Rupiah Jawara! Saham Industri Apa yang Paling Terdampak?

22 January 2020 16:06
Saham-saham perusahaan pengembang properti adalah saham yang seharusnya paling positif menyikapi penguatan rupiah
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Jakarta, CNBC Indonesia - Stabil dan menguatnya nilai tukar rupiah yang membuat mata uang garuda bertahan di bawah Rp 13.700/dolar AS belum mampu berdampak pada pergerakan pasar saham dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).

Padahal, mata uang garuda sudah menguat 1,61% menjadi Rp 13.660/dolar AS sepanjang 2020 sampai hari ini saja, bahkan mencapai 4,03% jika ditarik sejak awal 2019.


 

Berdasarkan data beberapa saham unggulan (blue chips) yang dikompilasi Tim Riset CNBC Indonesia, ditunjukkan bahwa saham-saham perusahaan pengembang properti adalah saham yang seharusnya paling positif menyikapi penguatan rupiah, meskipun ada sisi lainnya.

Sisi lain dari dekatnya korelasi antara harga pasar saham dengan nilai tukar rupiah adalah ketergantungan saham properti terhadap nilai tukar greenback, sebutan lain dolar AS.


Pengumpulan dan pengolahan data dilakukan melalui metode analisis regresi terhadap dua instrumen, yang pertama saham emiten dan yang kedua adalah nilai tukar dolar AS pada periode awal Januari 2015 hingga kemarin (21/1/20).

Angka yang muncul adalah beta disesuaikan (adjusted beta) yang mencerminkan korelasi dan pengaruh historis nilai tukar rupiah sebagai data independen terhadap harga saham emiten yang dependen. Jika angka adjusted betanya 0,2, maka setiap penguatan rupiah 1 poin akan berdampak pada pelemahan sahamnya -0,2 poin.

Begitu juga sebaliknya jika angkanya negatif -0,2, yang artinya setiap 1 poin penguatan rupiah akan berdampak pada penguatan sahamnya 0,2 poin. Semakin besar adjusted betanya baik positif maupun negatif, maka semakin fluktuatif saham tersebut terjadap pergerakan rupiah.

Untuk dari 10 nama saham blue chip dengan angka regresi negatif terbesar, empat nama di antaranya diisi oleh emiten properti. Keempatnya adalah PT Ciputra Development Tbk (CTRA) yaitu sebesar -1,07, PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) -0,96, PT Alam Sutera Realty Tbk (ASRI) -0,94, dan PTBumi Serpong Damai Tbk (BSDE) -0,81.

Untuk CTRA yang memiliki angka -1,07, maka dapat diartikan setiap ada penguatan rupiah sebesar 1 poin secara historis, maka harga sahamnya turut menguat 1,07 poin. Untuk IHSG sendiri, angka korelasinya dengan mata uang rupiah sebesar -0,21, sehingga mencerminkan sebagian besar saham unggulan di pasar saham domestik akan positif jika rupiah menguat.

 

 

[Gambas:Video CNBC]



TIM RISET CNBC INDONESIA


(irv/irv) Next Article Sempat Menguat di Sesi 1, IHSG Hari Ini Ditutup Melemah

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular