
Sepi Sentimen Usai Natal, Dolar Singapura Menguat Tipis
Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
26 December 2019 12:10

Jakarta, CNBC Indonesia - Kurs dolar Singapura menguat tipis melawan rupiah di awal perdagangan Kamis (26/12/2019). Usai libur Natal dan menjelang tahun baru, pasar finansial minim sentimen penggerak sehingga ada kemungkinan kurs dolar Singapura tidak akan mengalami pergerakan signifikan.
Pada pukul 10:10 WIB, SG$ 1 setara dengan Rp 10.306,27, dolar Singapura menguat 0,09% di pasar spot, melansir data Refinitiv.
Penguatan di pasar spot juga berdampak pada kurs jual beli dolar Singapura di dalam negeri, berikut beberapa data yang diambil dari situs resmi bank nasional pada pukul 10:15 WIB.
Kesepakatan dagang fase I antara Amerika Serikat (AS) dengan China masih menjadi isu utama yang menggerakkan pasar mata uang. Dalam beberapa pekan ke depan, kesepakatan tersebut sepertinya akan ditandatangani.
Presiden AS, Donald Trump, pada hari Selasa (24/12/2019) menyebut kesepakatan dagang fase I sudah hampir selesai, dan akan ada upacara penandatanganan dengan Presiden China Xi Jinping.
"Ya, kami akan mengadakan upacara penandatanganan," kata Trump kepada wartawan, seperti dilansir dari Reuters.
Sehari sebelumnya, CNBC International melaporkan China akan menurunkan bea masuk terhadap 850 produk dari AS mulai 1 Januari.
Baik dolar Singapura maupun rupiah sama-sama mendapat sentimen positif dari kesepakatan dagang kedua negara. Karenanya, kurs dolar Singapura tidak mengalami pergerakan signifikan dalam dua bulan terakhir. Jika dilihat sejak awal November, kurs dolar Singapura bolak balik dalam rentang Rp 10.269,14 sampai Rp 10.372,12.
Perekonomian Negeri Merlion mengalami pelambatan yang signifikan akibat perang dagang AS-China yang sudah berlangsung selama 18 bulan.
Pemerintah Singapura sampai harus memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi tahun ini menjadi 0-1% dibandingkan proyeksi sebelumnya 1,5-2,5%.
Dengan tercapainya kesepakatan dagang fase I, perekonomian global diharapkan akan kembali bangkit dan mengerek naik perekonomian Singapura.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/tas) Next Article Sentuh Rp 16.500/US$, Rupiah Terus Terpuruk
Pada pukul 10:10 WIB, SG$ 1 setara dengan Rp 10.306,27, dolar Singapura menguat 0,09% di pasar spot, melansir data Refinitiv.
Penguatan di pasar spot juga berdampak pada kurs jual beli dolar Singapura di dalam negeri, berikut beberapa data yang diambil dari situs resmi bank nasional pada pukul 10:15 WIB.
Bank | Kurs Beli | Kurs Jual |
Bank BNI | 10.347,00 | 10.290,00 |
Bank BRI | 10.267,30 | 10.406,07 |
Bank Mandiri | 10.590,00 | 10.660,00 |
Bank BTN | 10.165,00 | 10.467,00 |
Bank BCA | 10.301,65 | 10.322,08 |
CIMB Niaga | 10.310,00 | 10.320,00 |
Kesepakatan dagang fase I antara Amerika Serikat (AS) dengan China masih menjadi isu utama yang menggerakkan pasar mata uang. Dalam beberapa pekan ke depan, kesepakatan tersebut sepertinya akan ditandatangani.
Presiden AS, Donald Trump, pada hari Selasa (24/12/2019) menyebut kesepakatan dagang fase I sudah hampir selesai, dan akan ada upacara penandatanganan dengan Presiden China Xi Jinping.
"Ya, kami akan mengadakan upacara penandatanganan," kata Trump kepada wartawan, seperti dilansir dari Reuters.
Sehari sebelumnya, CNBC International melaporkan China akan menurunkan bea masuk terhadap 850 produk dari AS mulai 1 Januari.
Baik dolar Singapura maupun rupiah sama-sama mendapat sentimen positif dari kesepakatan dagang kedua negara. Karenanya, kurs dolar Singapura tidak mengalami pergerakan signifikan dalam dua bulan terakhir. Jika dilihat sejak awal November, kurs dolar Singapura bolak balik dalam rentang Rp 10.269,14 sampai Rp 10.372,12.
Perekonomian Negeri Merlion mengalami pelambatan yang signifikan akibat perang dagang AS-China yang sudah berlangsung selama 18 bulan.
Pemerintah Singapura sampai harus memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi tahun ini menjadi 0-1% dibandingkan proyeksi sebelumnya 1,5-2,5%.
Dengan tercapainya kesepakatan dagang fase I, perekonomian global diharapkan akan kembali bangkit dan mengerek naik perekonomian Singapura.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/tas) Next Article Sentuh Rp 16.500/US$, Rupiah Terus Terpuruk
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular