Penguatan rupiah pada hari ini menyentuh target penguatan Rp 13.615/US$ secara teknikal yang diprediksi di awal pekan lalu.Â
Secara teknikal tanda-tanda penguatan rupiah sudah muncul sejak Selasa (7/1/2020). Saat itu rupiah membuka perdagangan di level Rp 13.930/US$, dan mengakhiri perdagangan di Rp 13.870/US$, atau menguat 0,47%.
Level pembukaan rupiah itu sekaligus menjadi titik terlemahnya, sementara level penutupan menjadi titik terkuat rupiah pada hari Selasa. Dengan demikian, secara teknikal rupiah membentuk pola Black Marubozu.
 Grafik: Rupiah (USD/IDR) Harian Sumber: Refinitiv |
Munculnya black Marubozu kerap dijadikan sinyal kuat jika harga suatu instrumen akan mengalami penurunan lebih lanjut. Dalam hal ini, nilai tukar dolar AS melemah melawan rupiah. Dengan kata lain, rupiah berpotensi melanjutkan penguatan.
Dominannya para investor menjual dolar AS dan atau membeli rupiah akhirnya terlihat lagi sejak Kamis (9/1/2020) setelah menahan diri akibat risiko perang antara AS dan Iran sehari sebelumnya.
Akibat penguatan tajam sejak awal 2020, indikator Stochastic berada di wilayah jenuh jual (
oversold) dalam cukup lama, sehingga wajar jika dolar AS bangkit pada hari ini.
Stochastic merupakanÂ
leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah jenuh jual, maka suatu harga suatu instrumen berpeluang menguat. Dalam hal ini, dolar AS yang berpeluang bangkit mengingat simbol perdagangan jika melawan rupiah adalah USD/IDR.Â
 Grafik: Rupiah (USD/IDR) 1 Jam Sumber: Refinitiv |
Pada grafik 1 jam, indikator Stochastic bergerak turun dan masih belum menyampai levelÂ
oversold, sehingga hingga penutupan perdagangan nanti rupiah masih berpeluang menebalkan kembali penguatan.Â
Support terdekat berada di level Rp 13.640/US$, penembusan di bawah level tersebut akan membawa rupiah menuju level terkuat rupiah hari ini Rp 13.615/US$.Â
Ke depannya jika mampu menembus konsisten ke bawah level tersebut rupiah berpeluang menguat ke Rp 13.590 sampai Rp 13.560/US$. Sementara selama tertahan di atas Rp 13.640/US$, rupiah berisiko terkoreksi ke Rp 13.675/US$.Â
TIM RISETÂ CNBCÂ INDONESIA
(pap/pap)