
Analisis
Rupiah Sang Juara Dunia Babak Belur, Bakal Terkapar Hari Ini?
Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
03 February 2020 12:49

Jika dilihat secara teknikal, penguatan rupiah terjadi setelah menembus ke batas bawah pola Descending Triangle, yang sebelumnya juga diikuti dengan munculnya pola Black Marubozu.
Pola Descending Triangle pada rupiah terbentuk sejak bulan Agustus 2019, yang artinya sudah berlangsung selama lima bulan sebelum batas bawah (support) Rp 13.885/US$ berhasil ditembus di awal bulan ini.
Sementara itu, pola Black Marubozu muncul pada Selasa (7/1/2020), rupiah saat itu membuka perdagangan di level Rp 13.930/US$, dan mengakhiri perdagangan di Rp 13.870/US$, atau menguat 0,47%. Black Marubozu kerap dijadikan sinyal harga suatu instrumen akan menurun lebih lanjut. Dalam hal ini, nilai tukar dolar AS melemah melawan rupiah.
Sejak saat itu, penguatan rupiah belum terbendung. Jika melihat Descending Triangle, dari titik atas Rp 14.525/US$ hingga ke batas bawah Rp 13.885/US$, ada jarak sebesar Rp 640.
Ketika pola Descending Triangle berhasil ditembus, maka target yang dituju juga sebesar jarak titik atas hingga ke batas bawah. Dengan demikian, berdasarkan pola tersebut, secara teknikal rupiah masih memiliki ruang menguat hingga ke Rp 13.245/US$ dalam jangka menengah.
Sementara indikator Stochastic begerak naik tetapi belum mencapai wilayah jenuh beli (overbought). Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah overbought untuk pasangan USD/IDR, itu menjadi sinyal harga akan turun (rupiah akan menguat).
Jika indikator Stochastic belum mencapai wilayah overbought, itu artinya risiko pelemahan rupiah dalam beberapa hari ke depan masih cukup besar.
Area Rp 13.885/US$ kini menjadi resisten (tahanan atas) akan menjadi target sekaligus penahan pelemahan rupiah. Selama resisten tersebut tidak ditembus, rupiah masih berpeluang menguat menuju target Rp 13.245/US$ dalam jangka menengah.
Sementara untuk hari ini, indikator Stochastic pada grafik 1 jam bergerak naik dan sudah mencapai wilayah overbought. Dengan demikian risiko pelemahan rupiah hari ini sudah terbatas.
Rupiah tertahan di resisten Rp 13.725/US$, selama tidak ditembus secara konsisten Mata Uang Garuda berpeluang memangkas pelemahan ke Rp 13.685/US$. Sementara itu, jika resisten mampu ditembus secara konsisten, rupiah berisiko melemah ke Rp 13.755/US$.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap)
Pola Descending Triangle pada rupiah terbentuk sejak bulan Agustus 2019, yang artinya sudah berlangsung selama lima bulan sebelum batas bawah (support) Rp 13.885/US$ berhasil ditembus di awal bulan ini.
Sementara itu, pola Black Marubozu muncul pada Selasa (7/1/2020), rupiah saat itu membuka perdagangan di level Rp 13.930/US$, dan mengakhiri perdagangan di Rp 13.870/US$, atau menguat 0,47%. Black Marubozu kerap dijadikan sinyal harga suatu instrumen akan menurun lebih lanjut. Dalam hal ini, nilai tukar dolar AS melemah melawan rupiah.
Ketika pola Descending Triangle berhasil ditembus, maka target yang dituju juga sebesar jarak titik atas hingga ke batas bawah. Dengan demikian, berdasarkan pola tersebut, secara teknikal rupiah masih memiliki ruang menguat hingga ke Rp 13.245/US$ dalam jangka menengah.
![]() Sumber: Refinitiv |
Sementara indikator Stochastic begerak naik tetapi belum mencapai wilayah jenuh beli (overbought). Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah overbought untuk pasangan USD/IDR, itu menjadi sinyal harga akan turun (rupiah akan menguat).
Jika indikator Stochastic belum mencapai wilayah overbought, itu artinya risiko pelemahan rupiah dalam beberapa hari ke depan masih cukup besar.
Area Rp 13.885/US$ kini menjadi resisten (tahanan atas) akan menjadi target sekaligus penahan pelemahan rupiah. Selama resisten tersebut tidak ditembus, rupiah masih berpeluang menguat menuju target Rp 13.245/US$ dalam jangka menengah.
![]() Sumber: investing.com |
Sementara untuk hari ini, indikator Stochastic pada grafik 1 jam bergerak naik dan sudah mencapai wilayah overbought. Dengan demikian risiko pelemahan rupiah hari ini sudah terbatas.
Rupiah tertahan di resisten Rp 13.725/US$, selama tidak ditembus secara konsisten Mata Uang Garuda berpeluang memangkas pelemahan ke Rp 13.685/US$. Sementara itu, jika resisten mampu ditembus secara konsisten, rupiah berisiko melemah ke Rp 13.755/US$.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap)
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular