
Luhut ke Tanzania, Emiten BUMN Dapet Proyek di Afrika nih
Sandi Ferry, CNBC Indonesia
18 December 2019 11:03

Jakarta, CNBC Indonesia- Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan melakukan kunjungan ke Tanzania pada Selasa kemarin (17/12/2019). Ini merupakan kunjungan pertamanya ke Afrika setelah terbentuk Satuan Tugas Infrastruktur Indonesia untuk Afrika.
Menurutnya, masih banyak ruang investasi dan kerja sama antara Indonesia-Tanzania, mulai dari infrastruktur, energi, hingga pertambangan. Luhut juga membahas kerja sama ekonomi mengingat Tanzania adalah pendukung pembentukan Prefential Trade Agreement RI-EAC (East African Community).
Sebelumnya pemerintah Indonesia melalui Kemenko Bidang Kemaritiman, menginisiasi pembentukan satuan tugas Infrastruktur Indonesia ke Afrika yang bertujuan mempererat kerjasama kedua negara tersebut.
Dalam pernyataan resmi Kemenko Kemaritiman, disebutkan saat ini beberapa BUMN di Indonesia coba mengambil bagian dari hubungan bilateral tersebut, di antaranya PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) dan Indonesia Eximbank (LPEI) yang telah mengadakan sejumlah pertemuan di Tanzania.
"Untuk membahas teknis proyek, termasuk persiapan studi kelayakan dan skema pembiayaan, semoga pemerintah Tanzania mendukung kerja sama ini," kata Luhut saat bertemu dengan Minister of State Prime Minister Office (Investment), Hon Angela Mbelwa Kairuki, seperti dikutip dari keterangan resmi, Rabu (18/12/2019).
Luhut juga menyambut baik kerja sama potensial dalam pembangunan hotel bintang lima di Dodoma antara WIKA dengan Commonwealth Parliamentary Association (CPA) yang bernilai US$ 33 Juta.
"Sebagai tindak lanjut, WIKA dan Indonesia Eximbank telah melakukan diskusi teknis dengan CPA untuk membahas teknis proyek, termasuk nota kesepahaman, studi kelayakan, dan skema pembiayaan," ujarnya.
Dari sektor energi dan pertambangan, Luhut menyebut telah ada diskusi berkelanjutan antara PT Timah Tbk (TINS) dan STAMICO, perusahaan tambang Tanzania pada November lalu.
"Tentang kerja sama pertambangan untuk mineral yaitu, emas, fosfat dan timah. Timah telah mengirim Letter of Intent ke STAMICO serta draft awal Nota Kesepahaman untuk kerja sama antara kedua pihak," kata Luhur dalam keterangan Kemenko Kemaritiman.
"BUMN Indonesia lainnya, PT Pertamina, yang telah membeli saham mayoritas Maurel & Prom termasuk operasinya untuk produksi gas di Tanzania sejak 2017. Pertamina, melalui operasinya oleh Maurel & Prom berharap untuk meningkatkan produksinya di Tanzania," kata Luhut.
Luhut memaparkan bahwasanya, salah satu cara efektif untuk merangsang perdagangan kedua negara adalah mengurangi hambatan perdagangan tarif melalui pembentukan Perjanjian Perdagangan Preferensial (PTA).
"Jika mungkin, Indonesia ingin mengusulkan untuk membangun PTA bilateral dengan Tanzania. Saya juga mencatat bahwa Tanzania adalah anggota Komunitas Afrika Timur (EAC)," sebut Luhut kepada Minister of Works, Transport and Communications H.E.Isack Mawelwe
Sebagai tindak lanjut, ada kesepakatan pertemuan lanjutan dialog antara Tanzania-Indonesia untuk memperkuat kerja sama dalam bidang ekonomi pada Februari 2020 mendatang.
Menurutnya, masih banyak ruang investasi dan kerja sama antara Indonesia-Tanzania, mulai dari infrastruktur, energi, hingga pertambangan. Luhut juga membahas kerja sama ekonomi mengingat Tanzania adalah pendukung pembentukan Prefential Trade Agreement RI-EAC (East African Community).
Sebelumnya pemerintah Indonesia melalui Kemenko Bidang Kemaritiman, menginisiasi pembentukan satuan tugas Infrastruktur Indonesia ke Afrika yang bertujuan mempererat kerjasama kedua negara tersebut.
Dalam pernyataan resmi Kemenko Kemaritiman, disebutkan saat ini beberapa BUMN di Indonesia coba mengambil bagian dari hubungan bilateral tersebut, di antaranya PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) dan Indonesia Eximbank (LPEI) yang telah mengadakan sejumlah pertemuan di Tanzania.
Luhut juga menyambut baik kerja sama potensial dalam pembangunan hotel bintang lima di Dodoma antara WIKA dengan Commonwealth Parliamentary Association (CPA) yang bernilai US$ 33 Juta.
"Sebagai tindak lanjut, WIKA dan Indonesia Eximbank telah melakukan diskusi teknis dengan CPA untuk membahas teknis proyek, termasuk nota kesepahaman, studi kelayakan, dan skema pembiayaan," ujarnya.
Dari sektor energi dan pertambangan, Luhut menyebut telah ada diskusi berkelanjutan antara PT Timah Tbk (TINS) dan STAMICO, perusahaan tambang Tanzania pada November lalu.
"Tentang kerja sama pertambangan untuk mineral yaitu, emas, fosfat dan timah. Timah telah mengirim Letter of Intent ke STAMICO serta draft awal Nota Kesepahaman untuk kerja sama antara kedua pihak," kata Luhur dalam keterangan Kemenko Kemaritiman.
"BUMN Indonesia lainnya, PT Pertamina, yang telah membeli saham mayoritas Maurel & Prom termasuk operasinya untuk produksi gas di Tanzania sejak 2017. Pertamina, melalui operasinya oleh Maurel & Prom berharap untuk meningkatkan produksinya di Tanzania," kata Luhut.
Luhut memaparkan bahwasanya, salah satu cara efektif untuk merangsang perdagangan kedua negara adalah mengurangi hambatan perdagangan tarif melalui pembentukan Perjanjian Perdagangan Preferensial (PTA).
"Jika mungkin, Indonesia ingin mengusulkan untuk membangun PTA bilateral dengan Tanzania. Saya juga mencatat bahwa Tanzania adalah anggota Komunitas Afrika Timur (EAC)," sebut Luhut kepada Minister of Works, Transport and Communications H.E.Isack Mawelwe
Sebagai tindak lanjut, ada kesepakatan pertemuan lanjutan dialog antara Tanzania-Indonesia untuk memperkuat kerja sama dalam bidang ekonomi pada Februari 2020 mendatang.
(tas/tas) Next Article Luhut Yakin Rupiah Bisa Rp 10.000/US$, Caranya Gimana Pak?
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular