Sektor Manufaktur RI 2019 Lesu, 11 Saham Otomotif Ini Merana

Yazid Muamar, CNBC Indonesia
06 February 2020 17:22
Sejalan dengan industri manufaktur sepanjang 2019 yang mengalami penurunan, saham-saham industri otomotif dan komponennya juga merah merona.
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki

Jakarta, CNBC Indonesia - Sejalan dengan industri manufaktur sepanjang 2019 yang mengalami penurunan, saham-saham industri otomotif dan komponennya juga merah merona sejak awal tahun.

Di bursa, sektor aneka industri yang menaungi industri otomotif dan komponen mengalami penurunan 7,03% sejak awal tahun (year to date/ytd) seiring dengan penurunan industri manufaktur karena permintaan akan otomotif yang menurun.

Dari 13 emiten yang bisnisnya berkutat di bidang otomotif, 11 saham mengalami penurunan sejak awal tahun, hanya satu saham yang menguat, dan 1 saham stagnan, mengacu data Bursa Efek Indonesia (BEI).

Saham yang paling tertekan ialah PT Indo Kordsa Tbk (BRAM) dengan penurunan 39,81% dengan harga terakhir Rp 6.500/saham. Sedangkan saham yang menguat ialah PT Multistrada Arah Sarana Tbk (MASA) yang mengalami kenaikan 4,35% pada harga Rp 480/saham.

Sedangkan hanya 1 saham yang stagnan yakni PT Nipress Tbk (NIPS) yang ditutup pada harga Rp 282/saham. Sahamnya sendiri sudah tidak diperdagangkan sejak 1 Juli 2019 sejak perusahaan mengalami suspensi karena perusahaan telat menyampaikan laporan keuangan kepada pihak bursa.

Berikut 13 emiten sub-sektor otomotif dan komponennya:

No

Kode

Nama Emiten

1

ASII

Astra International Tbk

2

AUTO

Astra Auto Part Tbk

3

BRAM

Indo Kordsa Tbk

4

GDYR

Goodyear Indonesia Tbk

5

GJTL

Gajah Tunggal Tbk

6

IMAS

Indomobil Sukses International Tbk

7

INDS

Indospring Tbk

8

LPIN

Multi Prima Sejahtera Tbk

9

MASA

Multistrada Arah Sarana Tbk

10

NIPS

Nipress Tbk

11

PRAS

Prima alloy steel Universal Tbk

12

SMSM

Selamat Sempurna Tbk

13

BOLT

Garuda Metalindo Tbk

Sumber: BEI



Badan Pusat Statistik (BPS) menyebut industri pengolahan atau manufaktur sepanjang 2019 menurun. BPS menilai, penurunan ini perlu jadi perhatian mengingat manufaktur merupakan salah satu sektor penopang perekonomian RI.


Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, industri manufaktur pada kuartal IV-2019 tumbuh 3,66% lebih rendah jika dibandingkan kuartal IV-2018 yang hanya tumbuh 4,25%.

Industri manufaktur sepanjang 2019 juga menurun jika dibandingkan dengan 2018. Pada 2019, industri manufaktur tumbuh 3,8% turun 12,4% jika dibandingkan pertumbuhan manufaktur pada 2018 yakni 4,3%.

"[Industri manufaktur] di kuartal IV-2018 sampai 4,25%. Berpengaruh besar ke ekonomi Indonesia, karena peranan industri nomer satu. Ini perlu dijadikan perhatian," kata Suhariyanto di kantornya, Rabu (5/2/2020).

TIM RISET CNBC INDONESIA

[Gambas:Video CNBC]

 


(yam/tas) Next Article Obral-obral, Deretan Saham LQ45 Ini Sudah Rebound Lagi Lho!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular