
Harga Emas Diramal Rp 900.000/gram, Bisakah Jadi Kenyataan?
Putu Agus Pransuamitra & Irvin Avriano Arief, CNBC Indonesia
03 January 2020 07:15

Harga emas investasi ritel kepingan acuan yang diproduksi PT Aneka Tambang Tbk (ANTM/Antam) stabil pada Rp 713.000/gram pada perdagangan Kamis kemarin (2/1/2020). Stabilnya harga emas Antam itu tidak sejalan dengan koreksi tipis pada Rabu lalu meskipun tren penguatan emas dunia yang masih terjadi.
Penguatan emas dunia dikaitkan dengan tren penguatan musiman, kali ini di awal tahun yang biasa disebut 'January Effect', karena kehawatiran dunia sedang mereda karena adanya kepastian pertemuan damai dagang Amerika Serikat (AS)-China tanggal 15 Januari.
Stabilnya harga emas Antam yang terjadi itu membuat harga instrumen investasi tersebut masih bertahan di atas level psikologis Rp 700.000/gram.
Data di situs logam mulia milik Antam Kamis kemarin (2/1/20) menunjukkan besaran harga emas kepingan 100 gram berada pada Rp 71,3 juta/batang yang sama dengan posisi akhir 2019.
Kamis kemarin, harga beli kembali (buy back) emas Antam di gerai resmi juga stabil di Rp 678.000/gram harga terakhir tahun lalu.
Harga itu dapat menunjukkan harga beli yang harus dibayar Antam jika pemilik batang emas bersertifikat tersebut ingin menjual kembali investasinya di gerai resmi.
Sebelumnya, Juli tahun lalu, harga emas diprediksi mencapai Rp 900.000/gram dengan perkiraan harga emas dunia yang diproyeksikan mencapai US$ 2.000 per troy ounce.
Satu troy ounce, mengacu aturan di pasar, setara dengan 31,1 gram. Dengan hitungan itu, besaran US$ 2.000 per troy ounce dikonversi dengan membagi angka tersebut dengan 31,1 gram, hasilnya US$ 64,31 per gram. Dengan asumsi kurs rupiah Rp 14.100 per dolar AS maka prediksi harga emas yakni setara dengan Rp 906.771 per gram.
"Saya meyakini saat ini pasar keuangan sekarang siap hancur seperti tumpukan pasir," ujar David Roche, presiden dan ahli strategi global dari Independent Strategy yang berbasis di London, memprediksi tren kenaikan harga emas dapat berlanjut, dilansir CNBC International pada Senin (8/7/2019).
TIM RISET CNBC INDONESIA
(tas)
Penguatan emas dunia dikaitkan dengan tren penguatan musiman, kali ini di awal tahun yang biasa disebut 'January Effect', karena kehawatiran dunia sedang mereda karena adanya kepastian pertemuan damai dagang Amerika Serikat (AS)-China tanggal 15 Januari.
Stabilnya harga emas Antam yang terjadi itu membuat harga instrumen investasi tersebut masih bertahan di atas level psikologis Rp 700.000/gram.
Kamis kemarin, harga beli kembali (buy back) emas Antam di gerai resmi juga stabil di Rp 678.000/gram harga terakhir tahun lalu.
Harga itu dapat menunjukkan harga beli yang harus dibayar Antam jika pemilik batang emas bersertifikat tersebut ingin menjual kembali investasinya di gerai resmi.
Sebelumnya, Juli tahun lalu, harga emas diprediksi mencapai Rp 900.000/gram dengan perkiraan harga emas dunia yang diproyeksikan mencapai US$ 2.000 per troy ounce.
Satu troy ounce, mengacu aturan di pasar, setara dengan 31,1 gram. Dengan hitungan itu, besaran US$ 2.000 per troy ounce dikonversi dengan membagi angka tersebut dengan 31,1 gram, hasilnya US$ 64,31 per gram. Dengan asumsi kurs rupiah Rp 14.100 per dolar AS maka prediksi harga emas yakni setara dengan Rp 906.771 per gram.
"Saya meyakini saat ini pasar keuangan sekarang siap hancur seperti tumpukan pasir," ujar David Roche, presiden dan ahli strategi global dari Independent Strategy yang berbasis di London, memprediksi tren kenaikan harga emas dapat berlanjut, dilansir CNBC International pada Senin (8/7/2019).
TIM RISET CNBC INDONESIA
(tas)
Pages
Most Popular