan stagnan di level Rp 13.670/US$, tetapi tidak lama Mata Uang Garuda masuk ke zona merah, dan belum sempat mencicipi zona hijau. Pada pukul 12:00 WIB, rupiah berada di level Rp 13.710/US$, melemah 0,29% di pasar spot, melansir data Refinitiv.
Penyebaran virus corona masih menjadi isu utama pasar finansial hingga hari ini. Berdasarkan data dari ArcGis, total korban meninggal akibat virus corona kini menjadi 910 orang, dan telah menjangkiti lebih dari 40.000 orang di berbagi negara.
Belum adanya tanda-tanda penyebaran wabah akan mereda membuat bursa saham Asia berguguran pada hari ini. Itu artinya sentimen pelaku pasar sedang memburuk, dan di kala sentimen memburuk rupiah menjadi tertekan.
Sementara itu dari dalam negeri, Bank Indonesia (BI) melaporkan data Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) yang cukup bagus.
Pada kuartal IV-2019, NPI membukukan surplus sebesar US$ 4,28 miliar. Jauh membaik dibandingkan kuartal sebelumnya yang defisit US$ 46 juta. Ini membuat NPI untuk keseluruhan 2019 menjadi surplus US$ 4,68 miliar. Juga jauh membaik ketimbang 2018 yang negatif US$ 7,13 miliar.
Dari sisi ekspor-impor barang dan jasa atau transaksi berjalan (current account), masih ada defisit sebesar US$ 8,12 miliar atau 2,84% dari Produk Domestik Bruto (PDB) pada kuartal IV-2019. Sementara untuk keseluruhan 2019, transaksi berjalan membukukan defisit US$ 30,41 miliar (2,72% PDB).
Transaksi berjalan 2019 memang masih defisit, tetapi membaik ketimbang 2018 yang minus US$ 30,63 miliar (2,94% PDB).
Defisit transaksi berjalan tersebut mampu ditutup oleh transaksi modal dan finansial. Pada kuartal IV-2019, transaksi modal dan finansial surplus US$ 12,4 miliar, lebih tinggi ketimbang kuartal sebelumnya yaitu US$ 7,4 miliar. Sepanjang 2019, transaksi modal dan finansial mencatat surplus US$ 36,3 miliar, naik dibandingkan 2018 yakni US$ 25,2 miliar.
Sayangnya data tersebut belum mampu mendongkrak kinerja rupiah hingga pertengahan perdagangan hari ini.
Next Page
Analisis Teknikal
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular