
Dipicu Corona,Yakin Harga Emas Bisa di Atas US$ 1.600/oz?
Putu Agus Pransuamitra & Irvin Avriano Arief, CNBC Indonesia
29 January 2020 06:25

Harga emas investasi ritel kepingan acuan yang diproduksi PT Aneka Tambang Tbk (ANTM/Antam) stagnan pada Rp 725.000/gram pada perdagangan Selasa (28/1) dari posisi Senin lalu.
Stagnannya harga emas Antam itu tidak senada dengan kembali melonjaknya harga emas global yang masih diguyur sentimen negatif dari merebaknya virus corona asal China ke penjuru dunia kemarin.
Sentimen negatif akan baik untuk pasar instrumen investasi berisiko, tetapi dengan kodrat sebagai produk yang dianggap lebih aman (safe haven instrument) maka harga emas akan terangkat justru ketika datang sentimen negatif ke pasar keuangan.
Data di situs logam mulia milik Antam, Selasa (28/1/20) menunjukkan, harga buy back (beli kembali) emas Antam di gerai resmi juga stabil di Rp 690.000/gram pada Selasa ini dari posisi Senin lalu.
Harga itu dapat menunjukkan harga beli yang harus dibayar Antam jika pemilik batang emas bersertifikat tersebut ingin menjual kembali investasinya di gerai resmi.
Harga emas Antam itu masih tak bergerak meskipun harga emas di pasar spot global kembali melonjak menjadi US$ 1.581,65 per troy ounce (oz) pada Senin lalu dan Sabtu pekan lalu di level US$ 1.570,36/oz. Rabu kemarin harga emas masih turun ke US$ 1.580,45/oz.
Naik-turunnya harga emas ukuran kecil itu biasanya mengindikasikan risiko pada hari kerja sebelumnya.
Beberapa faktor yang memengaruhi harga emas adalah nilai tukar rupiah, penawaran-permintaan, permintaan industri emas, isu global, tingkat inflasi, dan tingkat suku bunga.
Penguatan harga emas Antam biasanya mencerminkan kecenderungan masyarakat untuk memburu emas ritel ketika kondisi tidak kondusif, sehingga mencerminkan fungsi logam mulia sebagai instrumen yang dinilai lebih aman (safe haven) untuk masyarakat di dalam negeri.
TIM RISET CNBC INDONESIA (tas/tas)
Stagnannya harga emas Antam itu tidak senada dengan kembali melonjaknya harga emas global yang masih diguyur sentimen negatif dari merebaknya virus corona asal China ke penjuru dunia kemarin.
Sentimen negatif akan baik untuk pasar instrumen investasi berisiko, tetapi dengan kodrat sebagai produk yang dianggap lebih aman (safe haven instrument) maka harga emas akan terangkat justru ketika datang sentimen negatif ke pasar keuangan.
Data di situs logam mulia milik Antam, Selasa (28/1/20) menunjukkan, harga buy back (beli kembali) emas Antam di gerai resmi juga stabil di Rp 690.000/gram pada Selasa ini dari posisi Senin lalu.
Harga itu dapat menunjukkan harga beli yang harus dibayar Antam jika pemilik batang emas bersertifikat tersebut ingin menjual kembali investasinya di gerai resmi.
Harga emas Antam itu masih tak bergerak meskipun harga emas di pasar spot global kembali melonjak menjadi US$ 1.581,65 per troy ounce (oz) pada Senin lalu dan Sabtu pekan lalu di level US$ 1.570,36/oz. Rabu kemarin harga emas masih turun ke US$ 1.580,45/oz.
Naik-turunnya harga emas ukuran kecil itu biasanya mengindikasikan risiko pada hari kerja sebelumnya.
Beberapa faktor yang memengaruhi harga emas adalah nilai tukar rupiah, penawaran-permintaan, permintaan industri emas, isu global, tingkat inflasi, dan tingkat suku bunga.
Penguatan harga emas Antam biasanya mencerminkan kecenderungan masyarakat untuk memburu emas ritel ketika kondisi tidak kondusif, sehingga mencerminkan fungsi logam mulia sebagai instrumen yang dinilai lebih aman (safe haven) untuk masyarakat di dalam negeri.
TIM RISET CNBC INDONESIA (tas/tas)
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular