
Lapkeu 2016 Asabri Di-Restatement, Laba Menguap Rp 421 M

Jakarta, CNBC Indonesia - Laporan keuangan PT Asabri menunjukkan bahwa penyajian kembali atau penyajian ulang (restatement) periode 2016 membuat laba bersih, rasio solvabilitas (risk based capital/RBC), dan ekuitas perseroan anjlok dari angka sebelum restatement.
Berdasarkan kompilasi CNBC Indonesia ditunjukkan bahwa laba tahun berjalan atau laba bersih perseroan itu pada 2016 turun Rp 421,16 miliar (78,4%) menjadi Rp 116,46 miliar dari Rp 537,62 miliar pada laporan keuangan 2016 yang belum di-restatement.
Selain laba bersihnya, ekuitas asuransi wajib bagi pegawai Kementerian Pertahanan, TNI, Polri, dan pensiunannya tersebut turut susut Rp 1,43 triliun menjadi Rp 169,98 miliar dari Rp 1,6 triliun. RBC perseroan juga turun, berbalik menjadi negatif tepatnya -54,73% dari sebelumnya positif 110,26%.
Laporan keuangan perusahaan menyebutkan alasan restatement pada laporan keuangan 2016 disebabkan adanya penyesuaian dengan nilai investasi pada reksa dana terproteksi yang diinvestasikan perseroan. Namun, setelah itu perseroan mengetahui dan memperbaiki kesalahan sehubungan dengan metode perhitungan cadangan teknis asuransi dengan asumsi dan komponen baru.
Selain itu, manajemen asuransi tersebut juga mengetahui dan memperbaiki kesalahan sehubungan dengan pengakuan pendapatan bunga dan amortisasi aset keuangan tersedia untuk dijual.
Perbaikan dilakukan dengan menggunakan metode suku bunga efektif, pengakuan penyisihan penurunan nilai investasi properti, dan metode pengakuan penurunan nilai investasi pada efek-efek yang dikelola perseroan.
Penurunan juga terjadi pada portofolio surat utang jangka menengah (medium term notes/MTN) perseroan sebesar Rp 211 miliar atau 35,7% menjadi Rp 380 miliar dari Rp 591 miliar.
Di sisi kenaikan, portofolio obligasi perseroan naik signifikan yaitu Rp 2,86 triliun atau 99% menjadi Rp 5,75 triliun dari Rp 2,89 triliun dan reksa dana yang naik Rp 408 miliar atau 13,85% menjadi Rp 3,35 triliun dari Rp 2,94 triliun.
Ini Portofolio Asabri pada 2016
Pada laporan keuangan 2016 perseroan, tercatat nilai portofolio saham Asabri naik signifikan atau berarti ada potensi keuntungan (potential gain) yaitu Rp 1,58 triliun atau 44,61% menjadi Rp 5,12 triliun dari Rp 3,54 triliun pada tahun sebelumnya.
Kenaikan jumbo tersebut terutama disumbangkan portofolio saham perusahaan BUMN Rp 1,18 triliun atau 66,94% menjadi Rp 2,95 triliun, baru saham perusahaan swasta Rp 14,81 miliar atau 0,65% menjadi Rp 2,16 triliun.
Kenaikan juga terjadi pada obligasi korporasi yaitu Rp 599 miliar atau 74,97% menjadi Rp 1,39 triliun dari Rp 799 miliar. Selain itu, perusahaan juga lebih banyak berinvestasi pada MTN sebanyak Rp 216 miliar atau 57,6% menjadi Rp 591 miliar dari Rp 375 miliar pada periode yang sama.
Dari seluruh saham-saham yang dimiliki Asabri yang terlampir di dalam laporan keuangan 2016 tersebut, terlihat bahwa alokasi portofolio tersebut menghasilkan kenaikan nilai investasi luar biasa, yaitu sebanyak Rp 1,2 triliun atau 30,6% menjadi Rp 5,12 triliun dari harga pembelian (harga perolehan) Rp 3,92 triliun
Selain laporan keuangan 2016, restatement juga dilakukan pada laporan keuangan 2014, 2010, dan 2009 dari total delapan laporan keuangan pada periode 2010 hingga 2017. Restatement itu berarti terjadi hampir setiap 2 tahun sekali pada periode tersebut.
Restatement terdapat pada laporan keuangan 2010 di mana me-restatement laporan keuangan 2009, laporan keuangan 2011 yang me-restatement laporan keuangan 2010, dan laporan keuangan 2015 yang me-restatement laporan keuangan 2014.
Laporan Keuangan 2015 Juga Di-Restatement
Dalam laporan keuangan 2017 Asabri, restatement ternyata turut dilakukan untuk laporan keuangan 2015 yang sudah lewat 2 tahun.
Dampak dari restatement lapkeu 2015 tersebut terjadi pada akun naiknya aset Rp 2,85 miliar atau 0,01% menjadi Rp 32,33 triliun dari Rp 32,32 triliun, kenaikan liabilitas Rp 976 miliar atau 3,2% menjadi Rp 31,48 triliun dari Rp 30,51 triliun, dan turunnya ekuitas Rp 974 miliar atau -53,63% menjadi Rp 842 miliar.
Berkaca pada laporan keuangan Asabri pada 2016, potensi keuntungan yang tercatat dari kenaikan nilai saham perseroan itu lebih kecil daripada periode 2016, tepatnya hanya Rp 910 miliar tetapi persentase pertumbuhannya lebih besar dari 2016 yaitu 34,57%. Nilai efek saham di pasar yang dimiliki perseroan naik menjadi Rp 3,54 triliun dari harga pembelian Rp 2,63 triliun.
Uniknya, nilai awal kepemilikan saham BUMN terhadap saham perusahaan swasta sangat tidak berimbang yaitu hanya Rp 100 miliar, sedangkan nilai saham swastanya mencapai Rp 2,53 triliun, atau 96,2% dari total portofolio sahamnya.
(irv/irv) Next Article Intip Begini Suasana Kantor Asabri