Lawan Gojek-Grab, Ini Alasan Grup MNC Caplok Ojol Anterin

tahir saleh, CNBC Indonesia
29 January 2020 15:47
PT Indonesia Transport & Infrastructure Tbk (IATA) meneken term sheet untuk mengakuisisi mayoritas saham PT Anterin Digital Nusantara.
Foto: Ojek Online Anterin.id (Herdi Alif Al Hikam/detikcom)

Jakarta, CNBC Indonesia - Emiten penerbangan dan infrastruktur milik taipan Hary Tanoesoedibjo dari Grup MNC, PT Indonesia Transport & Infrastructure Tbk (IATA) meneken term sheet untuk mengakuisisi mayoritas saham PT Anterin Digital Nusantara, perusahaan yang fokus pada ojek online dengan nama Anterin.

"IATA memilih Anterin terutama karena visi yang dianutnya. Anterin diciptakan untuk merubah konsep operasi ojek online yang ada saat ini," kata Wakil Presiden Direktur IATA Wishnu Handoyono, dihubungi CNBC Indonesia, di Jakarta, Rabu (29/1/2020).

Menurut Wishnu, Anterin dinilai mampu tumbuh dan bergerak cepat dalam menembus pasar. Faktanya, kurang dari setahun beroperasi, Anterin telah memiliki lebih dari 300.000 pengemudi terdaftar dan 530.000 pelanggan, beroperasi di 51 kota di seluruh Indonesia.


Selain itu, katanya, bisnis Anterin juga terus berkembang karena tak hanya menawarkan ojek online, melainkan juga memiliki layanan pengiriman barang.

Tahun ini, Anterin akan mengembangkan layanan-layanan baru yang menarik, termasuk layanan taksi (bekerjasama dengan penyedia taksi terkemuka), layanan pengiriman makanan, antarjemput, penyewaan mobil dan helikopter.

HOLD-Lawan Gojek-Grab, Begini Alasan Grup MNC Caplok AnteriFoto: Ojek Online Anterin.id (Herdi Alif Al Hikam/detikcom)


Wishnu menjelaskan perbedaan utama antara Anterin dan penyedia jasa perjalanan lainnya adalah cara Anterin memperlakukan pengemudi mereka. Anterin tidak membebani pengemudi dengan mengenakan potongan komisi pada setiap transaksi, tetapi dengan sistem langganan bulanan.


"Model bisnis ini dianggap lebih adil dan lebih menguntungkan bagi pengemudi. Model bisnis ini memberikan jawaban atas keluhan pengemudi yang merasa bahwa operator ojek online mengenakan biaya terlalu tinggi untuk pekerjaan yang sepenuhnya dilakukan pengemudi," katanya.

Selain itu, pengguna juga mendapat manfaat dari fitur tawar-menawar dan opsi pemilihan pengemudi yang tersedia di aplikasi. Dengan fitur ini, pelanggan akan mendapatkan harga yang lebih masuk akal, sesuai kesepakatan, tanpa harus didikte oleh aplikasi.

Wishnu menambahkan, akuisisi ini tergantung dari uji kelayakan yang akan dilakukan IATA. Dengan asumsi proses uji kelayakan berjalan lancar, IATA menargetkan untuk menutup transaksi pada akhir Februari 2020.

Menurut Wishnu, perseroan menyadari bahwa bisnis masa depan, termasuk industri transportasi, akan didorong oleh teknologi.

Akuisisi Anterin sejalan dengan strategi IATA untuk masuk kedalam bisnis transportasi berbasis aplikasi seperti Grab dan Gojek. IATA percaya bahwa akuisisi ini akan mengubah prospek perusahaan menjadi sangat menarik dengan masa depan yang menjanjikan.


Mengacu laporan keuangan IATA, perusahaan ini masuk dalam kelompok usaha PT MNC Investama Tbk (BHIT). Ruang lingkup bisnis perusahaan yakni pengangkutan udara, menyewakan dan/atau menyewa, perdagangan, perawatan, perwakilan dan agen penjualan umum dan jasa pengamanan bandar udara.

Perseroan beroperasi secara komersial pada tahun 1969 dengan daerah operasi di Balikpapan (Kalimantan Timur), Denpasar, Jakarta dan sebagian wilayah Indonesia lainnya.

Ketika dikonfirmasi CNBC Indonesia, Chief Technology Officer (
CTO) Anterin Rachmat Efendi membenarkan rencana akuisisi tersebut. Namun sayang dia tidak bersedia membuka detil transaksinya.

"Iya mas, masih dalam proses [akuisisi saham]. Masih confidential," ujarnya, Rabu (29/1/2020).

[Gambas:Video CNBC]


(tas/hps) Next Article Jurus GOTO Cs Agar Untung Bisa Bikin Krisis Ojol, Kok Bisa?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular