
Restrukturisasi Terbesar tapi Utang KRAS Tanpa Hasil
Monica Wareza, CNBC Indonesia
29 January 2020 07:34

Menteri BUMN Erick Thohir memberi pesan kepada manajemen PT Krakatau Steel (Persero) Tbk (KRAS) usai selesainya proses restrukturisasi utang KRAS senilai US$ 2 miliar atau setara Rp 27,22 triliun (asumsi kurs Rp 13.611/US$).
"Saya tegaskan ke Pak Dirut [KRAS, Silmy Karim] ini restrukturisasi terbesar dalam sejarah Indonesia tapi whats next? Saya gak mau [cuma] teori gampang. Tapi apa operasional ke depan dan kita pasti kawal," kata Erick saat menghadiri penyelesaian restrukturisasi utang KRAS, di Jakarta, Selasa (28/1/2020).
"Saya dukung Pak Dirut, direksi dan komisaris selama ke arah yang bener kita dukung. Kalau gak saya setop."
"Setelah restrukturisasi operasional [KRAS] harus benar, jangan sampai setahun lagi mungkin saya dicopot [Presiden Jokowi] kan gak tahu, banyak kok yang nyuruh saya mundur. Apa investasi company di baja toh udah expert gak usah malu. Salah satunya. Ini terpenting dari saya," tegas Erick.
Dia mengatakan Kementerian BUMN mengapresiasi upaya dan kerja keras direksi dan komisaris Krakatau Steel dalam memulihkan kinerja dan operasional Krakatau Steel.
"Terima kasih atas kerja keras direksi dan komisaris. Makasih Pak Wamen, karena ini KPI [key performance indicator] kita ini KPI terakhir bulan ini, bulan depan ada lagi. Ini penting seluruh kementerian kerja keras dan deliver B30 [program biodiesel 30%], TPPI [kilang PT Trans-Pacific Petrochemical Indotama] dan operasional, sama ini kayak TPPI macet belasan tahun."
Erick juga menegaskan perlu penguatan fungsi komisaris ke depan sehingga tidak hanya duduk tetapi benar-benar mengawasi kebijakan perusahaan.
"Maaf saya sebagai pimpinan ingin punya target jelas. Komisaris ke depan harus aktif gak mau komisaris duduk-duduk gak bantu awasi, tapi jangan ambil peran direksi. Dan saya rasa Pak Silmy malam [ini] mau ke Korea diskusi dengan Posco, saya mau ke Jepang dengan JBIC soal 1 juta rumah milenial," kata Erick.
Erick juga berterimakasih kepada bank-bank BUMN (Himbara) dan swasta yang menjadi kreditor KRAS. "Makasih ke Himbara utangnya hampir 70% dan thanks to bank swasta internasional dan OJK yang memang salah satu kita minta bantuannya. Jadi kalau bisa kolaborasi kerjanya lebih ringan yang macet belasan tahun bisa dijalanin asal nawaitu, niatnya sama. Bukan hidden agenda," katanya. (hps/hps)
"Saya tegaskan ke Pak Dirut [KRAS, Silmy Karim] ini restrukturisasi terbesar dalam sejarah Indonesia tapi whats next? Saya gak mau [cuma] teori gampang. Tapi apa operasional ke depan dan kita pasti kawal," kata Erick saat menghadiri penyelesaian restrukturisasi utang KRAS, di Jakarta, Selasa (28/1/2020).
"Saya dukung Pak Dirut, direksi dan komisaris selama ke arah yang bener kita dukung. Kalau gak saya setop."
Dia mengatakan Kementerian BUMN mengapresiasi upaya dan kerja keras direksi dan komisaris Krakatau Steel dalam memulihkan kinerja dan operasional Krakatau Steel.
"Terima kasih atas kerja keras direksi dan komisaris. Makasih Pak Wamen, karena ini KPI [key performance indicator] kita ini KPI terakhir bulan ini, bulan depan ada lagi. Ini penting seluruh kementerian kerja keras dan deliver B30 [program biodiesel 30%], TPPI [kilang PT Trans-Pacific Petrochemical Indotama] dan operasional, sama ini kayak TPPI macet belasan tahun."
Erick juga menegaskan perlu penguatan fungsi komisaris ke depan sehingga tidak hanya duduk tetapi benar-benar mengawasi kebijakan perusahaan.
"Maaf saya sebagai pimpinan ingin punya target jelas. Komisaris ke depan harus aktif gak mau komisaris duduk-duduk gak bantu awasi, tapi jangan ambil peran direksi. Dan saya rasa Pak Silmy malam [ini] mau ke Korea diskusi dengan Posco, saya mau ke Jepang dengan JBIC soal 1 juta rumah milenial," kata Erick.
Erick juga berterimakasih kepada bank-bank BUMN (Himbara) dan swasta yang menjadi kreditor KRAS. "Makasih ke Himbara utangnya hampir 70% dan thanks to bank swasta internasional dan OJK yang memang salah satu kita minta bantuannya. Jadi kalau bisa kolaborasi kerjanya lebih ringan yang macet belasan tahun bisa dijalanin asal nawaitu, niatnya sama. Bukan hidden agenda," katanya. (hps/hps)
Pages
Most Popular