
Sempat Juara Dunia, Masihkah Rupiah Kebal Virus Corona?
Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
27 January 2020 12:26

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah melemah melawan dolar Amerika Serikat (AS) hingga pertengahan perdagangan Senin (27/1/2020). Penyebaran virus corona masih menjadi isu utama yang mempengaruhi pergerakan pasar finansial hari ini.
Rupiah membuka perdagangan hari ini dengan melemah 0,04% ke level Rp 13.570/US$. Pelemahan Mata Uang Garuda terus membesar hingga 0,37% ke level Rp 13.615/US$. Level tersebut menjadi yang terlemah bagi rupiah, selepas itu pelemahan perlahan di pangkas dan berada di level Rp 13.605/US$ pada pukul 12:00 WIB.
Pada pekan lalu, rupiah terbukti masih kebal terhadap isu virus corona. Pada hari Kamis (23/1/2020), saat mata utama Asia berguguran, rupiah justru mampu menguat bersama dengan yen yang merupakan aset safe haven. Penguatan rupiah tersebut malah semakin menjadi-jadi pada perdagangan Jumat dengan menguat 0,44%.
Mata Uang Garuda kian mengokohkan posisinya di level terkuat sejak Februari 2018, sejak awal perdagangan 2020 hingga Jumat pekan lalu rupiah tercatat menguat 2,29% melawan dolar AS. Penguatan tersebut menjadikan rupiah juara dunia alias mata uang dengan kinerja terbaik di dunia.
Tidak hanya itu, rupiah juga membukukan penguatan delapan pekan beruntun.
Namun pada hari ini, hingga pertengahan perdagangan rupiah akhirnya merasakan dampak penyebaran virus corona yang semakin ganas.
Mengutip CNBC International, jumlah korban yang meninggal kini mencapai 80 orang dan menjangkiti lebih dari 2.000 orang. Selain China yang merupakan asal virus corona, Jepang, Korea Selatan, Taiwan, Thailand, Vietnam Singapura, Nepal Prancis, Australia, AS, dan Kanada merupakan negara-negara yang sudah mengindentifikasi kasus yang sama. Semua pasien tersebut pernah berpergian ke China.
Jumlah korban meninggal yang bertambah banyak dalam waktu singkat, serta penyebarannya ke berbagai negara tentunya membuat pelaku pasar dibuat semakin cemas dan bisa jadi akan semakin yakin untuk keluar dulu dari aset-aset berisiko dengan imbal hasil tinggi dan memilih bermain aman di aset safe haven.
Rupiah yang sudah menguat tajam belakangan ini, ditambah dengan sentimen pelaku pasar yang memburuk akibat penyebaran virus corona tentunya memicu aksi ambil untung (profit taking) yang membuat rupiah melemah.
Melihat pelemahan rupiah yang belum terlalu besar, bisa dikatakan rupiah masih cukup perkasa menahan efek virus corona.
Rupiah membuka perdagangan hari ini dengan melemah 0,04% ke level Rp 13.570/US$. Pelemahan Mata Uang Garuda terus membesar hingga 0,37% ke level Rp 13.615/US$. Level tersebut menjadi yang terlemah bagi rupiah, selepas itu pelemahan perlahan di pangkas dan berada di level Rp 13.605/US$ pada pukul 12:00 WIB.
Pada pekan lalu, rupiah terbukti masih kebal terhadap isu virus corona. Pada hari Kamis (23/1/2020), saat mata utama Asia berguguran, rupiah justru mampu menguat bersama dengan yen yang merupakan aset safe haven. Penguatan rupiah tersebut malah semakin menjadi-jadi pada perdagangan Jumat dengan menguat 0,44%.
Mata Uang Garuda kian mengokohkan posisinya di level terkuat sejak Februari 2018, sejak awal perdagangan 2020 hingga Jumat pekan lalu rupiah tercatat menguat 2,29% melawan dolar AS. Penguatan tersebut menjadikan rupiah juara dunia alias mata uang dengan kinerja terbaik di dunia.
Tidak hanya itu, rupiah juga membukukan penguatan delapan pekan beruntun.
Namun pada hari ini, hingga pertengahan perdagangan rupiah akhirnya merasakan dampak penyebaran virus corona yang semakin ganas.
Mengutip CNBC International, jumlah korban yang meninggal kini mencapai 80 orang dan menjangkiti lebih dari 2.000 orang. Selain China yang merupakan asal virus corona, Jepang, Korea Selatan, Taiwan, Thailand, Vietnam Singapura, Nepal Prancis, Australia, AS, dan Kanada merupakan negara-negara yang sudah mengindentifikasi kasus yang sama. Semua pasien tersebut pernah berpergian ke China.
Jumlah korban meninggal yang bertambah banyak dalam waktu singkat, serta penyebarannya ke berbagai negara tentunya membuat pelaku pasar dibuat semakin cemas dan bisa jadi akan semakin yakin untuk keluar dulu dari aset-aset berisiko dengan imbal hasil tinggi dan memilih bermain aman di aset safe haven.
Rupiah yang sudah menguat tajam belakangan ini, ditambah dengan sentimen pelaku pasar yang memburuk akibat penyebaran virus corona tentunya memicu aksi ambil untung (profit taking) yang membuat rupiah melemah.
Melihat pelemahan rupiah yang belum terlalu besar, bisa dikatakan rupiah masih cukup perkasa menahan efek virus corona.
Next Page
Analisis Teknikal
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular