Timteng Bak Api dalam Sekam, Rupiah Tetap Lanjutan Penguatan

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
10 January 2020 08:41
Rudal Iran Tembak Pesawat Sipil?
Ilustrasi Rupiah (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Akan tetapi, investor tetap perlu waspada karena situasi di Timur Tengah masih bak api dalam sekam. Risiko konflik bisa tereskalasi kapan saja.

Dua hari lalu, pesawat Boeing milik The Ukraine International Airlines rute Kiev-Teheran jatuh di Iran. Seluruh 176 orang yang ada di pesawat itu meninggal dunia, termasuk 63 warga negara Kanada.

Awalnya, tragedi ini diduga gara-gara kesalahan mesin. Namun seiring waktu, ada indikasi bahwa pesawat itu tertembak oleh rudal.

"Jatuhnya pesawat tersebut mungkin saja bukan kebetulan. Kami memiliki (informasi) intelijen dari berbagai sumber. Bukti-bukti mengindikasikan bahwa pesawat itu ditembak oleh misil Iran," ungkap Justin Trudeau, Perdana Menteri Kanada, dalam konferensi pers seperti diwartakan Reuters.


Perdana Menteri penggemar Star Wars tersebut menegaskan bahwa pemerintahannya tidak akan tinggal diam sampai kasus ini terungkap secara transparan dan adil. Namun pemerintah AS menilai meski ada kecurigaan bahwa pesawat Boeing itu jatuh akibat serangan misil, tetapi itu tidak disengaja.

"Ini adalah peristiwa tragis. Namun mungkin ada orang yang membuat kesalahan," ujar Trump, dilansir Reuters.

Seorang sumber di pemerintahan AS membisikkan kepada Reuters bahwa pesawat jatuh setelah mengudara selama dua menit di wilayah udara Teheran. Dalam kurun waktu tersebut, sensor panas memang melihat ada pergerakan dua misil udara ditembakkan dan kemudian menyusul ledakan pesawat di udara.

Iran membantah tudingan tersebut. Ali Rabiei, Juru Bicara Pemerintah Iran, menyatakan bahwa tuduhan serangan misil terhadap pesawat Boeing adalah bentuk perang urat-syaraf.

"Seluruh laporan ini adalah perang psikologis melawan Iran. Negara-negara yang warganya berada dalam pesawat tersebut boleh mengirimkan perwakilan mereka, dan kami mendesak Boeing untuk mengirim orang dalam proses investigasi," tegas Rabiei, sebagaimana dikutip dari Reuters.

Oleh karena itu, pelaku pasar masih perlu memonitor perkembangan di Timur Tengah. Sekarang situasi boleh agak adem, tetapi api konflik bisa muncul kapan saja.



TIM RISET CNBC INDONESIA

(aji/aji)

Pages

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular