Nasib Korban Jiwasraya: Mau Lapor Erick, Cuma Ketemu Satpam
Muhammad Choirul, CNBC Indonesia
18 December 2019 08:11

Jakarta, CNBC Indonesia - Niat para korban gagal bayar PT Asuransi Jiwasraya (Persero) untuk audiensi di Kantor Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tak berjalan mulus. Mereka harus pulang dengan tangan hampa.
Para nasabah ini tiba secara berangsur-angsur pada Selasa (17/12/2019) sejak pukul 10.30 WIB. Mereka lantas dipersilakan masuk ke dalam Kantor Kementerian BUMN oleh resepsionis.
Salah seorang nasabah Haresh Nandwani mengaku hanya ditemui seorang kepala satpam Kementerian BUMN. Semula, dia mengaku dijanjikan bertemu perwakilan Kementerian BUMN selepas jam makan siang.
Namun, hingga waktu yang dijanjikan, audiensi tak kunjung terlaksana. Hingga sekitar pukul 13.00 WIB, belum ada kepastian terkait audiensi tersebut.
"Tidak ada wakil. Mau ketemu jubir Pak Arya juga tak ada di tempat. Mereka bilang rapat di luar belum kembali. Ketemu staf menteri juga tidak ada yang bisa," ujarnya di hadapan awak media yang menunggu di depan pintu Kementerian BUMN, Selasa (17/12/2019).
Dia berharap setidaknya ada jawaban dari surat permohonan audiensi yang sudah disampaikan kepada Menteri BUMN Erick Thohir.
"Kita harapkan BUMN ada kejelasan. Jangan didiemin aja seperti autopilot. Ini kan milik negara, jangan dibiarkan bangkrut begini musti tanggung jawab dong," bebernya.
Dia menuturkan bahwa rata-rata korban gagal bayar PT Asuransi Jiwasraya (Persero) mengalami nasib serupa.
"Kerugiannya substansial. Rata-rata ini jerih payah kita menabung dari muda sampai masa tua. Kita percayakan ke negara," tandasnya.
Hal senada juga diungkapkan nasabah lain bernama Lee. Dia mengaku setelah upaya yang dilakukan sampai saat ini, belum ada kejelasan dari Kementerian BUMN.
"Security-nya bilang akan bantu jam 1 untuk diketemukan dengan pak arya sebagai staf khususnya pak Erick. Kami tunggu," urainya.
Namun setelah beberapa jam menunggu, ada informasi baru bahwa audiensi tak bisa dilakukan. "Tidak bisa, pak Arya ada meeting lain. Jadi dibatalkan," lanjutnya.
Upaya meminta audiensi sebenarnya bukan hanya kali ini saja dilakukan. Lee mengaku beberapa bulan lalu sudah berupaya melakukan audiensi di era Menteri BUMN Rini Soemarno. Kala itu, yang mereka dapati juga nihil.
Para nasabah yang ingin bertemu dengan perwakilan Kementerian BUMN saat itu hanya ditemui satpam di pos komando security. Kali ini, hal serupa didapatkan namun lebih baik dari sebelumnya karena mereka masih diperkenankan masuk ke dalam kantor Kementerian BUMN.
"Waktu itu kita pernah sekali tidak diterima, kita kunjungan, dan tidak diterima juga waktu jaman ibu Rini," kata Lee.
Nasabah lain, Tomy, berharap gebrakan Menteri BUMN Erick Thohir berdampak positif pada mereka. Dia masih menyimpan kepercayaan pada Erick Thohir.
"Kita berharap menteri baru ini benar-benar serius menangani kasus ini. Ini kan punya negara, saya sangat patuh dengan negara ini. Saya tak percaya swasta apalagi asing. Percayakan BUMN. Jiwasraya karena sesama BUMN masa negara diem kan lucu. Seharusnya menaungi, selesaikan," paparnya.
Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga mengaku, pihaknya memang masih mencari solusi. Karena itu, audiensi dengan para nasabah belum bisa dilakukan.
"Kan kita masih cari solusinya secara baik-baik," kata Arya di Jakarta kemarin.
Arya sendiri tak mengetahui kantornya didatangi para nasabah Jiwasraya. Dia mengaku seharian tengah menjalankan tugas di luar kantor Kementerian BUMN.
Dia lantas menjelaskan bahwa langkah-langkah yang dilakukan BUMN tidak akan melenceng dari kesepakatan yang tertuang dalam rapat di DPR kemarin. Dia juga mendukung langkah Kementerian Keuangan (Kemenkeu) yang akan membawa persoalan ini ke KPK.
"Langkah yang diambil Kemenkeu kita dukung dong, harus kita support. Berarti kan teman-teman di Kemenkeu sudah meneliti juga, makanya masuk ke KPK juga," paparnya.
(sef/sef) Next Article Erick: Restrukturisasi Jalan Terbaik Lepas dari Perampokan
Para nasabah ini tiba secara berangsur-angsur pada Selasa (17/12/2019) sejak pukul 10.30 WIB. Mereka lantas dipersilakan masuk ke dalam Kantor Kementerian BUMN oleh resepsionis.
Salah seorang nasabah Haresh Nandwani mengaku hanya ditemui seorang kepala satpam Kementerian BUMN. Semula, dia mengaku dijanjikan bertemu perwakilan Kementerian BUMN selepas jam makan siang.
"Tidak ada wakil. Mau ketemu jubir Pak Arya juga tak ada di tempat. Mereka bilang rapat di luar belum kembali. Ketemu staf menteri juga tidak ada yang bisa," ujarnya di hadapan awak media yang menunggu di depan pintu Kementerian BUMN, Selasa (17/12/2019).
Dia berharap setidaknya ada jawaban dari surat permohonan audiensi yang sudah disampaikan kepada Menteri BUMN Erick Thohir.
"Kita harapkan BUMN ada kejelasan. Jangan didiemin aja seperti autopilot. Ini kan milik negara, jangan dibiarkan bangkrut begini musti tanggung jawab dong," bebernya.
Dia menuturkan bahwa rata-rata korban gagal bayar PT Asuransi Jiwasraya (Persero) mengalami nasib serupa.
"Kerugiannya substansial. Rata-rata ini jerih payah kita menabung dari muda sampai masa tua. Kita percayakan ke negara," tandasnya.
Hal senada juga diungkapkan nasabah lain bernama Lee. Dia mengaku setelah upaya yang dilakukan sampai saat ini, belum ada kejelasan dari Kementerian BUMN.
"Security-nya bilang akan bantu jam 1 untuk diketemukan dengan pak arya sebagai staf khususnya pak Erick. Kami tunggu," urainya.
Namun setelah beberapa jam menunggu, ada informasi baru bahwa audiensi tak bisa dilakukan. "Tidak bisa, pak Arya ada meeting lain. Jadi dibatalkan," lanjutnya.
Upaya meminta audiensi sebenarnya bukan hanya kali ini saja dilakukan. Lee mengaku beberapa bulan lalu sudah berupaya melakukan audiensi di era Menteri BUMN Rini Soemarno. Kala itu, yang mereka dapati juga nihil.
Para nasabah yang ingin bertemu dengan perwakilan Kementerian BUMN saat itu hanya ditemui satpam di pos komando security. Kali ini, hal serupa didapatkan namun lebih baik dari sebelumnya karena mereka masih diperkenankan masuk ke dalam kantor Kementerian BUMN.
"Waktu itu kita pernah sekali tidak diterima, kita kunjungan, dan tidak diterima juga waktu jaman ibu Rini," kata Lee.
Nasabah lain, Tomy, berharap gebrakan Menteri BUMN Erick Thohir berdampak positif pada mereka. Dia masih menyimpan kepercayaan pada Erick Thohir.
"Kita berharap menteri baru ini benar-benar serius menangani kasus ini. Ini kan punya negara, saya sangat patuh dengan negara ini. Saya tak percaya swasta apalagi asing. Percayakan BUMN. Jiwasraya karena sesama BUMN masa negara diem kan lucu. Seharusnya menaungi, selesaikan," paparnya.
Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga mengaku, pihaknya memang masih mencari solusi. Karena itu, audiensi dengan para nasabah belum bisa dilakukan.
"Kan kita masih cari solusinya secara baik-baik," kata Arya di Jakarta kemarin.
Arya sendiri tak mengetahui kantornya didatangi para nasabah Jiwasraya. Dia mengaku seharian tengah menjalankan tugas di luar kantor Kementerian BUMN.
Dia lantas menjelaskan bahwa langkah-langkah yang dilakukan BUMN tidak akan melenceng dari kesepakatan yang tertuang dalam rapat di DPR kemarin. Dia juga mendukung langkah Kementerian Keuangan (Kemenkeu) yang akan membawa persoalan ini ke KPK.
"Langkah yang diambil Kemenkeu kita dukung dong, harus kita support. Berarti kan teman-teman di Kemenkeu sudah meneliti juga, makanya masuk ke KPK juga," paparnya.
(sef/sef) Next Article Erick: Restrukturisasi Jalan Terbaik Lepas dari Perampokan
Most Popular