
Ganti Nama Jadi Bank Net, Maybank Syariah Resmi Dicaplok

Jakarta, CNBC Indonesia - Dua investor yakni PT NTI Global Indonesia (NTI) dan PT Berkah Anugerah Abadi (BAA) resmi mengakuisisi semua saham PT Bank Net Indonesia Syariah yang dulunya bernama PT Bank Maybank Syariah Indonesia.
Dalam keterangan resmi di situs banknetsyariah, dikutip Minggu (9/2/2020), disebutkan NTI membeli 661.548 saham Bank Net Indonesia Syariah, sementara BAA membeli 283.521 saham Bank Net Syariah.
Dengan memiliki sebanyak 661.548 saham, maka porsi saham NTI itu setara 70% kepemilikan dari seluruh saham Bank Net Syariah yang telah dikeluarkan dan disetor penuh yang dimiliki secara langsung.
Adapun dengan porsi 283.521 saham BAA itu mewakili 30% dari seluruh saham Bank Net Syariah yang telah dikeluarkan dan disetor penuh yang dimiliki secara langsung.
"Tanggal transaksi pada 31 Januari 2020, tujuan transaksi pengendalian Bank Net Syariah," tulis direksi Bank Net Syariah, dalam pengumuman tersebut.
Direkei Bank Net Syariah menjelaskan NTI dan BAA adalah perusahaan investasi yang bermaksud untuk melakukan pengembangan ekonomi kerakyatan berbasis syariah.
"Sektor usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) dirasakan saat ini belum secara penuh terlayani oleh jasa perbankan. Oleh karenanya di samping adanya prospek bisnis yang luas di sektor UMKM, mendukung dan mengembangkan sektor UMKM sangat penting dalam peningkatan taraf hidup masyarakat," tulis direksi.
Namun belum dijelaskan latar belakang siapa dua investor baru ini dan besaran nilai transaksi. Pada 20 Desember 2019, bank ini berganti nama menjadi Bank Net Indonesia Syariah setelah terjadi pembelian 100% saham Bank Maybank Syariah oleh NTI dan BAA.
Pergantian nama tersebut efektif setelah OJK merilis keputusan No.113/PB.1/2019 tentang penetapan penggunaan izin usaha atas nama Bank Maybank Syariah Indonesia menjadi PT Bank Net Indonesia Syariah.
Situs resmi Bank Net mencatatat, ada lowongan direktur utama bank ini. Sementara direksi lain yakni Direktur Bisnis Mohammad Riza, Direktur Kepatuhan Baiq Nadea Dzurriatin, dan Basuki Hdayat sebagai Direktur Operasi.
Jajaran komisaris yakni Dato' Mohamed Rafique Merican (komut), didampingin Hadi Sunaryo dan Fransisca Ekawati sebagai Komisaris Independen.
Mengacu laporan keuangan 2018, aset pada 2018 mencapai Rp 661,91 miliar turun dari 2017 Rp 1,28 triliun, sementara modal bersih Rp 530,26 miliar dari sebelumnya Rp 583,65 miliar.
Dari sisi kinerja laba, pada 2018 perusahaan mencetak rugi bersih Rp 64,72 miliar dari tahun sebelumnya rugi Rp 9,79 miliar. Pendapatan dari jual-beli turun menjadi Rp 26,83 miliar dari 51,62 miliar.
(tas/tas) Next Article Akankah Saham Bank Syariah Ini Jadi BRIS Jilid 2?
