
Duh! Ini Ramalan Minyak di Atas US$ 100/Barel & Dunia Resesi
Syahrizal Sidik, CNBC Indonesia
06 January 2020 16:21

Jakarta, CNBC Indonesia - Ketegangan geopolitik antara Amerika Serikat (AS) dengan Iran bakal berdampak buruk bagi perekonomian global. Konflik antar kedua negara berpotensi mendorong harga minyak melambung tinggi dan menjadi tekanan ekonomi bagi banyak negara.
Harga minyak bahkan diprediksi bisa di atas US$ 100/barel setelah jenderal Jenderal Iran Qasem Soleimani terbunuh dalam serangan udara yang dilakukan AS di Bandara Internasional Baghdad, Irak.
Head of Research Division PT BNI Sekuritas, Damhuri Nasution berpendapat, serangan AS ke Iran akan membahayakan perekonomian dunia, pasalnya hampir 30% suplai minyak dunia mengalir lewat selat Hormuz. Akibat serangan ini, harga minyak dunia bisa naik tidak terkendali karena potensi suplai yang terganggu.
"AS nekat menyerang Iran ini membahayakan ekonomi dunia, harga minyak bisa melambung di atas US$ 100 per barrel," kata Damhuri di Jakarta, Senin (6/01/2020).
Dia menambahkan, akibat serangan ini, bisa saja ke depan Iran akan menutup Selat Hormuz.
"Kalau Iran diserang, Iran bisa menutup Selat Hormuz, selesai aliran minyak dunia 30%, dan harga minyak jadi tinggi, itu namanya bisa berujung resesi ekonomi dunia," tegasnya.
Lebih jauh, Damhuri menilai, jika tekanan geopolitk berlangusng dalam jangka panjang dan makin panas, ini akan berdampak pada kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM).
"BBM yang tidak subsidi akan naik, itu akan berdampak ke inflasi, ini risikonya kalau geopolitik terus memanas," katanya lagi.
Karena itu, tidak heran, kata dia, saham-saham di sektor minyak dan gas, batu bara hingga emas menunjukkan penguatan belakangan ini.
"Investor mencari aset-aset save hafen seperti emas dan batu bara," kata Damhuri.
(hps/hps) Next Article Drama Harga Minyak, Bagaimana Nasib RI?
Harga minyak bahkan diprediksi bisa di atas US$ 100/barel setelah jenderal Jenderal Iran Qasem Soleimani terbunuh dalam serangan udara yang dilakukan AS di Bandara Internasional Baghdad, Irak.
Head of Research Division PT BNI Sekuritas, Damhuri Nasution berpendapat, serangan AS ke Iran akan membahayakan perekonomian dunia, pasalnya hampir 30% suplai minyak dunia mengalir lewat selat Hormuz. Akibat serangan ini, harga minyak dunia bisa naik tidak terkendali karena potensi suplai yang terganggu.
"AS nekat menyerang Iran ini membahayakan ekonomi dunia, harga minyak bisa melambung di atas US$ 100 per barrel," kata Damhuri di Jakarta, Senin (6/01/2020).
"Kalau Iran diserang, Iran bisa menutup Selat Hormuz, selesai aliran minyak dunia 30%, dan harga minyak jadi tinggi, itu namanya bisa berujung resesi ekonomi dunia," tegasnya.
Lebih jauh, Damhuri menilai, jika tekanan geopolitk berlangusng dalam jangka panjang dan makin panas, ini akan berdampak pada kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM).
"BBM yang tidak subsidi akan naik, itu akan berdampak ke inflasi, ini risikonya kalau geopolitik terus memanas," katanya lagi.
Karena itu, tidak heran, kata dia, saham-saham di sektor minyak dan gas, batu bara hingga emas menunjukkan penguatan belakangan ini.
"Investor mencari aset-aset save hafen seperti emas dan batu bara," kata Damhuri.
(hps/hps) Next Article Drama Harga Minyak, Bagaimana Nasib RI?
Most Popular