Iran Serang Balik AS, BI: Rupiah Tertekan, Waspada!

Lidya Julita S, CNBC Indonesia
09 January 2020 08:23
Bank Indonesia (BI) terus memantau perkembangan global terutama konflik yang baru-baru ini terjadi antara Iran dan AS.
Foto: Serangan terhadap Kedutaan Besar AS mengekspos pelebaran kesenjangan AS-Irak terhadap Iran. ( (AP Photo/Nasser Nasser)
Jakarta, CNBC Indonesia - Bank Indonesia (BI) terus memantau perkembangan global terutama konflik yang baru-baru ini terjadi antara Iran dan AS. Apalagi, risiko pada awal tahun ini dinilai berisiko menekan nilai tukar rupiah.

Direktur Eksekutif Departemen Pengelolaan Moneter BI Nanang Hendarsah mengatakan, apalagi, pagi ini [Rabu 8/1], Iran melakukan serangan balik ke AS sebagai pembalasan berdampak pada pasar keuangan global dan juga RI.

"Tadi pagi ada serangan ke pangkalan AS di Irak Barat dan sebabkan tekanan ke semua pasar keuangan termasuk Rupiah," ujar Nanang, di Jakarta, Rabu kemarin (8/1/2020).

Konflik ini dinilai sebagai kondisi global yang memang harus diwaspadai karena sangat berdampak bagi negara berkembang terutama Indonesia. Namun, tidak perlu terlalu berlebihan karena hanya akan terjadi sementara terhadap sentimen pelaku pasar.



"Jadi ini sebetulnya sebuah dinamika global yang memang harus kita waspadai tapi tidak membuat kita respon berlebihan. Karena ini kejadian-kejadian yang sifatnya sentimen dan bukan hal-hal fundamental," kata dia.

Ia menjelaskan, bahwa konflik ini berbeda dengan perang dagang yang berkepanjangan dan berlarut-larut pembahasannya. Apalagi Menteri Luar Negeri AS telah mengatakan tidak akan melakukan pembalasan terhadap serangan Iran.

"Jadi kami tetap waspada, tetapi dampak konflik AS dan Iran bisa short," jelasnya.


[Gambas:Video CNBC]




(dru) Next Article Berubah! Ini Ramalan Terbaru BI Soal Situasi AS

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular