
BI Ungkap Resep Keperkasaan Rupiah Tahun Ini
Lidya Julita Sembiring-Kembaren, CNBC Indonesia
27 December 2019 13:17

Jakarta, CNBC Indonesia - Sepanjang 2019, rupiah menjadi salah satu mata uang dengan kinerja terbaik di Asia, bahkan dunia. Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengungkapkan resep keperkasaan rupiah.
"Aliran modal asing masuk pada 2019 sampai 26 Desember total Rp 226 triliun. Terdiri dari SBN (Surat Berharga Negara) Rp 171,6 triliun, saham Rp 48,9 triliun, obligasi korporasi Rp 2,9 triliun, dan SBI (Sertifikat Bank Indonesia) Rp 2,6 triliun," papar Perry kepada wartawan di kantor BI, Jakarta, Jumat (17/12/2019).
Dalam seminggu terakhir, lanjut Perry, arus modal asing mengalir cukup deras yaitu Rp 3,47 triliun. Terdiri dari saham Rp 2,53 triliun, SBN Rp 0,54 triliun, dan SBI Rp 0,4 triliun.
"Itu menjaga stabilitas eksternal termasuk rupiah karena inflow masuk dan menunjukkan confidence investor dan pasar terhadap ekonomi Indonesia berkinerja baik," sebut Perry.
Menurut Perry, kepercayaan investor yang menyebabkan arus modal asing mengalir deras adalah kredibilitas kebijakan BI dan pemerintah. "Kemudian tentu saja suplai dan demand, makanya stabilitas rupiah terjaga," ujarnya.
Kepercayaan investor yang meningkat menyebabkan risiko Indonesia semakin rendah. Risiko ini dicerminkan dalam instrumen Credit Default Swap (CDS) yang mengukur seberapa tinggi risiko gagal bayar obligasi pemerintah.
"Confidence tercermin dari premi resiko Indonesia yang rendah. CDS Indonesia ada di 61,01 bps (basis poin). Ini sangat rendah, tidak hanya sepanjang sejarah Indonesia tetapi juga dibandingkan negara emerging markets lain," jelas Perry.
Dalam sebulan terakhir, rupiah menguat 0,99% terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Sejak akhir tahun lalu, penguatan rupiah mencapai 2,96%.
(aji/aji) Next Article Keren! Penguatan Rupiah Nomor Wahid di Dunia
"Aliran modal asing masuk pada 2019 sampai 26 Desember total Rp 226 triliun. Terdiri dari SBN (Surat Berharga Negara) Rp 171,6 triliun, saham Rp 48,9 triliun, obligasi korporasi Rp 2,9 triliun, dan SBI (Sertifikat Bank Indonesia) Rp 2,6 triliun," papar Perry kepada wartawan di kantor BI, Jakarta, Jumat (17/12/2019).
Dalam seminggu terakhir, lanjut Perry, arus modal asing mengalir cukup deras yaitu Rp 3,47 triliun. Terdiri dari saham Rp 2,53 triliun, SBN Rp 0,54 triliun, dan SBI Rp 0,4 triliun.
Menurut Perry, kepercayaan investor yang menyebabkan arus modal asing mengalir deras adalah kredibilitas kebijakan BI dan pemerintah. "Kemudian tentu saja suplai dan demand, makanya stabilitas rupiah terjaga," ujarnya.
Kepercayaan investor yang meningkat menyebabkan risiko Indonesia semakin rendah. Risiko ini dicerminkan dalam instrumen Credit Default Swap (CDS) yang mengukur seberapa tinggi risiko gagal bayar obligasi pemerintah.
"Confidence tercermin dari premi resiko Indonesia yang rendah. CDS Indonesia ada di 61,01 bps (basis poin). Ini sangat rendah, tidak hanya sepanjang sejarah Indonesia tetapi juga dibandingkan negara emerging markets lain," jelas Perry.
Dalam sebulan terakhir, rupiah menguat 0,99% terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Sejak akhir tahun lalu, penguatan rupiah mencapai 2,96%.
(aji/aji) Next Article Keren! Penguatan Rupiah Nomor Wahid di Dunia
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular