Harga Emas Flat Aja nih, Padahal Virus Corona Masih Ganas

Tirta Citradi, CNBC Indonesia
07 February 2020 10:42
Harga emas flat karena AS-China makin mesra di kala virus corona masih menggila
Foto: Emas Batangan dan Koin dalam brankas Pro Aurum di Munich, Jerman pada 14 Agustus 2019. (REUTERS/Michael Dalder)
Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas global di pasar spot nyaris tak bergerak karena diwarnai oleh sentimen yang campur aduk. Selain tentang kasus merebaknya virus corona, kini pasar kembali menyoroti hubungan dagang Amerika Serikat (AS) dan China.

Virus corona masih menjadi hantu yang membayangi pasar. Jumlah orang yang terjangkiti virus corona semakin banyak setiap harinya. Terakhir, data John Hopkins CSSE menunjukkan sudah ada 31.393 kasus sampai hari ini.

Kasus terbanyak dilaporkan di China dengan total 31.127 kasus. Sebanyak 266 kasus lainnya dilaporkan di 27 negara lainnya. Korban tewas mencapai 638 orang. Dua kasus kematian dilaporkan di luar China, satu di Hong Kong dan satu lainnya di Filipina.


Kasus yang terus berkembang dan bisa memukul perekonomian China ini ternyata tak banyak mengangkat harga emas. Pagi ini, Jumat (7/2/2020) harga emas malah cenderung flat. Data Refinitiv menunjukkan, harga emas di pasar spot berada di level US$ 1.567/troy ons, naik 0,03%.

Setelah bank sentral China menyuntikkan dana segar US$ 178 miliar ke pasar melalui transaksi reverse repo pada Senin lalu (3/2/2020), kini giliran China memangkas tarif yang dikenakan untuk berbagai produk AS senilai US$ 75 miliar.

Hal ini membuat pelaku pasar kembali menyorot poros Washington-Beijing setelah sebulan ini disibukkan dengan isu virus corona. China dikabarkan akan memangkas tarif impor beberapa produk asal AS menjadi setengahnya.

Beberapa produk yang dikenakan tarif sebesar 10% akan dipangkas menjadi 5%, sementara beberapa barang lain yang kena tarif masuk 5% dipangkas menjadi 2,5%. CNBC Internasional melaporkan hal ini dilakukan China untuk "memajukan hubungan dagang AS-China yang sehat dan stabil".

Hal ini disampaikan oleh kementerian keuangan China kemarin. Pemangkasan tarif ini mulai efektif pada 14 Februari nanti pukul 1.01 pm, tetapi tidak diketahui waktu tersebut mengacu ke zona waktu yang mana, melansir CNBC International.

Untuk pemangkasan tarif selanjutnya China masih akan melihat perkembangan hubungan dagang antara AS dan China.

"Siapa yang tahu motivasi pastinya, saya rasa masuk akal, saat ini mereka dalam keadaan tertekan (ekonominya). Namun saya pikir perkembangan ini disambut baik, seperti diketahui bersama ada keinginan untuk maju ke kesepakatan dagang fase lanjut" kata Kingsley Jones, Chief Investment Jevons Global.

Kabar ini semakin menunjukkan bahwa hubungan AS dan China yang makin mesra. Bisa saja upaya pemangkasan tarif ini adalah awal dari pencabutan seluruh tarif yang selama ini jadi senjata saling hambat perdagangan dua negara dengan perekonomian terbesar di dunia.

Pasalnya pada Rabu (5/2/2020), Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin mengatakan bahwa kesepakatan fase dua nanti berpotensi menyertakan pelonggaran tarif sebagai bagian dari kesepakatan.


Jika keduanya semakin bulat ikhtiarnya untuk mengakhiri perseteruan, maka perekonomian global yang sempat kena turbulensi gara-gara konflik bilateral keduanya akan kembali berjalan normal.

Selera pelaku pasar terhadap risiko kembali, aset-aset minim risiko seperti emas bisa dilego. Namun harga emas tak langsung anjlok mengingat hantu virus corona masih membayangi dan berpotensi kembali memukul perekonomian.


TIM RISET CNBC INDONESIA

[Gambas:Video CNBC]




(twg/twg) Next Article Harga Emas Tertatih untuk Bangkit

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular