
Ikuti Jejak Wall Street, Bursa Saham Asia Menghijau
Anthony Kevin, CNBC Indonesia
04 February 2020 09:05

Jakarta, CNBC Indonesia - Mayoritas bursa saham utama kawasan Asia mengawali perdagangan kedua di pekan ini, Selasa (4/2/2020), di zona hijau.
Pada pembukaan perdagangan, indeks Hang Seng naik 0,51%, indeks Straits Times menguat 0,62%, dan indeks Kospi terapresiasi 0,11%.
Bursa saham Benua Kuning berhasil bangkit pasca sudah diterpa tekanan jual dengan intensitas yang besar pada perdagangan kemarin, Senin (3/2/2020).
Bursa saham Benua Kuning mengekor kinerja Wall Street yang ditutup menguat pada dini hari tadi. Pada penutupan perdagangan, indeks Dow Jones naik 0,51%, indeks S&P 500 menguat 0,73%, dan indeks Nasdaq Composite terapresiasi 1,34%.
Wall Street berhasil bangkit pasca sudah babak belur pada pekan kemarin. Di sepanjang pekan kemarin, indeks Dow Jones anjlok 2,55%, indeks S&P 500 ambruk 2,16%, dan indeks Nasdaq Composite terkoreksi 1,76%.
Pada perdagangan terakhir di pekan kemarin, Jumat (31/1/2020), indeks Dow Jones jatuh 2,09%, indeks S&P 500 melemah 1,77%, dan indeks Nasdaq Composite terkoreksi 1,59%. Indeks Dow Jones mencatatkan kinerja harian terburuk sejak Agustus 2019, sementara indeks S&P 500 menorehkan kinerja harian terburuk sejak Oktober 2019.
Rilis data ekonomi yang menggembirakan menjadi faktor yang memantik aksi beli di bursa saham AS. Kemarin, Manufacturing PMI AS periode Januari 2020 versi Institute for Supply Management (ISM) diumumkan di level 50,9, di atas konsensus yang sebesar 48,5, seperti dilansir dari Forex Factory.
Sebagai informasi, angka di atas 50 berarti aktivitas manufaktur membukukan ekspansi jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya, sementara angka di bawah 50 menunjukkan adanya kontraksi.
Ekspansi aktivitas manufaktur AS pada bulan Januari merupakan ekspansi pertama dalam enam bulan.
Di sisi lain, kinerja bursa saham Asia dibatasi oleh meluasnya infeksi virus Corona. Virus Corona sendiri merupakan virus yang menyerang sistem pernafasan manusia. Gejala dari paparan virus Corona meliputi batuk, sakit tenggorokan, sakit kepala, dan demam, seperti dilansir dari CNN International.
Berpusat di China, kasus infeksi virus Corona juga dilaporkan telah terjadi di negara-negara lain. Hingga hari ini, setidaknya sebanyak 22 negara telah mengonfirmasi terjadinya infeksi virus Corona di wilayah mereka.
China, Korea Selatan, Taiwan, Thailand, AS, Vietnam, Prancis, Jerman, Inggris, Nepal, dan Kanada termasuk ke dalam daftar negara yang sudah melaporkan infeksi virus Corona.
Melansir Bloomberg, hingga hari Sabtu (1/2/2020) sebanyak 304 orang di China telah meninggal akibat infeksi virus Corona, dengan jumlah kasus mencapai lebih dari 14.000. Padahal hingga akhir pekan sebelumnya, jumlah korban meninggal baru mencapai 56 orang.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/ank) Next Article Hari Buruh, Beberapa Bursa Asia-Pasifik Dibuka Menguat
Pada pembukaan perdagangan, indeks Hang Seng naik 0,51%, indeks Straits Times menguat 0,62%, dan indeks Kospi terapresiasi 0,11%.
Bursa saham Benua Kuning berhasil bangkit pasca sudah diterpa tekanan jual dengan intensitas yang besar pada perdagangan kemarin, Senin (3/2/2020).
Wall Street berhasil bangkit pasca sudah babak belur pada pekan kemarin. Di sepanjang pekan kemarin, indeks Dow Jones anjlok 2,55%, indeks S&P 500 ambruk 2,16%, dan indeks Nasdaq Composite terkoreksi 1,76%.
Pada perdagangan terakhir di pekan kemarin, Jumat (31/1/2020), indeks Dow Jones jatuh 2,09%, indeks S&P 500 melemah 1,77%, dan indeks Nasdaq Composite terkoreksi 1,59%. Indeks Dow Jones mencatatkan kinerja harian terburuk sejak Agustus 2019, sementara indeks S&P 500 menorehkan kinerja harian terburuk sejak Oktober 2019.
Rilis data ekonomi yang menggembirakan menjadi faktor yang memantik aksi beli di bursa saham AS. Kemarin, Manufacturing PMI AS periode Januari 2020 versi Institute for Supply Management (ISM) diumumkan di level 50,9, di atas konsensus yang sebesar 48,5, seperti dilansir dari Forex Factory.
Sebagai informasi, angka di atas 50 berarti aktivitas manufaktur membukukan ekspansi jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya, sementara angka di bawah 50 menunjukkan adanya kontraksi.
Ekspansi aktivitas manufaktur AS pada bulan Januari merupakan ekspansi pertama dalam enam bulan.
Di sisi lain, kinerja bursa saham Asia dibatasi oleh meluasnya infeksi virus Corona. Virus Corona sendiri merupakan virus yang menyerang sistem pernafasan manusia. Gejala dari paparan virus Corona meliputi batuk, sakit tenggorokan, sakit kepala, dan demam, seperti dilansir dari CNN International.
Berpusat di China, kasus infeksi virus Corona juga dilaporkan telah terjadi di negara-negara lain. Hingga hari ini, setidaknya sebanyak 22 negara telah mengonfirmasi terjadinya infeksi virus Corona di wilayah mereka.
China, Korea Selatan, Taiwan, Thailand, AS, Vietnam, Prancis, Jerman, Inggris, Nepal, dan Kanada termasuk ke dalam daftar negara yang sudah melaporkan infeksi virus Corona.
Melansir Bloomberg, hingga hari Sabtu (1/2/2020) sebanyak 304 orang di China telah meninggal akibat infeksi virus Corona, dengan jumlah kasus mencapai lebih dari 14.000. Padahal hingga akhir pekan sebelumnya, jumlah korban meninggal baru mencapai 56 orang.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/ank) Next Article Hari Buruh, Beberapa Bursa Asia-Pasifik Dibuka Menguat
Most Popular