AS-Iran Tegang, Mata Uang Garuda Sempat KO

Cantika Adinda Putri, CNBC Indonesia
07 January 2020 09:29
Para investor memilih bermain aman dan menghindari aset-aset berisiko meski memberikan imbal hasil tinggi.
Foto: Ilustrasi Dolar dan Rupiah (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Jakarta, CNBC Indonesia - Memburuknya sentimen pasar akibat potensi terjadinya perang antara AS dengan Iran membuat rupiah KO. Rupiah di pasar spot belum pernah menguat dalam 3 hari dan ditutup minus 0,11% ke level Rp 13.935/US$ pada Senin (6/1/2019).

Para investor memilih bermain aman dan menghindari aset-aset berisiko meski memberikan imbal hasil tinggi.

Tensi di Timur Tengah memanas setelah AS pada Jumat (3/1/2020) melancarkan serangan udara di Baghdad yang menewaskan Jenderal Quds Force, pasukan elite Iran, Qassim Soleimani tewas dalam serangan udara bersama dengan wakil komandan milisi Iran atau yang dikenal dengan Popular Mobilization Forces (PMF).

Serangan tersebut dilakukan sebagai balasan dari serangan roket ke markas militer Irak di Kirkuk yang menewaskan kontraktor asal AS.

Di hari yang sama Pentagon mengkonfirmasi melakukan serangan tersebut. "Atas arahan Presiden, militer AS telah mengambil tindakan defensif yang diperlukan untuk melindungi personil AS di luar negeri dengan membunuh Qasem Soleimani," tulis Pentagon dalam keterangan resminya.

Presiden AS, Donald Trump, menyatakan serangan yang dilakukan tersebut untuk mencegah terjadinya perang, bukan memulai perang.

"Kami tidak memulai perang. Jenderal Soleimani telah membunuh dan melukai ribuan orang AS dan berencana membunuh lebih banyak lagi. Namun dia ketahuan," tegas Trump, seperti diberitakan Reuters.

Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif mengutuk keras tindakan AS. Dirinya menyatakan bahwa Iran tidak takut untuk membalas AS.

"AS bertanggung jawab atas semua konsekuensi dari keputusan jahatnya," tegasnya melalui akun Twitter sebagaimana dikutip Reuters, Jumat (3/1/2019).

Sementara pada Sabtu (4/1/2020) waktu AS, Presiden Trump, melalui akun Twitter-nya memperingatkan Iran untuk tidak melakukan balasan atas tewasnya Jendral Soleimani. Jika peringatan tersebut tidak dihiraukan, Trump akan menyerang sebanyak 52 wilayah Iran sebagai balasan.

Akibatnya, rupiah mengalami pelemahan yang signifikan sejak Jumat pekan lalu. Mata Uang Garuda perkasa sepanjang 2019, menguat 3,4% melawan dolar AS, sementara melawan dolar Singapura dan Australia masing-masing menguat 0,22% dan 3,9%. Akibatnya selain terpukul akibat memburuknya sentiment pelaku pasar, rupiah juga diterpa aksi ambil untung (profit taking).

[Gambas:Video CNBC]


(hps/hps) Next Article Belum Berhenti Menguat, Rupiah Tembus 13.500-an Per Dolar AS

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular