
Panasnya AS-Iran Sejenak Dilupakan, IHSG Ditutup Menguat
Anthony Kevin, CNBC Indonesia
07 January 2020 16:30

Di sisi lain, Realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tahun 2019 yang mengecewakan menjadi faktor yang membuat IHSG sempat terpuruk di zona merah.
Pada siang hari ini, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengumumkan bahwa realisasi pendapatan negara pada tahun 2019 hanya mencapai Rp 1.957,2 triliun atau setara dengan 90,4% dari target yang senilai Rp 2.165,1 triliun. Sementara itu, realisasi belanja negara hanya mencapai Rp 2.310,2 triliun atau setara dengan 93,9% dari target yang senilai Rp 2.461,1 triliun.
Realisasi pendapatan dan belanja negara jauh berada di bawah capaian pada tahun 2018. Pada tahun 2018, realisasi pendapatan negara mencapai 102,6% dari target, sementara realisasi belanja negara mencapai 99,7% dari target atau nyaris 100%.
Dengan realisasi pendapatan dan belanja negara yang lemah tersebut, praktis bisa dikatakan bahwa amunisi pemerintah untuk membiayai pembangunan pada tahun 2019 terbatas. Pada akhirnya, laju perekonomian dikhawatirkan akan tetap lesu.
Untuk diketahui, pada tahun 2018 Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa perekonomian Indonesia tumbuh sebesar 5,17%. Namun di tahun 2019, laju perekonomian begitu lesu.
Sepanjang kuartal III-2019, BPS mencatat bahwa perekonomian Indonesia hanya tumbuh 5,02% secara tahunan. Angka pertumbuhan ekonomi yang hanya mencapai 5,02% tersebut lantas berada di bawah capaian periode kuartal I-2019 dan kuartal II-2019. Capaian tersebut juga jauh lebih rendah dari capaian pada kuartal III-2018 kala perekonomian Indonesia mampu tumbuh 5,17% secara tahunan.
Untuk diketahui, pada kuartal I-2019 perekonomian Indonesia tercatat tumbuh sebesar 5,07% secara tahunan, sementara pada kuartal II-2019 perekonomian Indonesia tumbuh sebesar 5,05% secara tahunan.
Sepanjang sembilan bulan pertama tahun 2019, perekonomian Indonesia hanya mampu tumbuh sebesar 5,04% secara tahunan.
Lantas, laju pertumbuhan ekonomi untuk keseluruhan tahun 2019 hampir mustahil untuk menyamai capaian tahun 2018 yang sebesar 5,17%.
TIM RISET CNBC INDONESIA (ank/ank)
Pada siang hari ini, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengumumkan bahwa realisasi pendapatan negara pada tahun 2019 hanya mencapai Rp 1.957,2 triliun atau setara dengan 90,4% dari target yang senilai Rp 2.165,1 triliun. Sementara itu, realisasi belanja negara hanya mencapai Rp 2.310,2 triliun atau setara dengan 93,9% dari target yang senilai Rp 2.461,1 triliun.
Realisasi pendapatan dan belanja negara jauh berada di bawah capaian pada tahun 2018. Pada tahun 2018, realisasi pendapatan negara mencapai 102,6% dari target, sementara realisasi belanja negara mencapai 99,7% dari target atau nyaris 100%.
Untuk diketahui, pada tahun 2018 Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa perekonomian Indonesia tumbuh sebesar 5,17%. Namun di tahun 2019, laju perekonomian begitu lesu.
Sepanjang kuartal III-2019, BPS mencatat bahwa perekonomian Indonesia hanya tumbuh 5,02% secara tahunan. Angka pertumbuhan ekonomi yang hanya mencapai 5,02% tersebut lantas berada di bawah capaian periode kuartal I-2019 dan kuartal II-2019. Capaian tersebut juga jauh lebih rendah dari capaian pada kuartal III-2018 kala perekonomian Indonesia mampu tumbuh 5,17% secara tahunan.
Untuk diketahui, pada kuartal I-2019 perekonomian Indonesia tercatat tumbuh sebesar 5,07% secara tahunan, sementara pada kuartal II-2019 perekonomian Indonesia tumbuh sebesar 5,05% secara tahunan.
Sepanjang sembilan bulan pertama tahun 2019, perekonomian Indonesia hanya mampu tumbuh sebesar 5,04% secara tahunan.
Lantas, laju pertumbuhan ekonomi untuk keseluruhan tahun 2019 hampir mustahil untuk menyamai capaian tahun 2018 yang sebesar 5,17%.
TIM RISET CNBC INDONESIA (ank/ank)
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular