Harga Batu Bara Kemarin Melejit Hampir 4%, Ada Apa nih?

Tirta Citradi, CNBC Indonesia
05 February 2020 11:27
Harga batu bara melejit hampir 4% kemarin. Namun kenaikan ini tak mencerminkan sentimen negatif dan fundamentalnya
Foto: Reuters
Jakarta, CNBC Indonesia - Harga batu bara kontrak acuan melesat tinggi pada perdagangan Selasa kemarin (4/2/2020) seolah tak mempedulikan sentimen negatif kasus merebaknya virus corona yang menggempur pasar.

Merebaknya virus corona masih menjadi headlines berita sampai saat ini. Patogen yang masih satu keluarga dengan penyebab SARS ini pertama kali ditemukan di Wuhan, Provinsi Hubei, China bagian tengah.

Sejak WHO berhasil mengidentifikasi virus baru ini, jumlah penderita pneumonia terus bertambah hingga merenggut korban jiwa. Lebih parah lagi, virus ini tak hanya menjangkiti China saja, tetapi juga meluas ke puluhan negara lain.

Harga Batu Bara Melejit Hampir 4% Kemarin, Ada Apa Nih?Foto: WNI dari China Tiba di Indonesia (Dok. Kemenlu)

Berdasarkan data terbaru John Hopkins CSSE, sampai saat ini sudah ada 24.478 dilaporkan di 27 negara. Jumlah kasus terbanyak masih dilaporkan di China dengan 24.266 orang dinyatakan positif terinfeksi virus corona.

Sementara 212 kasus lainnya ditemukan di 26 negara lain mulai dari AS, berbagai negara Eropa dan kawasan Asia hingga Australia.

Jumlah korban meninggal sampai saat ini tercatat mencapai 492 orang. Dua korban meninggal dilaporkan di luar China, satu di Hong Kong dan satu di Filipina.


Jumlah pasien yang dinyatakan pulih kini berjumlah 906, satu orang yang dinyatakan pulih berasal dari Vietnam.

Virus corona yang tergolong baru ini menyerang warga China di momen libur tahun baru imlek dan menciptakan suasana liburan yang mencekam bagi warga lokal. Pasalnya liburan tahun baru yang biasanya meriah karena berbagai festival dan perayaan kini jadi mengerikan karena puluhan kota di China di karantina.

Libur tahun baru biasanya aktivitas perdagangan terutama untuk komoditas batu bara sepi. Ditambah dengan isu merebaknya virus corona ini, perdagangan makin sepi. Salah satu indikator sepinya perdagangan adalah pelemahan permintaan kapal kargo yang mengangkut berbagai komoditas.

Hal ini tercermin dari kembali anjloknya indeks Baltic Capesize. Indeks ini kurang lebih mencerminkan permintaan kapal kargo jenis Capesize yang biasanya digunakan untuk memuat 170.000-180.000 ton komoditas seperti bijih besi dan batu bara.

Kemarin, indeks Baltic Capesize turun 31 poin menjadi negatif 133 dan menandai posisi all time low. Indeks Baltic Panamax yang juga mencerminkan aktivitas pengiriman komoditas batu bara menggunakan kapal kargo bermuatan 60.000-70.000 ton juga turun 20 poin menjadi 526.

Sentimen buruk ini ternyata tak membuat harga batu bara kontrak acuan melemah. Namun harga batu bara kontrak futures ICE Newcastle justru melesat tajam 3,74% dalam sehari dan ditutup di US$ 69,35/ton.

Kenaikan harga ini juga seolah tak mencerminkan kinerja impor batu bara di berbagai negara kawasan Asia yang menjadi konsumen terbesar batu bara.

Berdasarkan data Refinitiv, impor batu bara China sejak awal bulan Februari baru mencapai 1 juta ton, lebih rendah dibanding periode yang sama tahun lalu mencapai 1,9 juta ton.

China juga terus melanjutkan program hydro/coal replacement yang membuat permintaan batu bara untuk Februari dan Maret diperkirakan turun masing-masing 2,8 juta ton dan 2 juta ton.

China kini juga membatasi aktivitas pengiriman dengan truk melalui jalur darat sebagai slah satu upaya untuk membatasi penyebaran virus corona yang tengah terjadi.

Tak hanya China saja Negeri Sakura dan Negeri Ginseng juga mengimpor batu bara di awal bulan Februari ini lebih rendah dari tahun lalu. Jepang dan Korea Selatan masing-masing mengimpor 439 kiloton dan 130 kiloton batu bara. Jauh lebih rendah dari tahun sebelumnya yang melebihi 1 juta ton.

Beralih ke India, impor batu bara sejak awal bulan Februari baru mencapai 585 kiloton. Masih lebih rendah dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar 1,8 juta ton. Sehingga naiknya harga batu bara yang terjadi kemarin seolah tak mempedulikan faktor-faktor ini.



TIM RISET CNBC INDONESIA

[Gambas:Video CNBC]




(twg/tas) Next Article Ukur Sentimen Pendorong Koreksi Harga Batu Bara

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular