Mata Uang Negara Tetangga Menguat, Rupiah Malah Datar Saja

Anthony Kevin, CNBC Indonesia
30 December 2019 08:29
Rupiah dibuka flat pada perdagangan terakhir di tahun 2019, Senin (30/12/2019).
Foto: Muhammad Luthfi Rahman

Jakarta, CNBC Indonesia - Rupiah dibuka flat pada perdagangan terakhir di tahun 2019, Senin (30/12/2019).

Pada pembukaan perdagangan di pasar spot, rupiah berada di level Rp 13.945/dolar AS, sama persis dengan posisi pada penutupan perdagangan hari Jumat (27/12/2019).

Rupiah tak mampu menguat walaupun mayoritas mata uang negara-negara tetangga sedang perkasa melawan dolar AS.



Tingginya ekspektasi bahwa AS dan China akan segera meneken kesepakatan dagang tahap satu menjadi faktor yang memantik hasrat pelaku pasar untuk melepas dolar AS selaku safe haven dan mengalihkannya ke mata uang negara-negara Asia yang cenderung lebih berisiko.

Seperti yang diketahui, belum lama ini AS dan China mengumumkan bahwa mereka telah berhasil mencapai kesepakatan dagang tahap satu.


Dengan adanya kesepakatan dagang tahap satu tersebut, Presiden AS Donald Trump membatalkan rencana untuk mengenakan bea masuk tambahan terhadap produk impor asal China pada tanggal 15 Desember. Untuk diketahui, nilai produk impor asal China yang akan terdampak oleh kebijakan ini sejatinya mencapai US$ 160 miliar.

Tak sampai di situ, Trump mengatakan bahwa bea masuk sebesar 15% terhadap produk impor asal China senilai US$ 120 miliar nantinya akan dipangkas menjadi 7,5% saja sebagai bagian dari kesepakatan dagang tahap satu. Di sisi lain, China membatalkan rencana untuk mengenakan bea masuk balasan yang disiapkan guna membalas bea masuk dari AS pada tanggal 15 Desember.

Masih sebagai bagian dari kesepakatan dagang tahap satu, China akan meningkatkan pembelian produk agrikultur asal AS secara signifikan. Trump menyebut bahwa China akan segera memulai pembelian produk agrikultur asal AS yang jika ditotal akan mencapai US$ 50 miliar.

Lebih lanjut, kesepakatan dagang tahap satu AS-China juga mengatur mengenai komplain dari AS terkait pencurian hak kekayaan intelektual dan transfer teknologi secara paksa yang sering dialami oleh perusahaan-perusahaan asal Negeri Paman Sam.

Sebagai catatan, hingga kini teks kesepakatan dagang tahap satu antara AS dan China belum ditandatangani. Menurut Kepala Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer, kedua negara berencana untuk memformalisasi kesepakatan dagang tahap satu tersebut pada pekan pertama Januari 2020.

Penguatan rupiah yang terbilang sudah signifikan dalam beberapa waktu terakhir tampak membuat pelaku pasar ragu untuk kembali mengoleksinya. Di sepanjang pekan kemarin, rupiah tercatat menguat 0,18% melawan dolar AS di pasar spot.

Jika dihitung dalam periode satu bulan terakhir, apresiasi rupiah telah mencapai 1,03%. Jika dihitung di sepanjang tahun 2019, rupiah sudah menguat sebesar 2,99%.

TIM RISET CNBC INDONESIA

[Gambas:Video CNBC]

 


(ank/ank) Next Article Keren! Penguatan Rupiah Nomor Wahid di Dunia

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular