
Sepekan Naik 0,7%, Kurs Dolar Australia Cicipi Rp 9.700/AU$
Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
27 December 2019 11:21

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar dolar Australia kembali menguat melawan rupiah pada perdagangan Jumat (27/12/2019), mencicipi lagi level Rp 9.700/AU$ dan mendekati level tertinggi dalam empat bulan terakhir.
Pada pukul 10:35 WIB, AU$ setara dengan Rp 9.702,91, dolar Australia menguat 0,15% di pasar spot. Level tertinggi empat bulan sebelumnya dicapai pada 13 Desember Rp 9.727,08. Sepanjang pekan ini, dolar Australia sudah menguat 0,7%.
Penguatan di pasar spot juga berdampak pada kurs jual beli dolar Australia di dalam negeri, berikut beberapa data yang diambil dari situs resmi beberapa bank nasional.
Dolar Australia mendapat momentum penguatan setelah rilis data tenaga kerja Australia pada Kamis (19/12/2019) pekan lalu. Jika dilihat sejak saat itu hingga hari ini, maka kurs dolar Australia sudah melesat 1,36%.
Biro Pusat Statistik Australia melaporkan tingkat pengangguran di bulan November turun menjadi 5,2% dari bulan sebelumnya 5,3%. Sementara di bulan yang sama, terjadi penambahan jumlah tenaga kerja yang direkrut sebanyak 39.900 orang, berbanding terbalik dengan bulan sebelumnya yang terjadi pengurangan 24.500 orang.
Data ini memberikan sentimen positif setelah sebelumnya dolar Australia mengalami tekanan akibat rilis notula rapat kebijakan moneter bank sentral Australia (Reserve Bank of Australia/RBA) Selasa lalu.
Notula rapat awal Desember tersebut menunjukkan RBA sedang menyiapkan pelonggaran moneter lebih lanjut. Bank sentral pimpinan Philip Lowe ini sudah memangkas suku bunga sebanyak tiga kali sepanjang 2019, masing-masing sebesar 25 basis poin hingga ke rekor terendah 0,75%.
Kondisi pasar tenaga kerja yang memburuk, inflasi yang rendah, serta pertumbuhan ekonomi yang melambat membuat RBA memangkas suku bunga secara agresif untuk memberikan stimulus ke perekonomian.
Data tenaga kerja terbaru dengan tingkat pengangguran yang turun memberikan harapan perekonomian akan membaik, dampak pemangkasan suku bunga sebanyak tiga kali mulai bekerja. Jika terus menunjukkan perbaikan, ada peluang RBA tidak lagi memangkas suku bunga, dolar Australia menjadi perkasa.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap) Next Article Lautan Demo, Rupiah pun Merana
Pada pukul 10:35 WIB, AU$ setara dengan Rp 9.702,91, dolar Australia menguat 0,15% di pasar spot. Level tertinggi empat bulan sebelumnya dicapai pada 13 Desember Rp 9.727,08. Sepanjang pekan ini, dolar Australia sudah menguat 0,7%.
Penguatan di pasar spot juga berdampak pada kurs jual beli dolar Australia di dalam negeri, berikut beberapa data yang diambil dari situs resmi beberapa bank nasional.
Bank | Kurs Beli | Kurs Jual |
Bank BNI | 9.660,00 | 9.733,00 |
Bank BRI | 9.585,47 | 9.751,95 |
Bank Mandiri | 9.682,00 | 9.721,00 |
Bank BTN | 9.598,00 | 9.795,00 |
Bank BCA | 9.685,13 | 9.715,13 |
CIMB Niaga | 9.686,00 | 9.697,00 |
Dolar Australia mendapat momentum penguatan setelah rilis data tenaga kerja Australia pada Kamis (19/12/2019) pekan lalu. Jika dilihat sejak saat itu hingga hari ini, maka kurs dolar Australia sudah melesat 1,36%.
Biro Pusat Statistik Australia melaporkan tingkat pengangguran di bulan November turun menjadi 5,2% dari bulan sebelumnya 5,3%. Sementara di bulan yang sama, terjadi penambahan jumlah tenaga kerja yang direkrut sebanyak 39.900 orang, berbanding terbalik dengan bulan sebelumnya yang terjadi pengurangan 24.500 orang.
Data ini memberikan sentimen positif setelah sebelumnya dolar Australia mengalami tekanan akibat rilis notula rapat kebijakan moneter bank sentral Australia (Reserve Bank of Australia/RBA) Selasa lalu.
Notula rapat awal Desember tersebut menunjukkan RBA sedang menyiapkan pelonggaran moneter lebih lanjut. Bank sentral pimpinan Philip Lowe ini sudah memangkas suku bunga sebanyak tiga kali sepanjang 2019, masing-masing sebesar 25 basis poin hingga ke rekor terendah 0,75%.
Kondisi pasar tenaga kerja yang memburuk, inflasi yang rendah, serta pertumbuhan ekonomi yang melambat membuat RBA memangkas suku bunga secara agresif untuk memberikan stimulus ke perekonomian.
Data tenaga kerja terbaru dengan tingkat pengangguran yang turun memberikan harapan perekonomian akan membaik, dampak pemangkasan suku bunga sebanyak tiga kali mulai bekerja. Jika terus menunjukkan perbaikan, ada peluang RBA tidak lagi memangkas suku bunga, dolar Australia menjadi perkasa.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap) Next Article Lautan Demo, Rupiah pun Merana
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular