Virus Corona Meluas, Rupiah Sang Juara Dunia Bisa Tumbang?

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
26 January 2020 10:20
Penguatan Rupiah
Foto: Muhammad Luthfi Rahman
Salah satu penyebab rupiah begitu perkasa adalah Bank Indonesia (BI) yang merestui penguatannya.

Gubernur BI, Perry Warjiyo, dalam konferensi pers pengumuman kebijakan moneter Kamis lalu mengatakan penguatan rupiah adalah hal yang wajar karena fundamental Indonesia terus membaik. Defisit transaksi berjalan (Current Account Deficit/CAD) pada 2019 diperkirakan berada di kisaran 2,7% dari Produk Domestik Bruto (PDB) dan tetap stabil di level 2,5-3% pada 2020.

"Penguatan rupiah didorong pasokan valas dari para eksportir dan aliran modal asing sejalan prospek ekonomi Indonesia yang terjaga dan ketidakpastian global yang menurun," kata Perry, Kamis (23/1/2020).

"BI memandang penguatan rupiah sejalan dengan kondisi fundamental yang membaik, membaiknya mekanisme pasar, dan keyakinan pasar terhadap kebijakan BI dan pemerintah. Penguatan rupiah memberikan dampak positif terhadap momentum pertumbuhan ekonomi dan terjaganya stabilitas makroekonomi," papar Perry.



Rupiah memang sedang menjadi "kesayangan" para pelaku pasar, hal tersebut diungkapkan oleh analis Bank of America Merril Lynch, Rohit Garg, dalam sebuah wawancara dengan CNBC International Selasa (21/1/2020).

"Salah satu mata uang yang saya sukai adalah rupiah, yang pastinya menjadi 'kesayangan' pasar, dan ada banyak alasan untuk itu," kata Garg. Dia menambahkan rupiah menjadi mata uang yang paling diuntungkan dari pemulihan ekonomi global serta kenaikan harga komoditas.

Gard juga mengatakan selain karena pemulihan ekonomi global, Bank Indonesia (BI) yang bisa menerima penguatan rupiah juga menjadi salah satu alasan rupiah menjadi "kesayangan" pelaku pasar, dan menjadi mata uang dengan kinerja terbaik di dunia sepanjang tahun 2020.


(pap/pap)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular