
Adu Senjata AS-Iran, IHSG Turun 0,76% dan No.5 di ASEAN

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan minggu ini cenderung tertekan, secara akumulasi mengalami koreksi sebesar 0,76% pada penutupan bursa hari Jumat (10/1/2020) pada level 6.274.
IHSG harus puas menempati peringkat ke-5 dari 6 indeks utama di kawasan Asia Tenggara, hanya lebih baik dari bursa saham Mayasia yang melemah 1,24%.
Berikut data kinerja indeks sahamnya:
Dalam 5 hari perdagangan terakhir, IHSG sebenarnya mengalami penguatan sebanyak 3 kali, akan tetapi pelemahan yang terjadi selama dua hari yang cukup dalam membuat kinerjanya minus sepanjang minggu ini.
IHSG kurang beruntung pada awal pekan dengan mengalami penurunan sebanyak 66 poin (-1,04%) pada level 6,257. Hal ini terkait dengan peningkatan eskalasi di timur tengah. Pada Jumat pagi waktu Indonesia (3/1/2020), CNBC International melaporkan bahwa AS telah menembak mati petinggi pasukan militer Iran.
Jenderal Qassim Soleimani dikabarkan tewas dalam serangan udara yang diluncurkan oleh AS di Baghdad, ia merupakan piminan Quds Force salah satu pasukan khusus dari Revolutionary Guards yang fokus menangani ancaman di luar Iran.
Potensi ketegangan keduanya pun berpotensi berlanjut, akan tetapi IHSG pada Selasa (7/1/2020) mampu kembali ditutup menguat 21 poin (+0,35%) ke level 6.279 karena hubungan AS-China yang kian mesra.
China dikabarkan akan mengirimkan delegasi ke Washington untuk menandatangani kesepakatan daganga tahap pertama yang telah dinantikan selama 19 bulan lamanya.
Namun kondisi bursa global kembali porak poranda lantaran Iran menembakkan peluru kendali (rudal) pada Rabu pagi (8/1/2020) yang menyasar ke Bandara Ayn Al-Assad yang menjadi salah satu basis tentara AS di Irak. IHSG pada hari tersebut kembali anjlok 53 poin (-0,85%) ke level 6.225.
Beruntung ketegangan tidak berlanjut karena Presiden AS Donald Trump tidak memilih kebijakan militer dan memilih untuk menghukum Iran dengan sanksi secara ekonomi. IHSG pada Kamis (9/10/2020) akhirnya mampu ditutup naik 48 poin (+0,78%) ke level 6.274.
Pada akhir pekan hari Jumat (10/1/2020) kemarin IHSG harus puas ditutup stagnan hanya naik 0,4 poin (+0,001%) pada level yang sama 6.274. Minimnya sentimen positif menjadi alasannya, apalagi sektor konsumer melemah 0,32% karena terbebani data penjualan ritel yang mengalami penurunan.
Bank Indonesia (BI) mengumumkan penjualan ritel November 2019 tumbuh 1,3% (Year on Year/YoY), lebih lambat dari pertumbuhan Oktober 2019 sebesar 3,6%.
TIM RISET CNBCÂ INDONESIA
(yam/yam) Next Article Jadi 'Korban' Corona, IHSG Ambles 6,9%, Asing Masih Kabur!