Oversupply, Penjualan Semen RI Cuma Naik 1,2% di 2019

Tirta Citradi, CNBC Indonesia
17 January 2020 15:28
Oversupply, Penjualan Semen RI Cuma Naik 1,2% di 2019
Foto: Bongkar muat semen di pelabuhan Biringkassi, Pangkep, Sulawesi Selatan (dok. Semen Indonesia)
Jakarta, CNBC Indonesia - Penjualan semen mengalami perlambatan pertumbuhan pada 2019. Perlambatan penjualan semen ini harus diwaspadai benar mengingat kapasitas terpasang diperkirakan naik sehingga berpotensi kelebihan pasokan.

Pada 2019 total penjualan semen RI mencapai 76,1 juta ton atau naik 1,2% dibanding tahun sebelumnya (yoy). Jika dibandingkan dengan penjualan dua tahun sebelumnya, maka pertumbuhan volume penjualan pada 2019 merupakan yang paling lambat. Pada 2017 dan 2018 volume penjualan semen tumbuh masing-masing 9,7% (yoy) dan 8,4% (yoy).



Penjualan semen tanah air porsinya masih didominasi oleh penjualan domestik. Volume penjualan semen dalam negeri tahun lalu sebesar 69,8 juta ton, naik 300 ribu ton saja dibanding tahun 2018. Artinya penjualan semen dalam negeri tumbuh sangat minimalis 0,3% (yoy).


Padahal jika berkaca pada dua tahun sebelumnya volume penjualan domestik mencapai 7,6% (yoy) pada 2017 dan 4,7% (yoy) pada 2018. Memang sejak 2014, konsumsi semen domestik tumbuh melambat.



Sejak 10 tahun terakhir volume penjualan semen dalam negeri mencatatkan pertumbuhan tertinggi pada 2011 sebesar 17,7% (yoy) dan terendah di tahun 2016 karena bukannya tumbuh malah mengalami kontraksi 0,6%. Itu artinya dalam kurun waktu 10 tahun terakhir pertumbuhan penjualan semen domestik pada 2019 merupakan yang terendah kedua setelah tahun 2016.



Wilayah Jawa dan Sumatra yang biasanya jadi penopang pertumbuhan konsumsi domestik sejak 2017-2018, tahun lalu malah mengalami penurunan. Konsumsi semen Pulau Jawa turun 0,3% (yoy) dan konsumsi Sumatra turun lebih dalam 4,41% (yoy).



Pertumbuhan penjualan semen domestik pada 2019 ditopang oleh peningkatan konsumsi semen di Indonesia bagian timur. Konsumsi semen Sulawesi naik 8,15% (yoy), Nusa Tenggara naik 7,74% (yoy) dan Indonesia Timur naik 13,8% (yoy).

Untuk penjualan semen pangsa pasar ekspor walau porsinya kurang dari 10% total penjualan dari tahun 2017-2019, tetapi membukukan pertumbuhan dobel digit. Pada 2018 ekspor semen RI melejit hampir 97% menjadi 5,7 juta ton dari 2,9 juta ton. Pada 2019 total penjualan ekspor mencapai 6,3 juta ton, tumbuh 10,5% (yoy) dibanding tahun 2018.


[Gambas:Video CNBC]



Saat ini permasalahannya adalah kapasitas terpasang yang tinggi dan masih mungkin naik. Hal ini diungkapkan oleh langsung oleh Asosiasi Semen Indonesia (ASI). Menurut ASI kapasitas terpasang pabrikan semen masih akan bertambah hingga 2021. Kapasitas terpasang diperkirakan akan tumbuh 4,27% pada 2021 atau bertambah 4,7 juta ton dari kapasitas terpasang 2018.

Faktor inilah yang membuat produsen semen tanah air berusaha untuk menggenjot ekspor. Dengan meningkatkan ekspor ASI berharap utilitas pabrikan semen nasional tidak turun. Menggenjot pasar ekspor juga bukan hal yang mudah karena kelebihan pasokan ini juga terjadi di beberapa negara.

Vietnam misalnya, kapasitas pabrikan nasional mereka mencapai 99 juta ton, sedangkan konsumsinya hanya 60,27 juta ton. Sementara negara tetangga lain yaitu Thailand memiliki kapasitas yang tidak digunakan sebesar 26,56 juta ton.

Selain itu penguatan rupiah juga jadi tantangan lain. Mengawali tahun 2020, rupiah diperdagangkan menguat. Sejak awal tahun hingga hari ini rupiah telah menguat 1,69% terhadap dolar AS dan dihargai di level Rp 13.640/US$ di pasar spot.

Menurut ASI, jika rupiah mengalami penguatan di bawah Rp 14.000/US$, kemungkinan besar ekspor akan turun terutama untuk destinasi yang jauh seperti Afrika, China dan Amerika Serikat karena menjadi kurang kompetitif dan biaya pengirimannya mahal.

ASI berharap agar pemerintah sementara tak mengeluarkan izin pembangunan pabrik baru. Selain itu diharapkan dengan instrumen APBN 2020 untuk infrastruktur dapat menggenjot konsumsi semen domestik.

Anggaran untuk infrastruktur pada APBN 2020 mencapai Rp 423,3 triliun, naik 5,9% dibanding tahun 2019. Anggaran ini dialokasikan untuk meningkatkan konektivitas, pembangunan rel kereta api, bendungan dan perumahan. Jadi dengan instrumen ini diharapkan dapat memberikan stimulus untuk industri semen tanah air tetap tumbuh.






TIM RISET CNBC INDONESIA
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular